View Full Version : Poundsterling Inggris Kembali Bergejolak Ketidakpastian Brexit, Fokus Ke Rilis Data Ekonomi


Yose Trader
21st March 2019, 12:06 PM
Pasangan mata uang Poundsterling Inggris terhadap Yen Jepang hari ini tengah diperdagangkan dalam kondisi minat jual. Hari Kamis (21/3) pasangan ini diperdagangkan dekat dengan level harga 146.15 ketika mendekati pembukaan sesi kawasan Eropa. Pada hari sebelumnya, pasangan GBPJPY mengalami penurunan cukup tajam karena kabar terbaru yang datang dari Brexit.

Berhembus kabar bahwa ada ketidakpastian Inggris yang tidak jadi keluar dari Uni Eropa. Terlebih lagi saat ini pasar untuk kawasan Tokyo tengah liubur karena Hari Vernal Equinox, sehingga fokus pasar sepenuhnya tertuju pada rilis data ekonomi mengenai penjualan eceran dan pertemuan bank sentral Inggris dalam pembahasan masalah kebijakan moneter terbaru.

Tersebar juga rumor bahwa Perdana Menteri Perancis berencana menggunakan hak vetonya untuk menolak perpanjangan deadline Brexit yang diajukan PM May. Dalam peristiwa ini, pimpinan dari Partai Buruh juga menyatakan diri untuk keluar dari pertemuan antar partai. Hal ini membuat pergerakan Poundsterling Inggris cukup bervolatile tinggi. Sebelumnya PM May juga telah mengajukan perpanjangan deadline Brexit kepada Presiden Dewan Uni Eropa yaitu Doland Tusk. Komentar Tusk atas permintaan PM May tersebut juga mendapat perhatian setelah dia memberikan dukungan perpanjangan. Tusk memberikan perpanjangand dengan dasar adanya persetujuan dari Parlemen Inggris.

Sebenarnya walaupun Parlemen Inggris telah menolak pilihan Brexit tanpa ada kesepakatan apapun dan mereka lebih memilih perpanjangan deadline, jika memang pada saat KTT Uni Eropa ada anggota yang menolak denga hak veto, maka bisa membuat perpanjangan dibatalkan dan Inggris akan keluar dari Uni Eropa waktu yaitu 29 Maret mendatang. Hal ini yang membuat Poundsterling Inggris bergejolak karena Brexit yang sangat penuh ketidakpastian. Fokus pasar selanjutnya pada rilis penjualan eceran yang diharapkan akan melemah dan BoE yang diprediksi tidak akan mengubah kebijakan moneternya.


Dilansir oleh inforexnews.com