View Full Version : Jangan Sampai Gairah Seksual Anda Menurun, Waspadai Gejalanya


resiraphael
6th October 2021, 01:34 PM
Hipogonadisme merupakan hormon seksual yang dihasilkan dari kelenjar seksual (untuk pria testis sedangkan wanita ovarium) menurun atau berada dibawah jumlah normal. Hormon ini penting dalam hal perkembangan organ seksual sekunder seperti tetstis pada pria dan payudara pada wanita juga rambut pubis.

Hormon seksual berperan dalam produksi sperma dan siklus menstruasi juga gairah saat melakukan hubungan seksual. Masalah hipogonadisme ini susah dicegah, terlebih jika penyebabnya karena masalah kelainan genetik, autoimun, tumor, dan infeksi. Disaran kan agar selalu menerapkan pola hidup yang sehat dan berolahraga dengan teratur supaya hormon pada tubuh tetap stabil.

Jenis dan penyebab hipogonadisme

Berdasarkan pada penyebabnya hipogonadisme atau hormon seksual ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

Hipogonadisme primer


Kondisi ini terjadi ketika terjadi masalah pada kelenjar gonad sehingga produksi hormon seksual pada tubuh terganggu, kondisi ini disebabkan oleh :


Kelainan genetik (sindrom klinefelter dan turner).
Penyakit autoimun (hipoparatioidisme).
Penyakit ginjal dan hati.
Testis yang tidak turun.
Kelenihan zat besi dalam tubuh (hemokromatosis).
Akibat operasi pada organ seksual.
Radiasi.


Hipogonadisme sekunder

Penyebab Hipogonadisme sekunder terjadi karena adanya masalah pada kelenjar pituitary dan hipotalamus yang berperan dalam mengendalikan kelenjar gonad. Masalah gairah seksual menurun sekunder ini terjadi pada otak yang disebabkan oleh :


Terganggunya kelenjar pituitari.
Defisiensi nutrisi.
Sindrom Kallmann (kelainan genetik) yaitu saat hipotalamus tidak berkembang dengan normal.
HIV/AIDS.
Masalah pada kelenjar pituitari atau hipotalamus.
Operasi otak.
Pengaruh obat yang menekan sistem kekebalan tubuh dalam waktu yang cukup lama.
Obesitas.
Penyakit tuberkulosis.
Tumor yang terjadi didekat kelenjar pituitari.
Penurunan berat badan secara drastis.


Gejala akibat hipogonadisme

Gejala yang muncul akibat penyakit ini berbeda antara pria dan wanita, untuk pria gejalanya berupa :


Hilangnya rambut pada tubuh.
Hilangnya masa otot.
Impotensi (disfungsi ereksi).
Payudara mulai membesar.
Osteoporosis.
Gairah seksual menurun atau hilang.
Penis dan testis terhambat pertumbuhannya.
Mandul.
Sulit berkonsentrasi.
Cepat merasa lelah.


Sedangkan gejala yang muncul pada wanita yaitu :


Terasa panas di badan.
Terdapat cairan putih kental dari payudara.
Hilangnya rambut atau bulu pada tubuh.
Gairah seksual menurun atau hilang.
Masa Menstruasi berkurang atau sudah tidak mengalami menstruasi.
Perubahan suasa hati dan energi tubuh.
Pertumbuhan payudara lambat atau bahkan tidak mengalami perkembangan.


Komplikasi yang dapat diakibatkan dari hipogonadisme

Jika masalah hipogonadisme ini tidak segera ditangani maka bukan tidak mungkin akan menimbulkan komplikasi yang lebih parah seperti :


Impotensi (disfungsi ereksi).
Gairah seksual menurun atau hilang.
Penis dan testis terhambat pertumbuhannya.
Ginekomastia.
Hilangnya rambut atau bulu pada tubuh.
Perkembangan janin terganggu (ambiguous genitalia).
Mandul.
Osteoporosis.
Tubuh cepat merasa lelah.
Pertumbuhan organ tubuh yang tidak proporsional.
Pengurangan massa otot.


Pengobatan hipogonadisme
Untuk pengobatan yang dapat dilakukan dalam upaya pengobatan hipogonadisme ini menggunakan terapi hormon pengganti seperti :


Pengobatan pada pria menggunakan hormon testosteron dengan disuntikan, koyo, gel, atau pil (bukan ditelan tetapi diletakkan di bawah lidah).
Pada wanita pengobatannya menggunakan kombinasi hormon estrogen dan progesteron. Kenapa harus mengkombinasikan kedua hormon tersebut, karena hormon estrogen jika digunakan tunggal dapat meningkatkan risiko kanker endometrium. Wanita yang telah melakukan pengangkatan rahim (histerektomi), cukup diberikan terapi estrogen saja. Hormon yang diberikan berupa pil, atau koyo (patch).


Ketika gairah seksual menurun (https://klinikraphael.com/hipogonadisme-penyebab-girah-seks-menurun/) pengobatannya menggunakan hormon testosteron dengan dosis rendah. Jika masalah menstruasi atau infertilitas pengobatannya bertujuan untuk untuk menstimulasi keluarnya sel telur menggunakan hormon hCG atau pil yang mengandung FSH. Sedangkan jika masalah hipogonadisme akibat tumor pituitary, pengobatan dilakukan untuk menghilangkan tumornya dengan radiasi, obat-obatan, atau pembedahan.