ciptarumah
22nd February 2019, 04:11 PM
Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) , Ignatius Untung mengemukakan, walaupun saham empat perusahaan rintisan atau startup bergelar unicorn asal Indonesia dipunyai asing, banyak pendirinya tetap dapat mengontrol perusahaan.
Dia mengasumsikan, sekarang saham yg dipunyai banyak pendiri startup unicorn lebih kurang 10 prosen. " Bila perusahaan umumnya itu yg mengontrol yg punyai saham besar.
Bila di startup, pendirinya itu terus punyai kuasa, berapakah lantas besaran saham yg mereka punyai, " jelasnya terhadap VIVA di Jakarta, Selasa, 19 Februari 2019.
Ignatius mengemukakan, banyak pendiri startup ikut punyai saham privat hingga mereka tetap bisa mengatur perusahaannya. Dia terus berikan contoh Alibaba, dimana saham sebagian besar punya SoftBank dari Jepang.
" Metode begini memang menguntungkan Jepang, namun Jack Ma (pendiri Alibaba) terus memperoleh keuntungan yg besar juga. Jadi ini bukan soal, " ujar Ignatius.
Di saat terpisah, pengamat ekonomi Yustinus Prastowo mengemukakan kalau sekarang sebagian besar startup e-commerce tetap berstatus subsidi. Mempunyai arti, belumlah ada keuntungan yg dibuat.
Tetapi, Yustinus menyaksikan ada ketaksamaan apabila e-commerce laku jadi reseller. Umpamanya, barang yg dipasarkan langsung dari China, karena itu itu tak dapat dilarang tidak untuk membelinya.
image_title
Startup Ayopop Menyaksikan eSports Ladang Usaha Mengundang hasrat
image_title
Ticket. com Siap Jadi Unicorn Baru Indonesia Tahun Ini
" Ya, tak salah disaat itu di tawarkan terus ada yg beli. Gak dapat dilarang yg utama bayar pajak, PPn serta bea masuk. Dalam skema ini saya ikut tetap rancu apanya yg bocor, " kata Yustinus.
Perihal perubahan ekonomi digital sebagai sisi dari program pemerintah, Yustinus mengatakan ada pergantian. Dimulai dari dasarnya yg beberapa pihak membahas perihal program itu.
Namun, dia menyoroti kalau praktiknya tetap ketinggal, hingga visi pemerintah belum juga merefleksikan maksud yang pasti bakal dibawa ke manakah ekonomi digital Indonesia.
Baca Juga: pendiri google adalah (http://pengertianparaahli.com/pendiri-google/)
" Lantaran, semua pihak yg berkenaan tetap repot dengan tugasnya semasing. Jadi, bila bicara ekonomi digital seluruhnya menjawab dengan cara parsial.
Artikel Terkait: macam macam gaya kepemimpinan (http://pengertianparaahli.com/gaya-kepemimpinan/)
Misalnya, BI seakan-akan cuma berkewajiban bab payment gateway. Kominfo pada pendaftaran technologi. Kemenkeu bab pajak. Ini mesti duduk bersama-sama serta buat masterplan, " paparnya.
Dia mengasumsikan, sekarang saham yg dipunyai banyak pendiri startup unicorn lebih kurang 10 prosen. " Bila perusahaan umumnya itu yg mengontrol yg punyai saham besar.
Bila di startup, pendirinya itu terus punyai kuasa, berapakah lantas besaran saham yg mereka punyai, " jelasnya terhadap VIVA di Jakarta, Selasa, 19 Februari 2019.
Ignatius mengemukakan, banyak pendiri startup ikut punyai saham privat hingga mereka tetap bisa mengatur perusahaannya. Dia terus berikan contoh Alibaba, dimana saham sebagian besar punya SoftBank dari Jepang.
" Metode begini memang menguntungkan Jepang, namun Jack Ma (pendiri Alibaba) terus memperoleh keuntungan yg besar juga. Jadi ini bukan soal, " ujar Ignatius.
Di saat terpisah, pengamat ekonomi Yustinus Prastowo mengemukakan kalau sekarang sebagian besar startup e-commerce tetap berstatus subsidi. Mempunyai arti, belumlah ada keuntungan yg dibuat.
Tetapi, Yustinus menyaksikan ada ketaksamaan apabila e-commerce laku jadi reseller. Umpamanya, barang yg dipasarkan langsung dari China, karena itu itu tak dapat dilarang tidak untuk membelinya.
image_title
Startup Ayopop Menyaksikan eSports Ladang Usaha Mengundang hasrat
image_title
Ticket. com Siap Jadi Unicorn Baru Indonesia Tahun Ini
" Ya, tak salah disaat itu di tawarkan terus ada yg beli. Gak dapat dilarang yg utama bayar pajak, PPn serta bea masuk. Dalam skema ini saya ikut tetap rancu apanya yg bocor, " kata Yustinus.
Perihal perubahan ekonomi digital sebagai sisi dari program pemerintah, Yustinus mengatakan ada pergantian. Dimulai dari dasarnya yg beberapa pihak membahas perihal program itu.
Namun, dia menyoroti kalau praktiknya tetap ketinggal, hingga visi pemerintah belum juga merefleksikan maksud yang pasti bakal dibawa ke manakah ekonomi digital Indonesia.
Baca Juga: pendiri google adalah (http://pengertianparaahli.com/pendiri-google/)
" Lantaran, semua pihak yg berkenaan tetap repot dengan tugasnya semasing. Jadi, bila bicara ekonomi digital seluruhnya menjawab dengan cara parsial.
Artikel Terkait: macam macam gaya kepemimpinan (http://pengertianparaahli.com/gaya-kepemimpinan/)
Misalnya, BI seakan-akan cuma berkewajiban bab payment gateway. Kominfo pada pendaftaran technologi. Kemenkeu bab pajak. Ini mesti duduk bersama-sama serta buat masterplan, " paparnya.