View Full Version : Yuk Simak Keagungan Budaya dalam Dieng Culture Festival


ciptarumah
28th October 2018, 08:25 PM
Pengunjung Dieng Culture Festival (DCF) 2017 disajikan 17 kesenian asli Dieng dalam pertunjukan Kirab Budaya, Sabtu (5/8/2017).
Baca juga : contoh teks eksplanasi budaya (http://pengertianparaahli.com/contoh-teks-eksplanasi/)

Pertunjukan itu dikerjakan di dua tempat panggung dalam kompleks Candi Arjuna. Koordinator Bagian Kesenian DCF, Yuna, menjelaskan jika ke-10 kesenian tradisionil itu terdiri jadi tiga kelompok, yaitu sendratari, pagelaran musik tardisional, sampai seni bela diri. Kesenian tradisionil yang sedianya dipertunjukkan diantaranya Tari Topeng Karangsari, Tari Lengganis, Tari Wakayu, Tari Gendek, Tari Gobyok Jaranan, Tari Topeng Ireng, Tari Lengger Sriwidodo, Sri Aji Senggani, Anggok Dieng Wetan, Cepin Tambak Sari Sidengok, Kubro Siswo Kejajar. "Malamnya akan ada sendratari anak gembel, utamanya mengenai cerita legenda asal muasal anak gembel," kata Yuna. Tidak hanya tari, ada seni bela diri Rampak Yakso serta Rodhad Siglagah. Drama Kuda Kepang Cenderung serta Panji Cakil ikut memeriahkan agenda parade budaya Dieng. "Seni musik tradisionil gamelan jadi pengiring, ada juga musik Kecapi Banjarnegara," katanya.
Artikel Terkait :*ciri ciri teks eksplanasi (http://pengertianparaahli.com/struktur-teks-eksplanasi/)

Krisis kader muda seperti yang berlangsung pada daerah lainnya, nyatanya ikut merubah nasib kearifan lokal Dieng yang seolah sudah masuk waktu senja. Salah satunya sebabnya yaitu, minat pemuda Dieng yang makin surut untuk melesatrikan budaya kesenian ditempat. Perihal ini diutarakan oleh ketua grup sanggar tari Kecamatan Kejajar, Sugiyo Ma'rifat (38). Menurut dia, butuh taktik dalam pengkaderan seniman muda, salah satunya yaitu mainkan rumor. "Jadi saya janjikan saat ada pemuda yang ingin pengetahuan pengasih serta kebal, mesti belajar tari Kubro Siswo dahulu," tuturnya. Meskipun mengikutkan klenik, selama pengalamannya, langkah tersebut dipandang tepat serta mempunyai dampak berturut-turut yang positif. "Pengetahuan kebatinan kan miliki pantangan, umumnya yang negatif-negatif seperti mabuk-mabukan serta zina, bertambah baik lah sikapnya," katanya. Berkaitan dengan arti tarian, Kubro Siswo ialah tarian magis yang bercerita perjuangan Kiai Kolodete waktu buka tanah perdikan di Dieng. Ada banyak ciri-ciri antagonis seperti Buto, Macan, Banteng dari bangsa lelembut. "Diakhir tarian, ada anak-anak kecil menari menjadi lambang perayaan atas kemenangan Kiai Kolodete menantang bangsa lelembut Dieng," ujarnya.