
Gubernur BI Agus Martowardojo (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sempat melemah ke level Rp 13.600. Namun, Bank Indonesia (BI) memastikan pelemahan tersebut hanya bersifat sementara.
Gubernur BI Agus Martowardojo meyakinkan, fundamental ekonomi Indonesia masih kuat, beberapa indikator makro ekonomi juga sangat baik. Pelemahan rupiah kemarin masih dalam kondisi yang bisa diterima oleh bank sentral.
"Masih bisa (diterima). Kami kan lihat bahwa secara umum perkembangan inflasi kita dengan dikeluarkannya inflasi September menunjukkan 0,3% (month to month) dan 3,72% (year on year), masih terkendali seperti yang ditargetkan di kisaran 4% bahkan bisa ke bawah," ujar Agus saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (4/10).
Menurutnya, selama semester kedua tahun ini pemerintah akan fokus untuk pemulihan ekonomi nasional, sehingga Agus optimistis pelemahan rupiah hanya sementara dan kondisi bisa kembali stabil.
"Semester dua ini perbaikan ekonomi nasional dan dengan kondisi seperti itu kami akan kembali ke situasi yang lebih baik, tidak dalam kondisi yang lemah, yang kami yakini sementara," jelasnya.
Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menjelaskan, ada tiga penyebab utama melemahnya rupiah. Pertama, rencana Donald Trump yang mengajukan proposal penurunan tarif pajak individu dan korporasi di AS.
Kedua, pernyataan Gubernur Bank Sentral AS Federal Reserve Janet Yellen yang akan menaikkan suku bunga pada Desember. Dan terakhir terkait pengganti Yellen yang diperkirakan lebih ketat.
https://kumparan.com/michael-agustin...sementara-saja