forumku.com logo Forumku Borobudur Budaya Indonesia
forumku  

Go Back   forumku > >
Register Register
Notices

Forum BukuKuBaca Main Forum Description

Post New Thread  Reply
 
Thread Tools Search this Thread Display Modes
Old 11th May 2019, 09:28 PM   #1
Ketua RT
 
Join Date: 17 Oct 2018
Userid: 7491
Location: Bandung
Posts: 144
Real Name: Steven Andreas
Likes: 0
Liked 1 Time in 1 Post
Default Jangan Lewatkan Arus Balik Literasi Keindonesiaan

Jantung keindonesiaan kita seringkali tertusuk-tusuk duri kedengkian. Kontestasi ideologi membuat cerita berkebangsaan kita, berpusar pada arus pembicaraan tidak segera henti tentang dasar kenegaraan sekalian hari esok keindonesiaan. Pembicaraan mengenai basic negara, seringkali menyeret persahabatan serta persaudaraan pada gelombang kedengkian yg makin mencemaskan. Meskipun sebenarnya, Pancasila dengan seluruh nilai-nilai terutamanya, sudah dirumuskan founding fathers negeri ini, dalam pemikiran jernih serta renungan mendalam yg terangkum pada keadaan pembicaraan berkebangsaan yg sehat.
Simak Juga :*cara mendirikan CV

Sesaat, pada terakhir ini, perdebatan-perdebatan mengenai metode negara serta arah hari esok bangsa membelah komunitas-komunitas, persaudaraan serta persahabatan lintas etnis-agama, dalam kelompok-kelompok kecil yg tidak serupa pandangan. Pembicaraan ini melenggang tanpa ada usaha serius menziarahi ide yg diwariskan Sukarno, Moh. Hatta, Kiai Hasyim Asy'ari, Kiai Ahmad Dahlan, Sjahrir, Tan Malaka, Kiai Wahab Chasbullah, Kiai Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, serta deretan pemikir-pejuang negeri ini.

Literasi keindonesiaan serta berkebangsaan kita amat minim berikan kesegaran ide anak bangsa. Infrastruktur literasi keindonesiaan harus dapat tembus perubahan technologi, sekalian melewati sekat geografis. Walaupun pemerintah lewat cara serius mengupayakan menanggulangi jurang menganga dalam infrastruktur literasi kita, memerlukan usaha yg terus-menerus serta berpihaknya untuk memajukan kualitas literasi keindonesiaan.

Realitas yg keluar di permukaan, bangsa Indonesia adalah bangsa besar dengan warisan peradaban agung, tetapi miskin dalam transformasi literasi kekinian. Rutinitas kejadian, dongeng, tambo serta sejenisnya, yg menaruh khazanah kebudayaan dan imajinasi kebinekaan, berpindah berubah menjadi gunjingan dan fitnah yg tumpah. Meskipun sebenarnya, kita punyai rutinitas tepa selira yg berakar dari khazanah Nusantara, dan tabayyun dari rutinitas agama. Perubahan technologi serta pembaruan medsos belum dapat berubah menjadi jembatan komunikasi lintas etnis serta agama dalam nuansa keindonesiaan yg fresh.

Literasi keindonesiaan kita perlu sentuhan bersamanya. Data United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada 2016, di area dunia ada lebih kurang 263 juta anak putus sekolah yg minim kapabilitas literasi basic. Dari lanskap global, indeks literasi penduduk Indonesia ada pada anak tangga bawah. Data statistik dari UNESCO, Indonesia ada di rangking 60 dari keseluruhan 61 negara, yg ada dalam indeks literasi internasional. Negeri ini ada di tingkat literasi rendah, dibawah rangking sekian banyak negara Asia Tenggara serta satu rangking diatas Botswana.

