View Full Version : Penyebab Amblesnya Jalan Gubeng Surabaya


carapanduan
26th March 2019, 10:31 AM
Jalan Gubeng Kota Surabaya, Jawa Timur, persisnya di seputar RS Siloam atau dekat BNI Gubeng arah Jalan Sumatera, amblas pada Selasa malam, 18 Desember 2018. Tubuh jalan amblas seputar delapan mtr. dengan panjang 25 mtr..

"Benar ada jalan amblas di seputar RS Siloam," kata Kepala Tubuh Penanggulangan Musibah serta Perlindungan Penduduk (BPB Linmas) Kota Surabaya, Eddy Christijanto, di Surabaya, Selasa.

Eddy mengatakan masih tetap pastikan tidak ada korban jiwa atas amblasnya Jalan Gubeng. Juga dengan kepastian pemicu amblas. "Ini kami masih tetap cek. Untuk sekarang ini kami belumlah dapat memberi info," tuturnya.

Pendapat sesaat jalan amblas sebab terdapatnya pembangunan di dekatnya. "Di seputar itu ada pembangunan lantai dasar," tuturnya sekalian memberikan, "Peluang langkah mengeruknya dengan memakai semprotan air sampai dalam hingga membuat jalan amblas."

Terkait : isi teks eksplanasi

Sekalian pastikan semuanya BPB Linmas bersama dengan pihak berkaitan seperti Satlantas Polrestabes Surabaya serta Dishub Surabaya masih tetap lakukan penjagaan di ruang itu. "Untuk sesaat arus jalan raya diarahkan ke jalan lainnya," katanya.

Rovicky Dwi Putrohari, geolog serta anggota Ikatan Pakar Geologi Indonesia (IAGI) membuka dua peluang pemicu Jalan Raya Gubeng, Surabaya, amblas. Pertama ialah peningkatan Rumah Sakit Siloam yang tengah membuat lantai dasar serta menempatkan dinding penahan (retaining wall), tapi kurang kuat. "Peluang sebab kurang kuat meredam beban hingga membuat dinding ambrol," kata Rovicky Rabu (19/12/2018).

"Peluang lainnya terdapatnya pergantian muka air tanah karena hujan yang mengakibatkan beban makin bertambah serta dinding tidak kuat meredam," sambungnya. Simak juga: BMKG: Jalan Gubeng Surabaya Amblas Bukan sebab Gempa Pada banyak photo yang tunjukkan ambrolnya Jalan Raya Gubeng, Surabaya, terlihat juga bangunan tinggi di sekilingnya. Menurut Rovicky, bangunan di seputar tempat peristiwa butuh dievalusi serta dilihat selanjutnya, adakah pergantian konstruksi, seperti retak, miring, serta distorsi bentuk.

Masalahnya ambrolnya jalan dapat juga mengakibatkan longsoron merembet ke daerah sekelilingnya. Rovicky menjelaskan, amblasnya jalan seperti yang berlangsung di Surabaya ini serupa dengan peristiwa pada dinding tubuh terowongan jalan Perimeter Selatan Bandara Soekarno-Hatta yang ambrol pada 5 Februari 2018. "Disana (bandara) diprediksikan karena pembangunan di atasnya yang meningkatkan beban, terpenting karena muka air tanah yang naik waktu musim hujan," tutur ia. Dia menjelaskan, ambrolnya dinding seperti yang berlangsung di Jakarta serta Surabaya sebetulnya dikarenakan terdapatnya pergantian morfologi.

Artikel Terkait : teks opini tentang pendidikan (http://contohtulisan.com/contoh-teks-opini.html)

Gampangnya, alam mempunyai keadaan konstan jika tidak diganggu. Nah, manusia dapat bangun dengan dikit mengganggu alam melalui pertolongan tehnologi, contohnya bangun dinding. "(Pembuatan) dinding berikut yang perlu kuat meredam beban dari samping. Ini sebetulnya ambrol ke samping karena pergantian morfologi atau kemiringan lereng, jadi bukan amblas ke bawah," kata Rovicky menyatakan. Pembangunan jalan raya, gedung, jembatan, serta apapun itu butuh membahas bagian geologinya.

Menurut Rovicky, ini sebab tiap-tiap batuan mempunyai kemampuan yang berlainan hingga mempunyai dinamika berlainan juga waktu terserang air. "Oleh karenanya, perlu untuk diketahui keadaan batuan dan morfologi tanahnya sebelum dibuat konstruksi di atasnya. Termasuk juga bangun jalan, jembatan, ataupun gedung," tutupnya. Simak juga: Ahli Geoteknik UI Papar Langkah Selamat dari Intimidasi Likuefaksi Selaras dengan Rovicky, Kepala Pusat Data Info serta Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho pun mengutarakan jika amblasnya jalan raya Gubeng Surabaya sebab kekeliruan konstruksi.

"Amblasnya tanah di Jalan Raya Gubeng Surabaya lebih dikarenakan kekeliruan konstruksi. Dinding penahan jalan (retaining wall) tidak dapat meredam beban. Ditambah lagi waktu musim hujan berikut, hingga amblas. Jadi, tidak ada hubungan dengan sesar gempa atau patahan Surabaya serta Waru," kata Sutopo dalam account Twitter resminya. Dalam dua photo yang dibanding Sutopo, terlihat jika dinding galian tidak kuat meredam beban dinding dibagian dekat jalan. "Ditambah getaran dari kendaraan mengakibatkan tanah amblas. Jadi konstruksi dinding tidak kuat," kata Sutopo.