forumku.com logo Forumku Borobudur Budaya Indonesia
forumku  

Go Back   forumku > >
Register Register
Notices

Forum BukuKuBaca Main Forum Description

Post New Thread  Reply
 
Thread Tools Search this Thread Display Modes
Old 11th April 2019, 08:43 PM   #1
Ketua RT
 
Join Date: 17 Oct 2018
Userid: 7491
Location: Bandung
Posts: 144
Real Name: Steven Andreas
Likes: 0
Liked 1 Time in 1 Post
Default Yuk Intip Kabar Terbaru Eks Mahasiswa Ikatan Dinas yang Tersisa di Havana

Bekas Mahasiswa Ikatan Dinas yg Tersisa di Havana
Generasi muda saat ini mungkin tdk ketahui apabila peristiwa Indonesia di saat lantas udah membuat beberapa pemuda/pelajar Indonesia di saat itu terpisah dari keluarganya sepanjang sekian tahun.

Sama juga sewaktu saya akan ditaruh di Kuba, satu diantaranya senior yg sempat ditaruh di Havana menjelaskan kalau di Kuba ada beberapa Bekas Mahid.

“Eks Mahid? Batin saya menanyakan! Arti apalagi itu? " sewaktu senior saya menjelaskannya, baru saya mengetahui. Bekas Mahid yaitu Mahasiswa Ikatan Dinas Indonesia di jaman Presiden Soekarno, kurang lebih tahun 1960-an, yg dikirim ke luar negeri buat menambahkan pendidikan S1 di sekian banyak negara seperti Uni Soviet, Chekoslavia, serta sekian banyak negara sosialis komunis yang lain di Eropa Timur.

Sewaktu itu, Interaksi Pemerintah Indonesia dengan Uni Soviet serta negara sekutunya sangatlah dekat. Pengiriman beberapa ribu mahasiswa Indonesia keluar negeri oleh Pemerintah Indonesia diperuntukan supaya sekembalinya dari sekolah di luar negeri mereka bisa bangun Indonesia.

Tetapi, apa pengin dikata, apabila nasib tentukan beda. Sewaktu mereka tengah ada di luar negeri, berlangsung momen G30S yg lalu dibarengi dengan perubahan pemerintahan.

Banyak pada mereka yg dicabut paspornya sebab tidak ingin membuat surat pengakuan memberi dukungan pemerintahan yg baru hingga jadi stateless.

Sejumlah kecil mahasiswa ini pada akhirnya terdampar serta berada di Kuba. Mereka jadi sahabat-sahabat saya sewaktu bekerja di Kuba sepanjang 3, 5 tahun (2005-2008) serta jadi satu diantaranya yg sebabkan saya kerasan tinggal di Havana Kuba.

Pertemanan saya dengan kawan-kawan bekas Mahid berikan kesan-kesan spesifik. Mereka udah seperti orang-tua saya. Dengan pembawaan serta bagian pengetahuan yg berlainan, banyak pelajaran yg dapat saya mengambil dari mereka yg tidak akan terlewatkan selama hidup saya.

Kendati umur mereka jauh terpaut dengan saya (kurang lebih 30-35 tahun) tetapi kami dapat berkawan. Sahabat-sahabat saya itu yaitu Almarhum Gunadito (wafat pada 2011) , Widodo Suwardjo, Ahmad Soepradja, serta Salim. Almarhum Gunadito, Soepradja, serta Widodo adalah lulusan S2 di Rusia.


Gedung Penting di Kuba (Photo : REUTERS/Stringer)
Dua yg pertama terdampar di Kuba sebab menikah dengan wanita Kuba yg bersekolah di Kampus yg sama di luar negeri. Sesaat Widodo tinggal di Kuba sebab mendapat penawaran project dari Pemerintah Kuba. Pak Salim sebenarnya bukan bekas Mahid tetapi sewaktu momen G30S tengah berobat ke Cina (negara sosialis komunis) .

Almarhum Gunadito, biasa dipangil Pak Gun, umpamanya, yaitu tipikal orang penyuka menopang orang beda, termasuk juga kawan-kawan di KBRI, tegas, senantiasa jelas, serta berani.

Doktor bagian Ekonomi ini (sewaktu itu berumur kurang lebih 70-an tahun) udah pensiun dari Kementerian Ekonomi serta Investasi Kuba hingga memilik cukuplah banyaknya waktu buat berhubungan dengan kami.

