Begini Cara Jitu Belajar Bahasa Asing Untuk Diri Pribadi

[ciptarumah]

Ialah seseorang guru dengan ijazah sarjana pendidikan jurusan bahasa Inggris. Di sekolah saya mengajar bahasa Inggris, akan tetapi pada 2012 sampai saat ini dapatkan pekerjaan penambahan mengajar mata pelajaran bahasa Jawa.

Pada awal mengajar bahasa Jawa saya telaten mendalami materi-materi bahasa Jawa, sampai mendalami kembali tata teknik tulisan aksara Jawa dan belajar gunakan variasi bahasa Jawa halus.

Baca Juga: barakallah fii umrik* untuk wanita

Lantaran seperti yg udah didapati umumnya pada orang Jawa, kalau bahasa Jawa miliki variasi tingkatan dengan object serta subyek yg tidak serupa. Sampai selanjutnya saya makin menyelami bahasa Jawa dengan variasi budayanya yg awal kalinya belumlah sempat saya mempelajari.

Baca Juga: syafakillah arab

Belajar bahasa bukan hanya mendalami bahasanya. Pun bukan bermakna kita cuma membuat perubahan dari bahasa Indonesia ke bahasa yg mau kita mempelajari. Akan tetapi, kita akan mendalami budaya dari lokasi mana bahasa itu berasal.

Artikel Terkait: assalamualaikum arab

Bahkan juga, dalam materi kuliah jurusan bahasa Inggris ada mata kuliah CCU (cross culture understanding) atau pandangan lintas budaya.

Bahasa Jawa adalah bahasa ibu dalam orang Jawa. Di masa milenium serta serba digital seperti kini, ada sedikit anak-anak yg faham pemakaian variasi bahasa Jawa. Bahasa Jawa miliki tingkatan sendiri buat berhubungan dengan seorang. Bahasa Jawa ngoko buat sama-sama anak-anak dan bahasa Jawa krama atau halus buat anak pada orang yg lebih tua.

Mata pelajaran bahasa Jawa pada kurikulum di SMP adalah mata pelajaran muatan lokal penting. Di sini anak-anak tidak cuma mendalami bahasa Jawa tersebut, akan tetapi anak-anak akan mendalami perihal seluk-beluk perihal budaya Jawa. Sangat banyak variasi materi yg akan dipelajari mulai sejak kelas VII sampai kelas IX.

Paramasastra adalah kesusastraan Jawa sebagai satu diantaranya materi yg dipelajari. Terdapat banyak paramasatra yg dipelajari. Salah satunya, wangsalan (unen-unen cangkriman nanging dibedhek dhewe) . Tujuannya seperti tebak-tebakan.

Misalnya jenang gula, kowe saja lali, yg bertujuan ialah orang Jawa menyebutkan gulali buat makanan ciri khas Jawa yg terbuat dari olahan gula Jawa yg bermakna perlu diingat diambil dari kata gulali, lantas berubah menjadi lali atau lupa.

Sanepa (unen-unen sing tegese mbangetake) yg bermakna pengakuan dengan arti yg bermakna benar-benar. Misalnya awake kuru semangka (badannya kurus semangka) . Walaupun sebenarnya semangka itu bundar, yg punya arti orang yg disebut ialah benar-benar gemuk.

Tidak cuma paramasastra, anak-anak pun diperkenalkan pada tembang macapat yg dalamnya kaya khasanah kehidupan. Salah satunya ; 1) Maskumambang yg bermakna mengambang, memvisualisasikan janin yg ada pada dalam kandungan.

Mijil yg bermakna lahir yg memvisualisasikan kelahiran bayi, 3) Sinom yg punya arti muda, memvisualisasikan saat muda yg indah penuh dengan keinginan, 4) Kinanthi punya arti tuntunan memvisualisasikan saat, dimana manusia membuat jati diri serta melintasi jalan ke arah impian. Asmarandhana punya arti asmara memvisualisasikan saat dimana manusia mulai alami asmara.

Lantas, 6) Gambuh punya arti kecocokan memvisualisasikan prinsip manusia yg siap berumah tangga, 7) Dandanggula bermakna kasembadan atau kesenangan memvisualisasikan kesuksesan membina rumah tangga, 8) Durma punya arti dermawan memvisualisasikan bentuk dari perasaan sukur.

Pangkur punya arti menjauhi udara nafsu memvisualisasikan manusia yg makin tua serta menjauhi udara nafsu dunia, 10) Megatruh punya arti melepas ruh atau kematian memvisualisasikan kematian manusia, serta 11) Pocong atinya dibungkus kain mori memvisualisasikan kematian manusia yg mau disemayamkan.

Bahasa Jawa miliki aksara privat yg dimanfaatkan, aksara Jawa. Dalam menciptaan aksara Jawa tersebut, ada suatu kejadian yg terkenal dalam orang Jawa. Di kisahkan Ajisaka miliki dua orang pengikut yg benar-benar setia bernama Dora serta Sembada.

Kedua-duanya dikasih keyakinan buat mengawasi pusaka pada tempat yg tidak serupa. Sampai Ajisaka memberikan pesan, tdk ada yg bisa ambil pusaka itu, terkecuali dirinya.

Akan tetapi satu hari Ajisaka minta Sembada buat menjemput Dora dan ambil pusaka itu. Akan tetapi Dora mengingat pesan Ajisaka, kalau tdk ada yg bisa ambil pusaka itu terkecuali dirinya. Terbentuklah pertikaian hebat pada Dora serta Sembada sampai terciptalah huruf Jawa dengan posisi bunyi sebagaimana berikut.

HA NA CA RA KA yg punya arti ada utusan, 2) DA TA SA WA LA yg punya arti sama sama bersitegang 3) PA DA JA YA NYA sama kuatnya, 4) MA GA BA THA NGA punya arti saling wafat berubah menjadi jasad.

Demikian sekelumit kebudayaan Jawa yg butuh kita lestarikan. Ada banyak kembali budaya Jawa yg butuh kita mempelajari bersama-sama dan kita tularkan terhadap generasi bangsa supaya tdk punah.