steven99
25th April 2019, 09:14 PM
Ditengah kegiatan politik di Pemilu tempo hari, Wakil Ketua Komisi IV DPR Roem Kono masih memonitor situasi supply serta harga pangan. Politisi senior Partai Golkar ini ucapkan syukur, sepanjang Pemilu, harga pangan masih konstan. Ia tdk dengar ada kekecewaan penduduk, atas minimnya supply atau naiknya harga pangan.
“Saya lihat supply bahan pangan konstan. Hingga sampai waktu ini, kan belumlah ada kekecewaan penduduk pada adanya bahan pangan di pasar, ” kata Roem Kono, Selasa (23/4) .
Sepanjang hidup reses saat Pemilu tempo hari, Roem Kono banyak memakan banyak waktu di Gorontalo. Lantaran, ia ialah anggota dewan dari dapil daerah penghasil jagung itu. Disana, Roem Kono bukan hanya kampanye. Ia banyak menjumpai penduduk, untuk menegaskan situasi pangan masih terbangun.
“Saya semakin banyak di Gorontalo. Ke pasar-pasar waktu kampanye, serta memonitor situasi pangan. Semua supply konstan, ” tuturnya.
Berita Berkenaan : PDIP Meyakini, 2021 Kita Swasembada Bawang Putih
Baca Juga :*bahan bangunan (http://hargague.com/)
Ia mengaku, untuk cabe serta tomat, sudah sempat berlangsung lonjakan harga. Cabe naik berubah menjadi Rp 100 ribu kg, dari kebanyakan Rp 30 ribu hingga sampai Rp 35 ribu per kg. Dan tomat, Rp 3 ribu per kg naik jadi Rp 5 ribu per kg. Namun, kenaikan itu hanya berjalan satu hari.
“Itu tdk statis, hanya berjalan satu hari. Ini hari Rp 100 ribu per kg, keesokannya udah kembali normal, ” kata Roem.
Roem menyatakan, kenaikan ini berlangsung sebab waktu itu petani atau pedagang begitu minat memakai hak pilih untuk nyoblos. Situasi ini memicu supply terhambat. Besok harinya, situasi udah normal.
“Petani berperan euphoria politik, hingga sedikit yang turun kerja. Pedagang-pedagang pula demikian. Hingga berlangsung kelangkaan. Namun, saat ini normal kembali. Dengan kemenangan Jokowi ini, semua dapat konstan serta kembali normal dari segi ekonomi, ” jadi ia.
Berita Berkenaan : Kementan Dorong Sukabumi Jadi Sentral Bawang Putih
Ia pula menyampaikan, kenaikan harga cabe serta tomat cuma berlangsung di Gorontalo. Di daerah lainnya, tdk ada.
Direktur Sayuran serta Tanaman Obat, Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Ismail Wahab, udah bicara masalah kenaikan cabe di Gorontalo. Katanya, kenaikan itu cuma sejenak. Hasil dari pemantauannya di beberapa pasar lokal, harga cabe kembali normal di kira-kira Rp 40 hingga sampai 50 ribu per kg.
“Memang benar, di Gorontalo tempo hari, harga rawit merah sudah sempat tembus Rp 100 ribu per kg. Namun, sekali-kali bukan sebab tdk ada barang. Itu berlangsung sebab orang pada libur pada hari pencoblosan Pemilu. Jadi, murni sebab petunjuk sejenak, ” kata Ismail.
Ia juga menegaskan, keperluan cabe terpenuhi dengan baik. Produksi cabe rawit merah pada Mei 2019, diperhitungkan sampai 96 ribu ton. Dan kebutuhannya cuma 62 ribu ton. Karena itu, ada surplus 34 ribu ton.
Ada juga untuk cabe besar, produksi pada Mei 2019 sebesar 110 ribu ton serta keperluan kurang lebih 74 ribu ton. Ada surplus hampir 37 ribu ton.