Study yg diadakan oleh Programme for International Student Assessment (PISA) masih membuktikan rendahnya ketertarikan baca penduduk negeri ini. Dari laporan PISA, indeks literasi membaca cuma naik satu point, dari 396 pada 2012 berubah menjadi 397 pada laporan 2015. Pada 2012, Indonesia mendapatkan score 396, dengan rangking 60 dari 65 negara, pada category membaca. Score rata-rata internasional PISA, dalam kapabilitas membaca, yg termasuk menyadari, memanfaatkan, serta merepresentasikan berbentuk tulisan, pada angka 500. Sesaat, pada indeks literasi sains serta matematika, naik cukuplah subtansial : 382 point (2012) berubah menjadi 403 point (2015) , dan 375 point pada 2012, naik 11 point berubah menjadi 386 pada 2015 waktu lalu.

Tidak hanya percepatan infrastruktur fisik, penambahan kualitas sdm Indonesia harus diistemewakan. Percepatan pembangunan sarana umum penting untuk memperlancarkan denyut nadi ekonomi kita. Tetapi, mencipta sdm yg unggul harus berubah menjadi prioritas. Menggenjot infrastruktur tanpa ada bangun intelektualitas serta jiwa bangsa, ibaratnya cuma bangun gedung pencakar langit tanpa ada penghuni.

Data study United Nations Development Programme (UNDP) menyingkap tingkat pendidikan menurut Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia yg masih butuh dorongan percepatan. Laporan UNDP dalam Human Development Report (2016) , Indeks Pembangunan Manusia negeri ini ada pada rangking 113 dari 188, yg turun tiga tingkat dari urutan 110 pada 2014. Apa yg berlangsung di Asmat, Papua berubah menjadi tamparan keras buat pemerintah Indonesia.

Literasi Keagamaan

Tidak hanya literasi keindonesiaan yg terus perlu dorongan kebijaksanaan, ada satu ceruk literasi yg mencemaskan : literasi keagamaan (religious literacy) . Dalam beberapa waktu paling akhir, agama berubah menjadi medan kontestasi desas-desus dan pertarungan cerita keindonesiaan. Peta perebutan politik serta kepemimpinan, tempatkan agama jadi instrumen beradu kapabilitas. Sesaat, komunikasi internal serta antarkomunitas agama terjerat pada instrumen perebutan politik.

Survey PPIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yg dipublikasi akhir 2017 lalu menyingkap alarm buat kebhinekaan serta keindonesiaan kita. Survey ini melaunching cerita kedengkian yg demikian bergelombang dalam denyut nadi. Periset PPIM mewawancara guru PAI (Pendidikan Agama Islam) , dosen PAI, siswa dan mahasiswa di seluruhnya Indonesia. Survey ini sertakan 2181 responden dari 35 propinsi, 68 kabupaten/kota, terdiri dalam 264 guru, 58 dosen, 1522 siswa serta 337 mahasiswa.
Artikel Terkait :*pohon literasi

Dari survey ini, technologi digital serta medsos berubah menjadi instrumen penting persebaran info. Sekitar 54, 87 prosen generasi milenial mengaku kalau sumber pengetahuan agama mereka dari internet serta medsos. Pendidikan agama, tidak sekedar bersumber dari pendidikan resmi di sekolah serta kampus, tetapi pula dari ustaz-ulama yg miliki account interaktif di medsos.

Cerita yg terjaga dalam lanskap keagamaan, tersingkap begitu kedengkian menyebar tanpa ada dilandasi pandangan lengkap atas liyan. Sekitar 64, 66 prosen guru serta dosen melihat Ahmadiyah jadi saluran Islam yg dibenci. Sesaat, Syiah ada pada rangking ke dua jadi saluran yg tidak disenangi, pada score 55, 6 prosen. Pada bagian lain, 44, 72 prosen guru serta dosen tidak sepakat bila pemerintah buat perlindungan Syiah serta Ahmadiyah.

Pada lingkaran siswa serta mahasiswa, pendidikan agama berubah menjadi pintu masuk menyadari keragaman serta trik pandang mereka terhadapa ketidaksamaan. Sayangnya, sekitar 48, 95 prosen responden menyebutkan kalau pendidikan agama memengaruhi mereka tidak untuk bergaul dengan pemeluk agama lain. Sesaat, 58, 5 prosen responden siswa serta mahasiswa miliki trik pandang keagamaan yg radikal.

