Gappri Ramalkan Penerimaan Cukai Meleset

[sucyresky]

JAKARTA - Pemerintah pada RAPBN 2016 telah menaikan cukai rokok sebesar 23 persen menjadi Rp155 triliun untuk tahun depan. Kenaikan target cukai tersebut dinilai tidak tepat di tengah tren perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Bahkan Sekretaris Jendral Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri) Hasan Aomi Aziz menjamin, target cukai tersebut tidak akan tercapai. Pasalnya, menurunnya daya beli masyarakat saja sudah menyebabkan produksi rokok menurun.

"Total produksi rokok tahun lalu saja turun 2 persen, tahun ini diperkirakan mendekati 5 persen. Nah biasanya turunnya produksi rokok akan berkolerasi dengan turunnya pemasukan cukai. Karena turunnya produksi itu diakibatkan karena daya beli yang turun," tutur Hasan kepada Okezone di Jakarta beberapa hari yang lalu.

Padahal menurut data yang dimiliki Gappri, target cukai selalu tercapai meskipun setiap tahunnya dinaikkan. Seperti 2012 target cukai hasil tembakau (CHT) sebesar Rp79,86 triliun, realisasinya Rp90,55 triliun, pada 2013 target CHT Rp100,74 triliun realisasinya Rp103,57 triliun dan pada 2014 target CHT Rp111,21 triliun realisasinya Rp112,75 triliun.

Namun dengan kondisi perekonomian dan target cukai yang naik fantastis, Hasan mengaku pesimistis target tersebut akan tercapai. Selain itu, kenaikan cukai juga akan menimbulkan efek negatif lainnya sepeti meningkatnya peredaran rokok ilegal.

"Dulu kita pernah dinaikkan target cukainya pada 2003. Pada saat itu penerimaannya meleset. Sisi lainnya pasti kalau nilai cukainya tinggi, peredaran rokok ilegal akan tinggi," pungkasnya.

SUMBER : Okezone.com