steven99
12th January 2019, 06:29 PM
Kepolisian Daerah Jawa Timur memastikan pimpinan Padepokan Dimas Kanjeng Patuh Pribadi, jadi terduga perkara pembunuhan.
Dimas Kanjeng Patuh Pribadi dikira dalang dibalik kematian dua sisa pengikutnya yg mayatnya diketemukan di dua tempat tidak sama ialah di Probolinggo, Jawa Timur, Februari 2016 ; serta Wonogiri, Jawa Tengah, pada April 2016.
Tidak cuman Patuh, polisi ikut memastikan sembilan orang yang lain jadi pelaku eksekusi atau orang yg ikut serta mendukung pembunuhan memiliki rencana itu, jadi terduga. Beberapa orang yang lain yg turut serta pembunuhan tetap buron. Tidak cuman menyelidiki perkara pembunuhan, polisi mendalami perkiraan penipuan dengan modus penggandaan uang yg dilaksanakan Dimas Kanjeng Patuh Pribadi.
Baca Juga :*sholawat nariyah latin (http://www.gopintar.com/sholawat-nariyah/)
Padepokan Dimas Kanjeng Patuh Pribadi yg terdapat di Dusun Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Probolinggo, Jawa Timur, berdiri sejak mulai 2005. Patuh Pribadi diyakini oleh banyak pengikutnya punyai kapabilitas menduplikasikan uang dengan ketentuan pengikutnya menyerahkan mahar beberapa uang juta-an rupiah serta membaca amalan atau wirid.
Beberapa ribu pengikut Patuh menyebar di semuanya Indonesia. Mereka tidak hanya warga biasa, tokoh nasional ada sebagai pengikut Patuh.
Satu diantaranya eks orang politik Partai Golkar yg saat ini berubah menjadi ketua DPP Partai Gerindra, juga sekaligus anggota Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia, Marwah Daud Ibrahim. Sisa Anggota DPR itu bahkan juga saat ini berubah menjadi Ketua Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Patuh Pribadi.
Tetapi, Majelis Ulama Indonesia Jawa Timur mengemukakan ada ketidakpasan dalam praktik yg dilaksanakan oleh Patuh Pribadi, terlebih ajaran bacaan dzikir serta salawat dengan maksud menduplikasikan uang.
" Kami menemukannya selebaran berisi 20 bacaan yg di ajarkan padepokan ini. Satu diantaranya dimaksud salawat fulus, ” kata Ketua MUI Jawa Timur, Abdusshomad Buchori.
Salawat merupakan bacaan pujian pada Nabi Muhammad SAW. Dan fulus adalah kata dari bahasa Arab yg bermakna uang. Salawat fulus itu berbahasa Arab tetapi ditulis dengan huruf latin. Menurut Abdusshomad, ada beberapa kata atau kalimat dalam salawat itu yg kurang pas tata bahasa Arab.
Bacaan salawat fulus itu merupakan : “Allohumma sholli ‘ala sayyidina Muhammadanil mab’uwtsi solatan tadribu biha amwalu wal fulusu wamalbusu wal madh’umu biadadi wa nafasin baynahum ya faihun ya faihun ya rojiun. ”
Disaksikan dari maknanya, menurut Abdusshomad, bacaan salawat itu berisi impian agar dapat dapatkan uang atau harta berlimpah.
Simak Juga :*bacaan sholawat nabi (http://www.gopintar.com/sholawat-nabi/)
“Yang mempunyai arti, mudah-mudahan Allah berikan berkah pada Nabi Muhammad yg dapat melipatgandakan atau meningkatkan harta, uang, kemeja, serta makanan sejumlah banyaknya nafas pada mereka, ” kata Abdusshomad.
Menurut Abdusshomad, sejumlah kata dalam bacaan salawat fulus itu ada yg mencontoh kata dalam salawat nariyah. Salawat nariyah merupakan satu diantaranya salawat yg berisi pujian pada Nabi Muhammad dengan impian biar semua maksud atau dambaan terkabul dengan prima. Salawat nariyah ini biasa diamalkan faham ahlussunnah wal Jemaah termasuk juga Nahdlatul Ulama (NU) .
Tetapi, menurut Abdusshomad, belum juga didapati darimana serta siapa yg membuat salawat fulus itu, apa ciptaan Patuh Pribadi sendiri atau dia mencapainya dari orang-orang. Bacaan-bacaan yg di ajarkan Padepokan Dimas Kanjeng Patuh Pribadi itu tetap dikaji oleh MUI apa tak pas atau mempunyai kandungan unsur syirik.
