vaporan
16th April 2018, 10:12 AM
Pemerintah lewat Direktorat Jenderal Bea serta Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan meyakinkan pada 1 Juli 2018 juga akan kenakan tarif cukai 57% pada likuid atau essence sebagai perasa pada rokok elektrik (vape/e-sigaret).
Bagaimana kondisi serta keadaan usaha rokok elektrik sendiri di Indonesia?
Menurut Kepala Humas Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), Rhomedal, usaha usaha rokok elektrik di Indonesia masih tetap begitu menjanjikan walau belumlah ada ketentuan resmi dari pemerintah.
Menjanjikannya usaha ini karena mulai sejak booming pada 2013, hingga sekarang ini jumlah toko vape yang beroperasi di Indonesia baik yang masuk dalam anggota APVI ataupun tidak sejumlah 3. 500, serta dari sisi individu selalu jadi bertambah.
" Sesungguhnya gini, jumlah anggota APVI selalu jadi bertambah, kita kan saat ini sekali lagi bergandengan, jadi dahulu di tiap-tiap daerah ada sendiri tuch, umpamanya Tangerang miliki AVTA, Banten miliki AVB, Bandung miliki AVB, saat ini kita gandeng satu per satu serta jumlahnya benar-benar besar, " kata Rhomedal waktu dihubungi detikFinance, Jakarta, Sabtu (4/11/2017).
Dia mengaku, usaha atau usaha vape di Indonesia ini masih tetap belum juga mempunyai ketentuan yang pasti karena belum juga ada ketentuan dari pemerintah. Tetapi, dianya mempunyai meyakinkan jadi asosiasi yang telah berdiri mulai sejak 2013 mengaplikasikan standarisasi untuk beberapa toko vape di Indonesia.
" Bila deskripsi seperti UMKM, dalam makna masih tetap beberapa toko fisik, belum juga miliki standard yang pasti, karna kan pemerintah belum juga miliki regulasi, toko yang masuk di APVI ini toko yang standarisasinya telah terang, bila umpamanya di Indonesia bila kita kalkulasi kasar itu ada sekitaran 3. 500 toko, " lebih dia.
Dari 3. 500 toko ini paling tidak untuk Jabodetabek sekitaran 1. 000-an, sedang bekasnya menyebar nyaris di semua Indonesia. Menurut Rhomedal, standarisasi yang sudah diputuskan asosiasi yaitu dengan memberikan sebagian info kalau ada tulisan APVI, tulisan no drugs, tulisan 18+ serta no under age, bahkan juga diharuskan untuk mempunyai toko off line untuk hindari penyalah gunaan untuk anak dibawah umum.
" Maka dari itu beberapa toko di APVI ini tidak konsentrasi jualan on-line, anak kecil masuk toko APVI itu tentu diusir, tidak bisa masuk. Umumnya anak kecil ini kan belanjanya di pasar pagi, di pedagangan yang buka karpet, itu diluar standard APVI, " ungkap dia.
Dia mengungkap, dari sekitaran 3. 500 toko rokok elektrik di Indonesia di pastikan juga akan memberi penerimaan bidang cukai yang cukup tinggi. Sebab, harga likuid yang mengedar di Indonesia ada dikisaran Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu, serta tinggal dikalikan tarif cukai yang sebesar 57%.
Bukan sekedar itu, toko rokok elektrik juga menolong pemerintah dalam membuat lapangan pekerjaan untuk orang-orang yang memerlukan. Pasalnya, tiap-tiap satu toko memerlukan sekitaran dua orang penjaga sampai lebih dari enam orang penjaga toko.
" Nah selalu dari sisi perekonomian dari 3. 500 dengan lihat harga likuid satu botol 60 ml Rp 100-Rp 200 ribu, kita kalkulasi cukainya itu juga akan jadi pemasukan pemerintah yang lumayan besar. Jadi begitu bijaksana bila pemerintah membikinkan regulasinya cukai, menjanjikan-menjanjikan, " terang dia.
Bacalah juga : harga helm nhk road fighter (http://www.hargavapor.info/harga-helm-nhk/) - cara menghisap vapor agar asapnya banyak (http://www.hargavapor.info/cara-menghisap-vapor/)
Walau sekian, Rhomedal memberi pesan pada pemerintah untuk buka diri melihat rokok elektrik di Indonesia. Di negara-negara maju seperti Inggris serta Prancis menyebutkan kalau rokok elektrik lebih aman dibanding rokok konvensional.
" Negara Inggris telah keluarkan statement bila vape 95% lebih aman dari rokok, di Paris juga telah ada uji lab yang menyebutkan tambah lebih sehat, beberapa orang Indonesia yakin dengan hasil rontgen mereka yang fleknya dapat dibuktikan hilang, " tutup dia.
