View Full Version : Ketahuilah Penyebab Industri Kaca Lokal Masih Sedikit


bebex
1st February 2018, 07:10 PM
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Ngakan Timur Antara mengatakan, rendahnya produsen kaca itu membuat produk luar negeri ramai memasuki pasar Tanah Air.

“Untuk produk kaca lembaran, produsen domestik itu masih relatif rendah. Jumlahnya yang hanya tiga perusahaan itu belum mencukupi kebutuhan dan permintaan domestik,” kata Ngakan saat berkunjung ke Balai Besar Keramik di Bandung, Jumat (10/11) lalu.

Menurutnya, tiga produsen lembaran kaca itu yakni PT Asahimas Glass Tbk, PT Mulia Glass, dan PT Tossa Shakti. Meski dibanjiri produk luar negeri, namun setiap produk luar negeri itu diharuskan mengantongi sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI). Stempel SNI itu melalui serangkaian pengetesan dan pengujian dari Balai Besar Keramik.

Padahal, industri harga kaca (http://www.bosharga.com/harga-kaca-bening-tempered/) ini akan ikut terbawa jika sektor properti dan otomotif menunjukkan perkembangan yang signifikan. Selain itu, proyek infrastruktur seperti pembangunan bandar udara kini membutuhkan tempered glass yang memberikan pengamanan.

“Terbaru, produk kaca ini terpakai di bandara Makassar. Dan rencananya, proyek BIJB (Bandara Internasional Jawa Barat) Kertajati pun membutuhkan banyak produk kaca. Pengujiannya nanti di sini (Balai Besar Keramik), tapi pemasoknya tentu merupakan supplier yang menang tender nanti,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Keramik Supomo menyebutkan pihaknya melakukan pengujian untuk empat komoditas.

baca juga : harga pipa PVC (http://www.bosharga.com/harga-pipa-pvc-pipa-besi-paralon/)

Setiap produk asal domestik dan luar negeri yang akan diedarkan di Tanah Air ini wajib mengantongi SNI. Keempat komoditas itu yakni kaca dan produk olahan turunannya, ubin, tableware, serta saniter.

“Yang berwenang memberikan sertifikat SNI itu kita. Karena kita memiliki lembaga sertifikasi produk dan laboratorium uji. Memang ada juga LSPro (Lembaga Sertifikasi Produk) swasta, namun umumnya mereka tidak memiliki lab uji. Agar tidak memonopoli, LSPro pun bisa memberikan SNI jika mereka memiliki MoU dengan lab uji kita,” jelasnya.

Sejauh ini, Supomo menyebutkan pihaknya memiliki klien LSPro ini sebanyak 220 lembaga. Mayoritas, LSPro swasta itu untuk mengurusi produk ular negeri. Sekitar 130 lembaga itu menguji produk luar negeri. Sisanya, mereka melakukan pengujiak produk dalam negeri.

Sebagai lembaga penelitian dan pengembangan, pada rentang waktu 2014-2017 itu pihaknya melakukan ribuan pengujian.

related : harga pompa air (http://www.bosharga.com/harga-mesin-pompa-air/)

Rinciannya, untuk produk ubin keramik sebanyak 467-620 sampel/tahun, kaca (2017-354 sampel/tahun), tableware (179-247 sampel/tahun), saniter (118-162 sampel/tahun), refraktori (64-316 sampel/tahun), dan bahan baku (137-371 sampel/tahun).

“Terbaru, untuk kaca yang dipakai di mobil Wuling itu kita yang memberikan sertifikat kayak pakainya. Nanti, pembangunan BIJB Kertajati pun sebagian besar akan memakai produk kaca yang lolos uji dari sini,” ujar Supomo.