rizalcopy
12th February 2018, 10:12 AM
Diantara Anda pasti mengenal mesin fotocopy. Anda juga mungkin menggunakannya. Bagaimana pun, mesin fotocopy sudah menjadi tren utama mesin c kertas. Mesin fotocopy (http://rzlfotocopy.com) menjadi mesin pengganda tercepat saat ini, dalam hitungan detik kita bisa menghasilkan print out yang sama persis dengan aslinya dan biaya yang murah.
Dari buku-buku, majalah, surat kabar, hingga selebaran yang kita baca setiap saat semua pasti melalui tahap penggandaan. Tetapi, pernahkah Anda membayangkan bagaimana mesin tersebut bisa melakukan hal tersebut?
Sejarah Xerography pada tahun 1937, fisikawan Bulgaria, Georgi Nadjakov menemukan fakta bahwa, ketika ditempatkan dalam medan listrik dan dikenai cahaya, beberapa bahan elektrik mendapatkan polarisasi listrik di daerah-daerah yang terbuka, dengan kata lain polarisasi berperilaku tetap dalam gelap dan hancur /melebur dalam cahaya.
Chester Carlson, penemu fotokopi, pada awalnya seorang pengacara hak paten, serta bekerja paruh waktu sebagai peneliti dan penemu. Pekerjaannya di kantor hak paten di New York mengharuskannya untuk membuat banyak salinan makalah penting.
Carlson mengakui bahwa kebiasaan yang dia lakukan sehari-hari itu membosankan tidak efisien, dan menguras tenaga. Hal ini membuat dirinya melakukan eksperimen dengan fotokonduktif. Carlson menggunakan dapurnya untuk melakukan eksperimen “electrophotography”, pada tahun 1938, ia mengajukan permohonan untuk proses paten. Dia membuat fotocopy pertama menggunakan plat seng ditutupi dengan belerang.
Kata-kata pertama “10-22-38 Astoria” yang ditulis di slide mikroskop, ditempatkan di atas belerang dan di bawah cahaya terang. Setelah slide telah dihapus, citra cermin dari kata-kata tetap. Carlson mencoba menjual penemuannya kepada beberapa perusahaan, tapi gagal karena proses masih terlalu terbelakang/konvensional.
Pada zamn itu, banyak salinan yang sering dibuat dengan menggunakan kertas karbon atau mesin duplikasi manual, dan orang belum melihat kebutuhan untuk mesin elektronik. Antara 1939 dan 1944, Carlson itu telah ditolak oleh lebih dari 20 perusahaan, termasuk IBM dan General Electric.
Pada tahun 1944, Battelle Memorial Institute, sebuah organisasi nirlaba di Columbus, Ohio, Carlson dikontrak untuk memperbaiki penemuannya.
Selama lima tahun, lembaga ini melakukan eksperimen untuk meningkatkan proses electrophotography. Pada 1947, Haloid Corporation (perusahaan kecil i di New York yang memproduksi dan menjual kertas foto) mendekati Battelle untuk mendapatkan lisensi untuk mengembangkan dan memasarkan mesin fotokopi berbasis pada teknologi ini.
Haloid merasa bahwa kata “electrophotography” terlalu rumit dan tidak memiliki makna yang baik. Setelah berkonsultasi dengan seorang profesor bahasa klasik di Ohio State University, Haloid dan Carlson mengubah nama proses tersebut sebagai “xerografi,” yang berasal dari kata Yunani yang berarti “dry writing.” Haloid menciptakan mesin fotokopi baru bernama “Xerox Machines” dan, pada 1948, kata “Xerox” menjadi nama merek dagang. Haloid akhirnya berubah nama menjadi Xerox Corporation.
Pada 1949, Xerox Corporation memperkenalkan mesin fotokopi xerographic pertama yang disebutnya Model A. Xerox menjadi begitu sukses, di Amerika Utara, fotocopy menjadi populer dan dikenal sebagai “xeroxing.” Xerox telah berjuang secara aktif untuk mencegah “Xerox” dari penyamaan merek dagang. Sementara kata “Xerox” sudah muncul di beberapa kamus sebagai sinonim untuk fotocopy.