Satu diantaranya perihal yg tidak sempat saya lupa yaitu sewaktu beliau dengan mobil Fiat Uno mungil yg sudah tua membawa saya ke Rumah Sakit buat berobat, meskipun sebenarnya saya tdk memintanya.

Perihal ini dimulai sewaktu beliau mengontak saya lewat telpon serta merasakan saya sakit. Tiada saya mohon beliau langsung melesat ketujuan rumah saya yg jaraknya kurang lebih 3 km, kendati beliau sendiri waktu itu dalam situasi sakit.

Saya jelaskan kalau saya tak usah diantar serta dapat ke dokter sendiri. Tetapi jawaban tidak tersangka dilepaskan beliau " Saya itu udah tua, kalaupun pengin mati ya nggak apa, namun kamu itu tetap muda, ada banyak impian, ” jawaban itu membuat saya tertegun.

Beliau berikan contoh yg baik, tdk dengan kalimat tapi lewat prilaku. Dalam soal ini, ada teladan dari beliau. Umumnya menjadi manusia biasa, kita akan memperlakukan seorang berdasar pada resiprokal.

Apabila seorang memperlakukan kita dengan baik, kita akan melakukan hal sama. Demikian pula sebaliknya, apabila kita diperlakukan tdk baik oleh orang beda minimal kita akan menjauhi orang itu atau bahkan juga yg berlebihan kita akan membalasnya.
Artikel Terkait :*sekolah ikatan dinas di indonesia

Tetapi, apa yg dikerjakan Pak Gun? Sewaktu seorang memperlakukan Pak Gun dengan tdk baik, tetapi tetap dibantunya sewaktu butuh pertolongan, saya sudah sempat beri salam “Pak, bukankan ia udah menyakiti hati Bapak? Kenapa Bapak masih membantunya? ” papar saya. “ Ah, biarlah, tdk apa-apa, ” jawab beliau.

Bigitulah Pak Gun, apabila membantu sama-sama itu tiada pamrih, sangatlah tulus, belum pernah balas dendam. Beliau pula punya prinsip seandainya kita membantu orang beda, orang itu akan puas, begitu pula kita akan terasa puas.

“Perasaan puas membahagiakan orang beda itu akan membuat kita panjang umur”, kata Pak Gun. Sekembalinya dari Kuba, kami tetap kerap kirim berita lewat e mail sampai pada Januari 2011, Tuhan menyebut Pak Gunadito. Susah sekali berasa.


Photo 1. Almarhum Bapak Gunadito serta istrinya, Ibu America (Sumber : Koleksi keluarga Gunadito)

Beda Gunardito, beda juga Widodo. Master di bagian Metalurgi lulusan satu diantaranya Kampus di Rusia serta Doktor dari Kampus di Havana ini punya pembawaan yg tenang, sabar, serta komit pada janji.

Perihal ini juga yg sebabkan kejadian hidupnya mendapatkan banyak liputan alat bikin atau online di tahun 2006. Ini bermula dari kunjungan Presiden SBY serta rombongan ke Havana Kuba buat hadir KTT GNB September tahun 2006.

Kebetulan pada waktu ramah tamah, Presiden SBY dengan banyak WNI di Havana, Pak Widodo duduk satu meja dengan Bapak Andi Mallarangeng yg sewaktu itu yaitu jubir Presiden SBY.

Hasil dari pembicaraan tersingkap, kejadian hidup Pak Widodo yg tetap membujang di umur 66 tahun sebab udah memiliki komitmen dengan kekasihnya buat menikah sekembalinya dari Rusia.

Pergantian politik di Indonesia udah mengakibatkannya kehilangan kontak dengan kekasihnya. Lewat seseorang jurnalis yang staf Andi Mallarangeng, kejadian hidup Pak Widodo yg tengah mencari kekasihnya diterbitkan di beberapa alat online hingga banyak menarik simpati.

Publikasi yg luas pada akhirnya sukses mendapatkan kekasih hati Pak Widodo. Tetapi sayang, kekasih Widodo itu udah menikah serta beranak cucu. Sangatlah ironis khan? Politik udah menelan banyak korban.

Atas pertolongan “Hamba Allah”, pada Juni 2008, Widodo bisa bertandang ke Indonesia. Kunjungan itu udah dimanfaatkannya buat menjumpai eks kekasih hatinya untuk memberikan permintaan maaf sebab tidak bisa mengerjakan kontak sepanjang kurang lebih 40-an tahun semenjak paspor WNI-nya dicabut.

