Kinerja BI Tak Dibarengi Performa Positif Pemerintah

[sucyresky]

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mendapat kritik keras karena dianggap belum bekerja maksimal menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pasalnya, depresiasi Rupiah dianggap sudah di luar batas wajar.

Untuk itu, Komisi XI meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengaudit Bank Indonesia (BI). Karena cadangan devisa Indonesia sudah mengalami penurunan cukup dalam untuk menstabilkan Rupiah.

Analis MNC Securities, Edwin Sebayang, menilai apa yang dilakukan BI untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah sudah sangat baik. Oleh karenanya, dia melihat audit tersebut tidak diperlukan.

"Kalau memang tidak diintervensi, mungkin bisa sampai Rp16-Rp17 ribu per USD," kata dia kepada Okezone.

Namun, dia melihat kebijakan BI tersebut tidak disambut baik oleh pemerintah, yang malah berencana untuk menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM). Padahal, untuk menjaga harga BBM tersebut pemerintah butuh dana.

"Ada desakan, karena dulu kenaikan itu memberatkan, jadi pemerintah banyak disalahkan dengan adanya PHK dan banyak pengangguran. Padahal itu konsekuensi BBM dinaikkan kalau mau cabut subsidi. Padahal secara text book tidak ada kebijakan makro untuk subsidi BBM ya," tukas dia.

SUMBER : Okezone.com