“Kami terus akan berusaha mengontrol supply serta harga yang konstan. Stabilisasi itu kuncinya hanya satu, ketepatan serta ketaatan dalam pelaksaan skema tanam. Itu udah kami mengatur dengan nasional. Daerah udah memahami serta sukses mengerjakan, ” terangnya.
“Saya lihat supply bahan pangan konstan. Hingga sampai waktu ini, kan belumlah ada kekecewaan penduduk pada adanya bahan pangan di pasar, ” kata Roem Kono, Selasa (23/4) .
Sepanjang hidup reses saat Pemilu tempo hari, Roem Kono banyak memakan banyak waktu di Gorontalo. Lantaran, ia ialah anggota dewan dari dapil daerah penghasil jagung itu. Disana, Roem Kono bukan hanya kampanye. Ia banyak menjumpai penduduk, untuk menegaskan situasi pangan masih terbangun.
“Saya semakin banyak di Gorontalo. Ke pasar-pasar waktu kampanye, serta memonitor situasi pangan. Semua supply konstan, ” tuturnya.
Berita Berkenaan : PDIP Meyakini, 2021 Kita Swasembada Bawang Putih
Baca Juga :*bahan bangunan (http://hargague.com/)
Ia mengaku, untuk cabe serta tomat, sudah sempat berlangsung lonjakan harga. Cabe naik berubah menjadi Rp 100 ribu kg, dari kebanyakan Rp 30 ribu hingga sampai Rp 35 ribu per kg. Dan tomat, Rp 3 ribu per kg naik jadi Rp 5 ribu per kg. Namun, kenaikan itu hanya berjalan satu hari.
“Itu tdk statis, hanya berjalan satu hari. Ini hari Rp 100 ribu per kg, keesokannya udah kembali normal, ” kata Roem.
Roem menyatakan, kenaikan ini berlangsung sebab waktu itu petani atau pedagang begitu minat memakai hak pilih untuk nyoblos. Situasi ini memicu supply terhambat. Besok harinya, situasi udah normal.
“Petani berperan euphoria politik, hingga sedikit yang turun kerja. Pedagang-pedagang pula demikian. Hingga berlangsung kelangkaan. Namun, saat ini normal kembali. Dengan kemenangan Jokowi ini, semua dapat konstan serta kembali normal dari segi ekonomi, ” jadi ia.
Berita Berkenaan : Kementan Dorong Sukabumi Jadi Sentral Bawang Putih
Ia pula menyampaikan, kenaikan harga cabe serta tomat cuma berlangsung di Gorontalo. Di daerah lainnya, tdk ada.
Direktur Sayuran serta Tanaman Obat, Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Ismail Wahab, udah bicara masalah kenaikan cabe di Gorontalo. Katanya, kenaikan itu cuma sejenak. Hasil dari pemantauannya di beberapa pasar lokal, harga cabe kembali normal di kira-kira Rp 40 hingga sampai 50 ribu per kg.
“Memang benar, di Gorontalo tempo hari, harga rawit merah sudah sempat tembus Rp 100 ribu per kg. Namun, sekali-kali bukan sebab tdk ada barang. Itu berlangsung sebab orang pada libur pada hari pencoblosan Pemilu. Jadi, murni sebab petunjuk sejenak, ” kata Ismail.
Ia juga menegaskan, keperluan cabe terpenuhi dengan baik. Produksi cabe rawit merah pada Mei 2019, diperhitungkan sampai 96 ribu ton. Dan kebutuhannya cuma 62 ribu ton. Karena itu, ada surplus 34 ribu ton.
Ada juga untuk cabe besar, produksi pada Mei 2019 sebesar 110 ribu ton serta keperluan kurang lebih 74 ribu ton. Ada surplus hampir 37 ribu ton.
“Kami terus akan berusaha mengontrol supply serta harga yang konstan. Stabilisasi itu kuncinya hanya satu, ketepatan serta ketaatan dalam pelaksaan skema tanam. Itu udah kami mengatur dengan nasional. Daerah udah memahami serta sukses mengerjakan, ” terangnya.