View Full Version : Di Tengah Perundingan Dagang AS-China


lavender
25th February 2019, 12:03 AM
Harga aluminium kembali terkoreksi di tengah lika-liku perundingan dagang antara Amerika Serikat dan China. namun pelemahan indeks dollar AS bisa diperlukan oleh aluminium untuk rebound dalam disaat dekat.

Mengutip Bloomberg, harga aluminium kontrak tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) stagnan di level US$ 1.856 per metrik ton terhadap perdagangan Rabu (20/2) lalu namun dalam satu pekan terakhir, harga aluminium terkoreksi 0,26%.

Negosiasi dagang AS-China masih terganjal tiga faktor jelang tenggat kala 11 hari

Inalum pasok aluminium foundry Alloy ke Toyota Motor Manufacturing
Harga logam industri ini sudah memasuki tren penurunan setelah pernah bullish di awal Februari.

Direktur Garuda Berjangka Ibrahim menilai, penurunan harga aluminium lantaran proses perundingan perang dagang antara AS-China terkesan berlarut-larut. biarpun sejauh ini negosiasi terjadi lancar masihlah ada sebanyak poin yg tetap menimbulkan tarik-ulur antar kedua negara. Salah satunya yaitu masalah hak kekayaan intelektual pada produk-produk teknologi.

“Masalah hak kekayaan intelektual ini tergolong rumit, bahkan Trump sempat terhubung peluang buat memundurkan musim perundingan,” paparnya, Rabu (20/2).

apabila perundingan dagang tak kunjung selesai dan menemui kata sepakat, dikhawatirkan perekonomian global bakal terganggu. hal ini berdampak negatif terhadap permintaan komoditas seperti aluminium. lebih-lebih China pengimpor lebih dari 50% aluminium global.

Kendati begitu harga aluminium berpeluang terangkat akibat informasi positif yang muncul dari kelanjutan masalah Brexit. Baru-baru ini, jumlahnya pasal dalam proposal Brexit yang dianggap tidak sesuai bersama penilaian parlemen waktu ini dihapus oleh Uni Eropa. keputusan ini memberi angin segar bagi Inggris buat langsung keluar dari Uni Eropa bersama syarat.

Sentimen tersebut menciptakan indeks dolar AS terus tertekan. “Harga aluminium dan logam yang lain bisa menguat saat dolar AS melemah,” ungkap Ibrahim.

tapi mesti diakui potensi rebound harga aluminium cenderung terbatas mengingat negosiasi dagang AS & China masih berlanjut. terlebih lagi, tenggat dikala gencatan senjata perang dagang kian dekat, yaitu pada 1 Maret mendatang.

Dari sudut teknikal, bollinger band 50% di atas bollinger bawah. Ini mengindikasikan ada angan-angan bahwa harga aluminum bisa menguat tapi terbatas.

Potensi tersebut disokong oleh indikator stochastic yg 60% positif. Sedangkan indikator MACD & RSI masihlah wait and see menanti launcing notulensi pertemuan FOMC.

Ibrahim memprediksi, harga aluminium dapat bergerak di kisaran US$ 1.845—US$ 1.900 per metrik ton terhadap perdagangan besok. selama sepekan ke depan, harga komoditas ini akan bergerak di rentang US$ 1.790—US$ 1.920 per metrik ton.
386 Kata 90 Kata Diubah