BI Siap Pasang Badan Stabilkan Rupiah

[alnpr]

Spoiler

Pelemahan nilai tukar Rupiah diklaim bukan lantaran kebijakan pemerintah untuk menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Pelamahan Rupiah, diklaim lantaran adanya gejolak pada ekonomi global.

"Kita justru sambut baik bahwa APBN-Perubahan bisa disetujui kemudian diputuskan harga BBM dinaikkan dan akibatnya, yang tadinya ada dua defisit, yakni defisit anggaran dan defisit transaksi berjalan, paling tidak defisit anggaran sudah tidak lagi," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo di kantor presiden, jalan Medan Merdeka, Jakarta, Kamis (25/7/2013).

Menurutnya, saat ini yang harus diperhatikan yakni defisit transaksi berjalan. Meski demikian, pemerintah juga harus waspada terhadap gejolak yang terjadi pada perkembangan ekonomi dunia.

"Jadi, kalau seandainya nilai tukar itu berada di atas Rp10.000 per USD, kami mohon masyarakat untuk tenang, karena BI akan selalu menjaga stabilitas daripada nilai tukar," tuturnya.

Dia mengungkapkan, pada Juli ini memang terjadi banyak tekanan, pasalnya banyak masih ada utang swasta yang harus dibayarkan. Oleh karena itu, kebutuhan akan valas sudah tinggi. "Natni kalau Juli sudah terlewati, ke depan kita berharap kondisi menjadi lebih baik lagi," tambah Agus Marto.

Agus Marto melanjutkan, saat ini rupiah telah mencapai keseimbangan (ekuilibrium) baru. Meski demikian, dia enggan mengungkapkan berapa kisaran yang nyaman bagi rupiah. "Kita melihat ini sudah konvegen menuju suatu ekuilibrium yang baru," katanya.

Sumber: http://bit.ly/14KPcKN