Dimas Kanjeng Patuh Pribadi dikira dalang dibalik kematian dua sisa pengikutnya yg mayatnya diketemukan di dua tempat tidak sama ialah di Probolinggo, Jawa Timur, Februari 2016 ; serta Wonogiri, Jawa Tengah, pada April 2016.
Tidak cuman Patuh, polisi ikut memastikan sembilan orang yang lain jadi pelaku eksekusi atau orang yg ikut serta mendukung pembunuhan memiliki rencana itu, jadi terduga. Beberapa orang yang lain yg turut serta pembunuhan tetap buron. Tidak cuman menyelidiki perkara pembunuhan, polisi mendalami perkiraan penipuan dengan modus penggandaan uang yg dilaksanakan Dimas Kanjeng Patuh Pribadi.
Baca Juga :*sholawat nariyah latin (http://www.gopintar.com/sholawat-nariyah/)
Padepokan Dimas Kanjeng Patuh Pribadi yg terdapat di Dusun Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Probolinggo, Jawa Timur, berdiri sejak mulai 2005. Patuh Pribadi diyakini oleh banyak pengikutnya punyai kapabilitas menduplikasikan uang dengan ketentuan pengikutnya menyerahkan mahar beberapa uang juta-an rupiah serta membaca amalan atau wirid.
Beberapa ribu pengikut Patuh menyebar di semuanya Indonesia. Mereka tidak hanya warga biasa, tokoh nasional ada sebagai pengikut Patuh.
Satu diantaranya eks orang politik Partai Golkar yg saat ini berubah menjadi ketua DPP Partai Gerindra, juga sekaligus anggota Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia, Marwah Daud Ibrahim. Sisa Anggota DPR itu bahkan juga saat ini berubah menjadi Ketua Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Patuh Pribadi.
Tetapi, Majelis Ulama Indonesia Jawa Timur mengemukakan ada ketidakpasan dalam praktik yg dilaksanakan oleh Patuh Pribadi, terlebih ajaran bacaan dzikir serta salawat dengan maksud menduplikasikan uang.
" Kami menemukannya selebaran berisi 20 bacaan yg di ajarkan padepokan ini. Satu diantaranya dimaksud salawat fulus, ” kata Ketua MUI Jawa Timur, Abdusshomad Buchori.
Salawat merupakan bacaan pujian pada Nabi Muhammad SAW. Dan fulus adalah kata dari bahasa Arab yg bermakna uang. Salawat fulus itu berbahasa Arab tetapi ditulis dengan huruf latin. Menurut Abdusshomad, ada beberapa kata atau kalimat dalam salawat itu yg kurang pas tata bahasa Arab.
Bacaan salawat fulus itu merupakan : “Allohumma sholli ‘ala sayyidina Muhammadanil mab’uwtsi solatan tadribu biha amwalu wal fulusu wamalbusu wal madh’umu biadadi wa nafasin baynahum ya faihun ya faihun ya rojiun. ”
Disaksikan dari maknanya, menurut Abdusshomad, bacaan salawat itu berisi impian agar dapat dapatkan uang atau harta berlimpah.
Simak Juga :*bacaan sholawat nabi (http://www.gopintar.com/sholawat-nabi/)
“Yang mempunyai arti, mudah-mudahan Allah berikan berkah pada Nabi Muhammad yg dapat melipatgandakan atau meningkatkan harta, uang, kemeja, serta makanan sejumlah banyaknya nafas pada mereka, ” kata Abdusshomad.
Menurut Abdusshomad, sejumlah kata dalam bacaan salawat fulus itu ada yg mencontoh kata dalam salawat nariyah. Salawat nariyah merupakan satu diantaranya salawat yg berisi pujian pada Nabi Muhammad dengan impian biar semua maksud atau dambaan terkabul dengan prima. Salawat nariyah ini biasa diamalkan faham ahlussunnah wal Jemaah termasuk juga Nahdlatul Ulama (NU) .
Tetapi, menurut Abdusshomad, belum juga didapati darimana serta siapa yg membuat salawat fulus itu, apa ciptaan Patuh Pribadi sendiri atau dia mencapainya dari orang-orang. Bacaan-bacaan yg di ajarkan Padepokan Dimas Kanjeng Patuh Pribadi itu tetap dikaji oleh MUI apa tak pas atau mempunyai kandungan unsur syirik.