Sesudah menjumpai eks kekasihnya, Pak Widodo lantas pada akhirnya terasa lega. Seperti itulah kejadian menyentuh Bapak Widodo. Pada kunjungan ke Indonesia itu, beliau udah juga bersua Ayahnya di kota Blora yang udah beberapa puluh tahun terpisah. Pertemuan yg sangatlah mengharukan.
Simak Juga :*pengertian siklus krebs


Setahun lebih selanjutnya, Bapak Pak Widodo berpulang kepangkuan yg Maha Kuasa. Di Jakarta, Pak Widodo pernah juga bersua dengan Bapak Andi Mallarangeng buat mengatakan terima kasih.

Sekarang di usianya yg beranjak 76 tahun, Pak Widodo tetap aktif menjadi periset di satu diantaranya institusi Pemerintah Kuba serta belum menikah. Menjadi catatan, di Kuba tiap-tiap pegawai dipersilahkan buat senantiasa kerja sampai pegawai itu dengan sendirinya ajukan diri buat pensiun.


Photo 2. Pertemuan Andi Mallarangeng dengan Widodo Suwardjo di saah satu kedai Soto di Jakarta Pusat pada 11 Juni 2008 (Photo : koleksi pribadi)

Kawan akrab yg ke-3, Pak Salim, yaitu tipikal orang yg ceria, aktif serta tetap berpikiran positif. Beliau miliki pegangan hidup sehat dengan melakukan olahraga serta makan sehat.

Beliau punya tujuan hidup sampai 120 tahun. Orang mungkin ketawa mendengarnya. Begitu juga dengan saya. Tetapi, apa pun kata orang, Pak Salim masih yakin. “Setiap bangun pagi minum satu gelas air putih, diteruskan dengan jogging sepanjang 30 menit serta sarapan pagi dengan dua buah pisang. Buat makan siang, cukuplah sup kacang serta sayur-sayuran. Malam hari, roti serta susu " kata Pak Salim berkenaan kebiasaan hidup sehatnya.

Kadang-kadang sewaktu ada aktivitas atau acara di KBRI atau di Wisma Duta yg memberikan masakan Indonesia, Pak Salim lantas tdk mengabaikan buat mengecap makanan Indonesia yg jarang-jarang dijumpainya.

Dengan kebiasaan hidup sehatnya, di usianya yg menggapai 86 tahun, Pak Salim tetap nampak kuat serta sehat. Pak Salim yg hidup sendiri adalah dosen bahasa Inggris di Universtas Havana, yg sangatlah akrab dengan banyak mahasiswanya.


Photo 3. Pak Widodo (no. 3 dari kiri) , serta Pak Salim (no. 2 dari kanan) , mengapit Duta Besar RI buat Kuba sekarang, Duta Besar Alfred Palembangan (no. 3 dari kanan) , 19 Maret 2018 sekejap sesudah pemungutan sumpah serta penandatangan Pakta Jujur dan berkarakter kuat Panitia Penentuan Luar Negeri (PPLN) serta Sekretariat PPLN Havana. (Photo : Koleksi KBRI Havana) .

Kawan akrab yang lain yaitu Soepradja, biasa saya panggil Pak Pradja. Beliau adalah master bagian Ekonomi dari satu diantaranya Kampus di Chekoslovakia (sekarang jadi negara Cheko serta Slovakia) .

Sewaktu saya pertama ditaruh di Havana, Pak Pradja udah lama mengundurkan diri dari tugasnya di institusi Pemerintah Kuba. Beliau lalu kerja menjadi penjaga Wisma Duta yg upahnya berlipat ganda semakin besar ketimbang kerja di institusi Kuba.

Seperti pada yg beda, kehidupan Soepradja tidak kalah kerasnya. Anak tunggal salah satu yg cantik wafat sebab lukeumia sewaktu berusia 29 tahun. Istri tersayangnya lantas wafat sebab kanker setahun lebih waktu lalu.

Sekarang Soepradja tinggal seseorang diri di apartemennya. Tetapi, langkah pandangnya yg tetap positif membuat masih sehat di usianya sekarang yg kira-kira 80 tahunan.

Pada 2007, pada saat upacara Bendera 17 Agustus, pemerintah Indonesia lewat KBRI Havana menyerahkan paspor WNI pada sahabat-sahabat saya diatas.

