View Full Version : WHO: Varian Delta Kini Menyebar di Lebih 100 Negara


akumahe
7th July 2021, 09:07 PM
https://photo.reqnews.com/data/images/varian%20delta.JPG

Virus SARS-CoV-2 varian Delta kini terdeteksi di lebih 100 negara dan dalam beberapa bulan mendatang diperkirakan menjadi strain dominan secara global.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan varian Delta akan dengan cepat menyebar di negara-negara dengan cakupan vaksinasi rendah dan tinggi.

Varian Delta, yang ditetapkan sebagai varian paling mengkhawatirkan pada Mei 2021, diyakini memicu gelombang pandemi kedua di India, dengan infeksi haris saat itu melebihi 40 ribu per hari.

Puluhan negara, termasuk Afrika Selatan, Bangladesh, Indonesia, dan Thailand, telah menerapkan larangan perjalanan dan penguncian lebih ketat sebagai upaya menghentikan penyebaran.

Varian Delta kali pertama terdeteksi di India pada Oktober 2020. Hingga 1 Juni, varian menyebar ke62 negara. Dua pekan kemudian ditemukan di 80 negara, dan pada 4 Juli menjadi 104 negara, dengan temuan di Kazakhstan, Laos, Latvia, Lebanon, Namibia, Oman, dan Sierra Leone,

Seperti semua virus, SARS-CoV-2 -- nama remi virus korona -- berkembang. Terkadang varian baru muncul dan menghilang. Di lain waktu, variasi lain memungkinkan virus menyebar lebih mudah dan cepat, yang menyebabkan lebihbanyak kasus Covid-19.

Peningkatan kasus menciptakan beban pada sumber daya kesehatan suatu negara, dan dapat menyebabkan lebih banyak rawat inap dan kematian

WHO mengidentifikasi empat varian yang menjadi prhatian; Alpha, Beta Gamma, dan Delta, dengan empat varian lain yang juga menarik, yaitu Eta, Iota, Kappa, dan Lambda.

Di antara empat varian pertama, Delta diyakini paling mudah menular. Perkiraannya, 40 sampai 60 persen lebih menular dari varian Alpha, atau varian yang kali pertama terdeteksi di Inggris

WHO mengatakan diperlukan lebih banyak penyelitian untuk mengkonfirmasi varian Delta menyebabkan lebih banyak kasus dibanding varian lain. WHO juga mendesak setiap negara meningkatkan upaya inokulasi, dan mendesak negara-negara kaya memastikan vaksin terbagi secara adil.

"Kabar baiknya adalah semua vaksin yang terdaftar dalam penggunaan darurat WHO melindungi penduduk dari penyakit parah, rawat inap, dan kematian akibat varian Delta," kata Dr Soumya Swaminathan, kepala ilmuwan WHO.

Menurut Dr Soumya Swaminathan, sejauh ini tidak ada vaksin yang seratus persen melindungi individu. Itulah sebabnya, lanjutnya, jika seseorang terinfeksi -- dengan gejala atau tidak gejala sama sekali -- sangat besar kemungkinan terhindar sakit parah.

sumber (https://www.reqnews.com/news/35852/who-varian-delta-kini-menyebar-di-lebih-100-negara)