Bagaimana kondisi serta keadaan usaha rokok elektrik sendiri di Indonesia?
Menurut Kepala Humas Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), Rhomedal, usaha usaha rokok elektrik di Indonesia masih tetap begitu menjanjikan walau belumlah ada ketentuan resmi dari pemerintah.
Menjanjikannya usaha ini karena mulai sejak booming pada 2013, hingga sekarang ini jumlah toko vape yang beroperasi di Indonesia baik yang masuk dalam anggota APVI ataupun tidak sejumlah 3. 500, serta dari sisi individu selalu jadi bertambah.
" Sesungguhnya gini, jumlah anggota APVI selalu jadi bertambah, kita kan saat ini sekali lagi bergandengan, jadi dahulu di tiap-tiap daerah ada sendiri tuch, umpamanya Tangerang miliki AVTA, Banten miliki AVB, Bandung miliki AVB, saat ini kita gandeng satu per satu serta jumlahnya benar-benar besar, " kata Rhomedal waktu dihubungi detikFinance, Jakarta, Sabtu (4/11/2017).
Dia mengaku, usaha atau usaha vape di Indonesia ini masih tetap belum juga mempunyai ketentuan yang pasti karena belum juga ada ketentuan dari pemerintah. Tetapi, dianya mempunyai meyakinkan jadi asosiasi yang telah berdiri mulai sejak 2013 mengaplikasikan standarisasi untuk beberapa toko vape di Indonesia.
" Bila deskripsi seperti UMKM, dalam makna masih tetap beberapa toko fisik, belum juga miliki standard yang pasti, karna kan pemerintah belum juga miliki regulasi, toko yang masuk di APVI ini toko yang standarisasinya telah terang, bila umpamanya di Indonesia bila kita kalkulasi kasar itu ada sekitaran 3. 500 toko, " lebih dia.
Dari 3. 500 toko ini paling tidak untuk Jabodetabek sekitaran 1. 000-an, sedang bekasnya menyebar nyaris di semua Indonesia. Menurut Rhomedal, standarisasi yang sudah diputuskan asosiasi yaitu dengan memberikan sebagian info kalau ada tulisan APVI, tulisan no drugs, tulisan 18+ serta no under age, bahkan juga diharuskan untuk mempunyai toko off line untuk hindari penyalah gunaan untuk anak dibawah umum.
" Maka dari itu beberapa toko di APVI ini tidak konsentrasi jualan on-line, anak kecil masuk toko APVI itu tentu diusir, tidak bisa masuk. Umumnya anak kecil ini kan belanjanya di pasar pagi, di pedagangan yang buka karpet, itu diluar standard APVI, " ungkap dia.
Dia mengungkap, dari sekitaran 3. 500 toko rokok elektrik di Indonesia di pastikan juga akan memberi penerimaan bidang cukai yang cukup tinggi. Sebab, harga likuid yang mengedar di Indonesia ada dikisaran Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu, serta tinggal dikalikan tarif cukai yang sebesar 57%.
Bukan sekedar itu, toko rokok elektrik juga menolong pemerintah dalam membuat lapangan pekerjaan untuk orang-orang yang memerlukan. Pasalnya, tiap-tiap satu toko memerlukan sekitaran dua orang penjaga sampai lebih dari enam orang penjaga toko.
" Nah selalu dari sisi perekonomian dari 3. 500 dengan lihat harga likuid satu botol 60 ml Rp 100-Rp 200 ribu, kita kalkulasi cukainya itu juga akan jadi pemasukan pemerintah yang lumayan besar. Jadi begitu bijaksana bila pemerintah membikinkan regulasinya cukai, menjanjikan-menjanjikan, " terang dia.
Bacalah juga : harga helm nhk road fighter (http://www.hargavapor.info/harga-helm-nhk/) - cara menghisap vapor agar asapnya banyak (http://www.hargavapor.info/cara-menghisap-vapor/)
Walau sekian, Rhomedal memberi pesan pada pemerintah untuk buka diri melihat rokok elektrik di Indonesia. Di negara-negara maju seperti Inggris serta Prancis menyebutkan kalau rokok elektrik lebih aman dibanding rokok konvensional.
" Negara Inggris telah keluarkan statement bila vape 95% lebih aman dari rokok, di Paris juga telah ada uji lab yang menyebutkan tambah lebih sehat, beberapa orang Indonesia yakin dengan hasil rontgen mereka yang fleknya dapat dibuktikan hilang, " tutup dia.