Sekarang mereka tdk jadi stateless . Mereka sangatlah terharu serta menitikan air mata, sebab udah disadari kembali jadi WNI. Satu penghargaan yg tidak terhingga untuk mereka. (Pemerintah waktu itu lewat Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 berikan peluang pada orang Indonesia yg udah lama menetap di luar negeri buat mendapat status WNI) .


Photo 4. Dari kanan ke kiri : Almarhum Gunadito, Pak Pradja, serta Pak Widodo, pada waktu upacara 17 Agustus 2007 serta saat penyerahan paspor WNI. (photo : koleksi pribadi) .

Impian sahabat-sahabat saya buat memakan saat tuanya di Indonesia memang masih ada. Tetapi, sebagai pertimbangan yaitu agunan dalam hari tua kalau mereka tinggal di Indonesia. Sesaat sejauh ini pemerintah Kuba udah menyiapkan tempat tinggal serta agunan hari tua pada mereka yg udah pensiun.

Untuk saya pribadi bisa mengetahui mereka lebih dekat yaitu suatu hal yg fantastis. Saya banyak belajar dari keuletan, daya juang serta nilai-nilai positif mereka sama seperti saya katakan diatas.

Sangatlah disayangkan prahara politik udah sebabkan mereka tidak bisa memberikan kepiawaiannya untuk perubahan Indonesia.

Satu yg saya kagumi yakni dengan kecerdasan, pengalaman, serta pengetahuan yg dipunyai, mereka bisa bergaul serta berkawan dengan siapapun bahkan juga dengan anak-anak muda yg usianya terpaut jauh dari umur mereka.

Ini yaitu perihal yg perlu ditiru buat kurangi gap pada generasi muda serta generasi tua, hingga generasi muda tdk kehilangan arah sebab tdk mengetahui peristiwa negaranya sendiri.

Demikian, sepenggal narasi dari Kuba mudah-mudahan bisa berfaedah untuk semua.
steven99 is offline   Reply With Quote
Sponsored Links
Post New Thread  Reply

Bookmarks

Tags
dari, dengan, pak, saya, serta



Similar Threads
Thread Thread Starter Forum Replies Last Post
Yuk Intip Mahasiswa Harus Diajari Filsafat Hukum Sejak Dini ciptarumah Forum TulisanKu MyWriting 0 15th February 2019 08:43 PM
Yuk Intip Mahasiswa Harus Diajari Filsafat Hukum Sejak Dini ciptarumah Forum TulisanKu MyWriting 0 15th February 2019 08:38 PM
Siaran Pers: Ikatan Mahasiswa Papua Soroti Gizi Buruk dan Wabah Penyakit di Papua Itsaboutsoul Papua 0 9th February 2018 09:48 PM
Intip Fitur Nissan Murano Terbaru Otomotif Bandung Mobil 0 17th March 2016 08:53 PM
Simak Sobat, Kabar Terbaru Dari Smartphone LG Tipe Modular aristanovie Program Forumku 1 26th February 2016 11:55 PM


Currently Active Users Viewing This Thread: 1 (0 members and 1 guests)
 
Thread Tools Search this Thread
Search this Thread:

Advanced Search
Display Modes

Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off

Forum Jump


All times are GMT +7. The time now is 02:27 AM.


forumku.com is supported by and in collaboration with

forumku.com kerja sama promosi kiossticker.com 5 December 2012 - 4 Maret 2013 Web Hosting Indonesia forumku.com kerja sama promosi my-adliya.com forumku.com kerja sama promosi situsku.com

Promosi Forumku :

CakeDefi Learn to Earn

Positive Collaboration :

positive collaboration: yukitabaca.com positive collaboration: smartstore.com positive collaboration: lc-graziani.net positive collaboration: Info Blog

Media Partners and Coverages :

media partner and coverage: kompasiana.com media partner and coverage: wikipedia.org media partner and coverage: youtube.com

forumku.com
A Positive Indonesia(n) Community
Merajut Potensi untuk Satu Indonesia
Synergizing Potentials for Nation Building

Powered by vBulletin® Version 3.8.7
Copyright ©2000 - 2024, vBulletin Solutions, Inc.
Search Engine Optimisation provided by DragonByte SEO v2.0.37 (Lite) - vBulletin Mods & Addons Copyright © 2024 DragonByte Technologies Ltd.
Google Find us on Google+

server and hosting funded by:
forumku.com kerja sama webhosting dan server
no new posts