View Full Version : Ducati Masih Bisa Tahan Harga Meski Pajak Impor Naik Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ducati Masih Bisa Tahan Harga Meski Pajak


ciptarumah
27th March 2019, 11:36 PM
Ducati Indonesia coba eksis kembali di pasar roda dua nasional. Walau keadaan ekonomi tidak sedang aman, serta pemerintah menaikan pajak import kendaraan, tapi agen pemegang merk (APM) Ducati di Tanah Air itu masih tetap dapat meredam harga supaya bisa bersaing di pasar. Berdasarkan keterangan Marketing Director Ducati Indonesia Faby Tsui, langkah ini adalah taktik di dalam pertarungan yang cukuplah ketat. Ducati pula ingin memberi animo pada customer, dengan tidak menaikan harga jual. “Itu yang kami kerjakan, sampai kapanya kita dapat bertahan bergantung keadaan di pasar seperti apa,” kata Faby di Ducati Flagship Store di Kemang, Jakarta Selatan, Minggu (28/10/2018).

Artikel Terkait :*contoh surat penawaran harga (Http://contohteksurat.com/contoh-surat-penawaran/)

Faby menerangkan, kebijaksanaan pemerintah masalah penetapan import ini dapat berefek negatif pada penjualan, sebab penduduk alami penurunan daya beli. Walau demikian, dengan meredam harga diakui bisa menumbuhkan minat customer. Simak juga: Ducati Siap “Ngegas” Kembali di Indonesia “Sekarang paket import saja telah dibatasi cuma 20 unit per tahun untuk per modelnya. Kita pasti kurang untuk jualan 20 unit saja per tahunnya. Kami berharap kondisi itu kembali normal kembali,” tutur Faby. Diluar itu, untuk menggerakkan daya beli Ducati pula mempersiapkan beberapa program buat customer. Menjadi contoh, penawaran spesial pembelian motor, transaksi apparel serta merchandise paling baru, dan paket-paket spesial untuk service purnajual. Ducati di Indonesia siap membumbung tahun ini.

Simak Juga :Terbaru 2019 | Ragam Contoh Teks, Surat, dan Ilmu Pengetahuan (http://contohteksurat.com/)
(KompasOtomotif-donny apriliananda) Berdasar pada info Kementerian Perindustrian, mobil serta motor completely built-up/CBU pajaknya dinaikan sampai 190 %. Kelompok untuk mobil bermesin diatas, yakni 3.000cc, sedang motor yang memakai mesin diatas 500cc. Kebijaksanaan ini dikerjakan untuk memudahkan defisit transaksi berjalan atau current akun deficit (CAD) negara, yang dipandang cukuplah tinggi dalam sekian waktu ke belakang.