Data ini membuktikan tanda-tanda serius yg tidak dapat dirasa sepele. Dalam sebuah zaman paling akhir, kita mundur langkah-langkah dalam kondisi literasi keagamaan. Akhir zaman ke-19 serta awal zaman ke-20, ulama Nusantara miliki jaringan cendekiawan sekalian persebaran literasi yg tembus batas geografis. Beberapa ribu karya kiai-kiai dibuat oleh beberapa penerbit di Singapura, Mumbai (India) sampai Mesir serta Haramain. Karya-karya keagamaan ini berubah menjadi referensi penting buat lingkaran akademis pada waktu itu. Fatwa-fatwa ulama penuh nuansa menjunjung ketidaksamaan serta mengayomi keragaman.

Sesaat, pada terakhir ini, literasi keagamaan terjangkiti kanker parah berwujud ketidaksiapnya menyadari ketidaksamaan. Napas-napas beberapa dari kita seakan tersengal sewaktu menyaksikan dikit saja ketidaksamaan pandangan serta kepercayaan. Penduduk Indonesia butuh oksigen penyegaran dari literasi keagamaan yg menjunjung kebhinekaan, melihat ketidaksamaan perbedaan (khilafiyyah) jadi rahmah. Kita perlu penyegaran literasi keagamaan sekalian literasi keindonesiaan.
steven99 is offline   Reply With Quote
Sponsored Links
Post New Thread  Reply

Bookmarks

Tags
dalam, dari, literasi, pada, serta



Similar Threads
Thread Thread Starter Forum Replies Last Post
Jangan Lewatkan Pekerjaan Freelancer Ini Menjanjikan! steven99 Forum BukuKuBaca 0 7th February 2019 12:43 PM
Jangan Lewatkan Perkembangan Peran Ekonomi Kreatif di Indonesia steven99 Forum BukuKuBaca 0 7th February 2019 12:13 PM
Jangan Lewatkan Indonesia Menabung Di Agustus 2019 steven99 Forum BukuKuBaca 0 28th January 2019 09:46 PM
Jangan Lewatkan PC NU Basel Gelar Istighosah dan Doa untuk Bangsa steven99 Forum BukuKuBaca 0 2nd January 2019 05:04 PM
Jangan Lewatkan Festival Kota Tua Tempoe Doeloe agusjember Social, Culture and Education! 0 5th November 2014 11:49 PM


Currently Active Users Viewing This Thread: 1 (0 members and 1 guests)
 
Thread Tools Search this Thread
Search this Thread:

Advanced Search
Display Modes

Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off

Forum Jump


All times are GMT +7. The time now is 08:46 PM.


forumku.com is supported by and in collaboration with

forumku.com kerja sama promosi kiossticker.com 5 December 2012 - 4 Maret 2013 Web Hosting Indonesia forumku.com kerja sama promosi my-adliya.com forumku.com kerja sama promosi situsku.com

Promosi Forumku :

CakeDefi Learn to Earn

Positive Collaboration :

positive collaboration: yukitabaca.com positive collaboration: smartstore.com positive collaboration: lc-graziani.net positive collaboration: Info Blog

Media Partners and Coverages :

media partner and coverage: kompasiana.com media partner and coverage: wikipedia.org media partner and coverage: youtube.com

forumku.com
A Positive Indonesia(n) Community
Merajut Potensi untuk Satu Indonesia
Synergizing Potentials for Nation Building

Powered by vBulletin® Version 3.8.7
Copyright ©2000 - 2024, vBulletin Solutions, Inc.
Search Engine Optimisation provided by DragonByte SEO v2.0.37 (Lite) - vBulletin Mods & Addons Copyright © 2024 DragonByte Technologies Ltd.
Google Find us on Google+

server and hosting funded by:
forumku.com kerja sama webhosting dan server
no new posts