|
Register |
Notices |
Business and Economy! Main Forum Description |
|
Thread Tools | Search this Thread | Display Modes |
1st December 2014, 10:29 AM | #1 |
Sek Des
Join Date: 26 Apr 2013
Userid: 967
Location: Jakarta, Indonesia
Age: 32
Posts: 570
Real Name: Nana
Likes: 1
Liked 4 Times in 4 Posts
|
Harga BBM Naik, Produsen Tempe Terpuruk
Efek berantai akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi terus terjadi. Setelah beberapa hari berlangsung, kini giliran harga kedelai melonjak. Para produsen tahu dan tempe di Semarang mulai mengurangi ukuran dan jumlah produksi untuk menghindari kerugian yang cukup besar. Sutarsih, produsen tempe di Kelurahan Tandang misalnya, semenjak pemerintah menaikkan harga BBM, harga bahan baku kedelai meningkat tajam. Harga kedelai semula Rp 7.900 per kilogram kini naik menjadi Rp 8.500 per kilogram (Kg). Kenaikan itu dinilai memberatkan produsen tempe rumahan. Untuk menghindari kerugian yang cukup besar, ia lantas memutuskan menurunkan produksi dari semula 60 kilogram per hari menjadi 30 kilogram per hari. ”Terpaksa ukuran dan produksi saya turunkan. Sebab, penjualan juga mengalami penurunannya karena sepi pembeli,” kata Sutarsih, Minggu (30/11/2014). Menurut Sutarsih, bagi kebanyakan produsen sepertinya, dihadapkan pada dua pilihan. Yakni menaikkan harga atau menurunkan ukuran dan volume produksi. Untuk hal ini, Sutarsih memilih menurunkan ukuran dan volume dibanding menaikkan harga jual. Harga jual tempe per papani sama sekali tidak ada kenaikan. Saat ini ia masih mematok tempe menjadi Rp 5.000. "Lebih baik menurunkan ukuran dan jumlah produksi daripada menaikkan harga jual. Kalau sampai saya naikkan, pelanggan akan memilih harga yang lebih murah. Bisa-bisa saya kehilangan pelanggan," kata Sutarsih. Sementara itu, Anisa produsen tahu tempe dari daerah yang sama juga memilih memperkecil ukuran tahu dan tempe rata-rata dikurangi satu atau dua sentimeter per potong. "Kami tidak berani menaikkan harga jual tempe karena takut tidak laku terjual. Satu-satunya yang dapat kami lakukan hanyalah memperkecil ukuran tempe dan tahu," kata Anisa. Menurut Anisa, pembeli banyak yang protes karena ukuran tempe diperkecil. Namun, setelah ia memberikan pengertian kalau harga kedelai naik, mereka bisa menerima. Harga tempe lonjong besar dijual mulai Rp 5.000 per bungkus. Sedang, tempe mendoan dijual Rp 1.000 per bungkus. Menurut Anisa, para produsen tahu dan tempe berharap harga kedelai segera turun. Sebab, jika harga terus tinggi bukan tidak mungkin, usaha mereka terancam gulung tikar. Sementara itu Ketua Pusat Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) Jateng, Sutrisno Supriantoro menuturkan, pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga BBM, tentu ikut pula mengerek harga bahan baku kedelai. Bahan baku kedelai yang sering naik membuat perajin terpuruk. Banyak produsen yang terpaksa gulung tikar karena tidak mampu mengantisipasi membengkaknya biaya produksi. Data di Primkopti mencatat dari sekitar 15.000 pengrajin tahu tempe di Jateng setiap tahun selalu terjadi penurunan jumlah perajin hingga 5%. sumber |
|
Sponsored Links |
Bookmarks |
Similar Threads | ||||
Thread | Thread Starter | Forum | Replies | Last Post |
Harga BBM Naik, Tarif Rental Mobil di Solo Ikut Naik | miss_nha | Business and Economy! | 0 | 19th November 2014 12:30 PM |
Ikuti Harga BBM Naik, Tarif Bentor di Gorontalo Juga Naik | miss_nha | Business and Economy! | 0 | 19th November 2014 12:26 PM |
Harga BBM Naik, Beban Perusahaan Logistik Langsung Naik | sucyresky | Business and Economy! | 0 | 17th November 2014 10:48 AM |
Ekonomi RI Bisa Terpuruk di Bawah 5,8% | alnpr | Business and Economy! | 0 | 2nd August 2013 05:43 PM |
Harga BBM Naik, Biaya Konstruksi Tol Naik 20% | alnpr | Business and Economy! | 1 | 21st June 2013 08:57 PM |
Currently Active Users Viewing This Thread: 1 (0 members and 1 guests) | |
Thread Tools | Search this Thread |
Display Modes | |
|
|