je_tek

Ilustrasi toko ritel (Foto: @shalome05 via AP)

Pertumbuhan bisnis ritel dalam beberapa waktu terakhir terus mengalami perlambatan. Beberapa ritel tradisional, juga yang modern bahkan harus tutup karena gempuran toko online yang kini lebih dipilih masyarakat.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menginginkan ritel tradisional dan ritel modern mencontoh India yang bisa bersinergi. Dengan begitu, dua industri itu diharapkan dapat tumbuh bersama dalam melayani masyarakat.
"Saya surprise di India ritel tradisional dan ritel modern bisa menghidupkan satu sama lain. Sinergi itu indah sekali," ucap Darmin di Museum Nasional, Jakarta, Rabu (4/10).


Menurut Darmin, sektor ritel ritel modern di Indonesia menyediakan sebuah toko yang dikhususkan sebagai perkulakan bagi ritel tradisional untuk mendapatkan harga barang yang murah. Dia menginginkan ritel modern di Indonesia meniru India.
"Ritel modern bisa mendapatkan barang yang jauh lebih murah karena membeli dalam jumlah besar dan jangka waktu yang panjang. Tidak apa-apalah mengurangi pendapatan untuk menyediakan tempat kulakan bagi ritel tradisional," jelasnya.
Selain itu, Darmin juga berharap ritel modern bersedia untuk menerima barang yang diproduksi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Berdasarkan catatan pihaknya, untuk memasukkan barang ke ritel modern penyedia barang itu harus menyetor sejumlah uang.
"Ini keluhan dari UMKM, kalau barang masuk ke ritel modern bayarnya mahal. Soal ini harus ada aturan main, kalau tidak nanti UMKM kita tidak bisa apa-apa," tegasnya.
Menurut Darmin ketika ritel modern dan ritel tradisional dapat bersinergi, perekonomian Indonesia akan bergerak positif. Sebab, lanjutnya selama 5 tahun terakhir, pertumbuhan ritel modern Indonesia paling tinggi sedunia.

https://kumparan.com/angga-sukmawija...perti-di-india