|
Register |
Notices |
Business and Economy! Main Forum Description |
|
Thread Tools | Search this Thread | Display Modes |
5th October 2017, 07:11 AM | #1 |
KaDes Forumku
Join Date: 2 Jul 2017
Userid: 6337
Posts: 657
Likes: 0
Liked 3 Times in 3 Posts
|
Tarif Listrik Industri RI Kalah Murah dari Malaysia, Ini Sebabnya
PLN Bakal Terangi Seluruh Dusun Pulau Bawean (Foto: Edy Sofyan/kumparan) Berdasarkan data Kementerian ESDM, tarif listrik industri di Indonesia bukanlah yang termurah, tapi juga bukan yang termahal. Per Juli 2017, tarif listrik untuk golongan pelanggan Industri Besar-TT (Tegangan Tinggi) adalah 7,5 sen dolar AS/kWh. Jika dibandingkan Malaysia dan Vietnam, dua negara tersebut ternyata menerapkan tarif listrik bagi industri besar yang lebih murah dibanding di Indonesia, yakni 6,8 sen dolar AS/kWh di Malaysia dan 6,72 sen dolar AS/kWh di Vietnam. Tetapi, tarif listrik industri di Indonesia masih kompetitif dibanding Thailand, Singapura, dan Filipina. Di Thailand tarifnya 7,93 sen dolar AS/kWh, sementara di Singapura 10,06 sen dolar AS, dan di Filipina sebesar 8,7 sen dolar AS/kWh. Sedangkan untuk pelanggan golongan Industri Menengah-TM (Tegangan Menengah), di Indonesia tarifnya 8,38 sen dolar AS/kWh, kalah efisien dibanding Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Di Malaysia hanya 7,26 sen dolar AS/kWh, Thailand 7,93 sen dolar AS/kWh, dan Vietnam 7,07 sen dolar AS/kWh. Namun Indonesia masih lebih efisien untuk tarif listrik industri menengah jika dibandingkan dengan Singapura yang memasang tarif 10,34 sen dolar AS/kWh dan Filipina 8,75 sen dolar AS/kWh. Kepala Biro Komunikasi Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menjelaskan tarif listrik di Malaysia dan Vietnam bisa lebih efisien terutama karena kondisi alam. Keduanya bukan negara kepulauan seperti Indonesia, mereka bisa membuat jaringan listrik yang terintegrasi di seluruh wilayahnya. "Malaysia dan terutama Vietnam bukan negara kepulauan. Pembangunan pembangkit dan jaringan transmisi distribusi, juga biaya operasi pasti lebih mudah dan lebih murah," kata Dadan kepada kumparan (kumparan.com), Rabu (4/10). Indonesia yang merupakan negara kepulauan tentu tak bisa membangun jaringan yang terintegrasi di seluruh wilayah seperti Vietnam dan Malaysia. Selain itu, ada banyak daerah terpencil, pulau-pulau terluar yang hanya bisa dilistriki dengan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD). Penggunaan PLTD tentu membuat biaya pokok penyediaan (BPP) listrik jadi mahal karena bahan bakar minyak (BBM) yang harganya tinggi. Bauran energi listrik di Malaysia dan Vietnam tentu lebih baik karena tak perlu menggunakan banyak PLTD. "Bauran energi pasti berpengaruh karena komponen terbesar pembentuk BPP adalah biaya bahan bakar," tutupnya. https://kumparan.com/michael-agustin...a-ini-sebabnya |
|
Sponsored Links |
Bookmarks |
Similar Threads | ||||
Thread | Thread Starter | Forum | Replies | Last Post |
Industri Besi Baja Tagih Kompensasi Kenaikan Tarif Listrik | miss_nha | Business and Economy! | 1 | 7th May 2019 10:52 AM |
Meski ICP dan Dolar AS Naik, PLN Jamin Tarif Listrik Industri Tetap | je_tek | Business and Economy! | 0 | 5th October 2017 06:37 AM |
Tim Ahli JK Minta Tarif Listrik Industri Diturunkan | sucyresky | Business and Economy! | 0 | 22nd September 2015 08:37 AM |
Tarif Listrik Hambat Perkembangan Industri Indonesia | sucyresky | Business and Economy! | 0 | 18th July 2015 07:20 AM |
Naikkan Tarif Listrik Industri, Pengusaha Sebut PLN Sudah Gila | sucyresky | Business and Economy! | 0 | 8th April 2015 09:15 AM |
Currently Active Users Viewing This Thread: 1 (0 members and 1 guests) | |
Thread Tools | Search this Thread |
Display Modes | |
|
|