je_tek
12th October 2017, 09:49 AM
https://img.kumpar.com/kumpar/image/upload/c_fill,g_face,f_jpg,q_auto,fl_progressive,fl_lossy ,w_800/l1mdhdpthuhtpaghdm6z.jpg
Pelaksanaan Ground Breaking TOD (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di DKI Jakarta patut bergembira. Pasalnya, kuota hunian vertikal dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) untuk MBR semakin bertambah.
Perlu diketahui pada saat pembangunan hunian berkonsep TOD pertama di Stasium Tanjung Barat pada akhir Agustus 2017 lalu, kuota hunian untuk MBR hanya sebesar 25%.
Sementara pembangunan hunian vertikal berkonsep TOD kedua di Stasiun Pondok Cina di Depok, kuota untuk MBR naik menjadi 30%. Sementara pada hari ini, pembangunan hunian vertikal berkonsep TOD di Stasiun Pasar Senen, Stasiun Juanda, dan Stasiun Tanah Abang, kuota untuk MBR di atas 30%.
"Kemarin waktu di Stasiun Pondok Cina Depok saya minta untuk MBR harus dapat disediakan 30%. Ternyata di Stasiun Juanda dan Stasiun Tanah Abang bisa 35%," kata Menteri BUMN Rini Soemarno di Stasiun Juanda, Selasa (10/10).
Dia pun menceritakan, selain meminta kuota sebesar 30% hunian yang dibangun oleh BUMN ditujukan ke MBR, dirinya juga meminta bahan material yang digunakan untuk pembangunan hunian MBR harus berkualitas.
"Pada dasarnya kualitas bangunan, semestinya harganya Rp 9 juta. Tapi saya minta Rp 7 juta saja. Luas bangunan yang semula hanya 22 meter persegi, saya minta besarkan jadi 32 meter persegi," paparnya.
Untuk pembangunan hunian vertikal berkonsep TOD selanjutnya, Rini masih akan meminta BUMN yang menggarap tetap mempertahankan kualitas dan relatif luas, namun dengan harga yang terjangkau.
"Nanti ada pembangunan hunian TOD di Stasiun Manggarai yang pembangunannya di atas lahan 60 hektar. Nanti di sana akan lebih banyak untuk hunian MBR," tegas Rini.
https://kumparan.com/michael-agustinus/kuota-rusun-untuk-masyarakat-berpenghasilan-rendah-makin-banyak
Pelaksanaan Ground Breaking TOD (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di DKI Jakarta patut bergembira. Pasalnya, kuota hunian vertikal dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) untuk MBR semakin bertambah.
Perlu diketahui pada saat pembangunan hunian berkonsep TOD pertama di Stasium Tanjung Barat pada akhir Agustus 2017 lalu, kuota hunian untuk MBR hanya sebesar 25%.
Sementara pembangunan hunian vertikal berkonsep TOD kedua di Stasiun Pondok Cina di Depok, kuota untuk MBR naik menjadi 30%. Sementara pada hari ini, pembangunan hunian vertikal berkonsep TOD di Stasiun Pasar Senen, Stasiun Juanda, dan Stasiun Tanah Abang, kuota untuk MBR di atas 30%.
"Kemarin waktu di Stasiun Pondok Cina Depok saya minta untuk MBR harus dapat disediakan 30%. Ternyata di Stasiun Juanda dan Stasiun Tanah Abang bisa 35%," kata Menteri BUMN Rini Soemarno di Stasiun Juanda, Selasa (10/10).
Dia pun menceritakan, selain meminta kuota sebesar 30% hunian yang dibangun oleh BUMN ditujukan ke MBR, dirinya juga meminta bahan material yang digunakan untuk pembangunan hunian MBR harus berkualitas.
"Pada dasarnya kualitas bangunan, semestinya harganya Rp 9 juta. Tapi saya minta Rp 7 juta saja. Luas bangunan yang semula hanya 22 meter persegi, saya minta besarkan jadi 32 meter persegi," paparnya.
Untuk pembangunan hunian vertikal berkonsep TOD selanjutnya, Rini masih akan meminta BUMN yang menggarap tetap mempertahankan kualitas dan relatif luas, namun dengan harga yang terjangkau.
"Nanti ada pembangunan hunian TOD di Stasiun Manggarai yang pembangunannya di atas lahan 60 hektar. Nanti di sana akan lebih banyak untuk hunian MBR," tegas Rini.
https://kumparan.com/michael-agustinus/kuota-rusun-untuk-masyarakat-berpenghasilan-rendah-makin-banyak