Cara Kerja
Untuk melakukan sebuah proses duplikasi dari dokumen asli menjadi dokumen hasil salinan, mesin fotokopi bekerja melalui berbagai tahapan, yaitu sebagai berikut:
1. Pengisian muatan: silinder drum elektrostatis dalam mesin dialiri oleh suatu kawat bertegangan tinggi yang disebut kawat korona (corona wire) atau kawat bermuatan. Drum memiliki lapisan bahan yang bersifat fotokonduktif. Sebuah photoconductor merupakan sebuah semikonduktor yang bisa menjadi konduktif ketika terkena cahaya.
2. Penangkapan: Sebuah lampu terang menerangi dokumen asli, dan area putih dokumen asli (area yang tidak terkena tinta) meneruskan cahaya ke permukaan drum fotokonduktif. Bidang drum yang terkena cahaya menjadi konduktif, sehingga dibuang menuju ground. Luasan drum yang tidak terkena cahaya (bagian tulisan/area hitam dari dokumen asli) tetap bermuatan negatif. Hasilnya adalah sebuah gambar listrik laten di permukaan drum.
3. Pencitraan: Toner bermuatan positif. Ketika toner dimuntahkan ke drum untuk mendapatkan citra, toner tersebut tertarik dan meresap ke daerah-daerah yang bermuatan negatif (wilayah hitam).
4. Pemindahan: Toner yang dihasilkan gambar pada permukaan drum ditransfer/dipindahkan dari drum ke sehelai kertas yang mempunyai muatan negatif lebih tinggi daripada permukaan drum.
5. Pengeringan: Toner meleleh dan menempel pada kertas karena panas dan tekanan rol.
Proses di atas merupakan contoh mesin fotocopy dengan sebuah drum dan kertas bermuatan negatif, serta toner bermuatan positif seperti yang terdapat dalam mesin fotocopy digital saat ini. Beberapa mesin fotokopi jadul, yang kebanyakan masih analog, menggunakan drum dan kertas bermuatan positif, dan serta toner bermuatan negatif.
Dari buku-buku, majalah, surat kabar, hingga selebaran yang kita baca setiap saat semua pasti melalui tahap penggandaan. Tetapi, pernahkah Anda membayangkan bagaimana mesin tersebut bisa melakukan hal tersebut?
Sejarah Xerography pada tahun 1937, fisikawan Bulgaria, Georgi Nadjakov menemukan fakta bahwa, ketika ditempatkan dalam medan listrik dan dikenai cahaya, beberapa bahan elektrik mendapatkan polarisasi listrik di daerah-daerah yang terbuka, dengan kata lain polarisasi berperilaku tetap dalam gelap dan hancur /melebur dalam cahaya.
Chester Carlson, penemu fotokopi, pada awalnya seorang pengacara hak paten, serta bekerja paruh waktu sebagai peneliti dan penemu. Pekerjaannya di kantor hak paten di New York mengharuskannya untuk membuat banyak salinan makalah penting.
Carlson mengakui bahwa kebiasaan yang dia lakukan sehari-hari itu membosankan tidak efisien, dan menguras tenaga. Hal ini membuat dirinya melakukan eksperimen dengan fotokonduktif. Carlson menggunakan dapurnya untuk melakukan eksperimen “electrophotography”, pada tahun 1938, ia mengajukan permohonan untuk proses paten. Dia membuat fotocopy pertama menggunakan plat seng ditutupi dengan belerang.
Kata-kata pertama “10-22-38 Astoria” yang ditulis di slide mikroskop, ditempatkan di atas belerang dan di bawah cahaya terang. Setelah slide telah dihapus, citra cermin dari kata-kata tetap. Carlson mencoba menjual penemuannya kepada beberapa perusahaan, tapi gagal karena proses masih terlalu terbelakang/konvensional.
Pada zamn itu, banyak salinan yang sering dibuat dengan menggunakan kertas karbon atau mesin duplikasi manual, dan orang belum melihat kebutuhan untuk mesin elektronik. Antara 1939 dan 1944, Carlson itu telah ditolak oleh lebih dari 20 perusahaan, termasuk IBM dan General Electric.
Pada tahun 1944, Battelle Memorial Institute, sebuah organisasi nirlaba di Columbus, Ohio, Carlson dikontrak untuk memperbaiki penemuannya.
Selama lima tahun, lembaga ini melakukan eksperimen untuk meningkatkan proses electrophotography. Pada 1947, Haloid Corporation (perusahaan kecil i di New York yang memproduksi dan menjual kertas foto) mendekati Battelle untuk mendapatkan lisensi untuk mengembangkan dan memasarkan mesin fotokopi berbasis pada teknologi ini.
Haloid merasa bahwa kata “electrophotography” terlalu rumit dan tidak memiliki makna yang baik. Setelah berkonsultasi dengan seorang profesor bahasa klasik di Ohio State University, Haloid dan Carlson mengubah nama proses tersebut sebagai “xerografi,” yang berasal dari kata Yunani yang berarti “dry writing.” Haloid menciptakan mesin fotokopi baru bernama “Xerox Machines” dan, pada 1948, kata “Xerox” menjadi nama merek dagang. Haloid akhirnya berubah nama menjadi Xerox Corporation.
Pada 1949, Xerox Corporation memperkenalkan mesin fotokopi xerographic pertama yang disebutnya Model A. Xerox menjadi begitu sukses, di Amerika Utara, fotocopy menjadi populer dan dikenal sebagai “xeroxing.” Xerox telah berjuang secara aktif untuk mencegah “Xerox” dari penyamaan merek dagang. Sementara kata “Xerox” sudah muncul di beberapa kamus sebagai sinonim untuk fotocopy.
Cara Kerja
Untuk melakukan sebuah proses duplikasi dari dokumen asli menjadi dokumen hasil salinan, mesin fotokopi bekerja melalui berbagai tahapan, yaitu sebagai berikut:
1. Pengisian muatan: silinder drum elektrostatis dalam mesin dialiri oleh suatu kawat bertegangan tinggi yang disebut kawat korona (corona wire) atau kawat bermuatan. Drum memiliki lapisan bahan yang bersifat fotokonduktif. Sebuah photoconductor merupakan sebuah semikonduktor yang bisa menjadi konduktif ketika terkena cahaya.
2. Penangkapan: Sebuah lampu terang menerangi dokumen asli, dan area putih dokumen asli (area yang tidak terkena tinta) meneruskan cahaya ke permukaan drum fotokonduktif. Bidang drum yang terkena cahaya menjadi konduktif, sehingga dibuang menuju ground. Luasan drum yang tidak terkena cahaya (bagian tulisan/area hitam dari dokumen asli) tetap bermuatan negatif. Hasilnya adalah sebuah gambar listrik laten di permukaan drum.
3. Pencitraan: Toner bermuatan positif. Ketika toner dimuntahkan ke drum untuk mendapatkan citra, toner tersebut tertarik dan meresap ke daerah-daerah yang bermuatan negatif (wilayah hitam).
4. Pemindahan: Toner yang dihasilkan gambar pada permukaan drum ditransfer/dipindahkan dari drum ke sehelai kertas yang mempunyai muatan negatif lebih tinggi daripada permukaan drum.
5. Pengeringan: Toner meleleh dan menempel pada kertas karena panas dan tekanan rol.
Proses di atas merupakan contoh mesin fotocopy dengan sebuah drum dan kertas bermuatan negatif, serta toner bermuatan positif seperti yang terdapat dalam mesin fotocopy digital saat ini. Beberapa mesin fotokopi jadul, yang kebanyakan masih analog, menggunakan drum dan kertas bermuatan positif, dan serta toner bermuatan negatif.