4 Jenis nyamuk ini ternyata paling berbahaya di dunia

[prinawidia]

Semua orang tentu menginginkan rumahnya terbebas dari nyamuk, terlebih jika di rumah ada anak balita atau bayi. Sayangnya, hewan yang satu ini sering muncul berkunjung ke rumah baik siang, sore atau malam hari. Menurut Soeroto Atmosoedjono yang merupakan seorang analisis bakteriologi lulusan Eijkman Instituter ini menjelaskan bahwa nyamuk menghisap darah orang atau binatang untuk kelangsungan hidupnya.

Berikut di bawah ini adalah jenis-jenis nyamuk yang ternyata paling berbahaya di dunia :

4. Nyamuk Culex Faiqans

Nyamuk rumah ini sering menggigit di malam hari dan hinggap di mana saja. Namun, lebih sering hinggap di pakaian yang tergantung di dinding rumah. Jenis nyamuk ini dapat menjadi perantara penyakit kaki gajah atau filariasis.

3. Nyamuk Aedes Albopictus

Ini adalah jenis nyamuk yang bisa menularkan penyakit demam berdarah. Nyamuk ini biasanya banyak terdapat di kebun atau halaman rumah karena banyak tempat yang terisi air. Sama dengan Aedes Aegypti, nyamuk jenis ini sering menggigit di sore hari.

2. Nyamuk Aedes Aegypti

Jenis nyamuk ini bisa menyebabkan penyakit demam berdarah. Sering hinggap di tempat-tempat yang gelap serta di pakaian yang menggantung. Selain itu, nyamuk ini juga suka bertelur di air bersih. Jika menggigit orang virusnya akan masuk ke dalam tubuh dan virus demam berdarah tersebut akan ada selama nyamuk tersebut hidup.

1. Nyamuk Anopheles

Jenis nyamuk paling berbahaya yang utama yaitu nyamuk Anopheles. Sebab, nyamuk jenis ini dapat menyebabkan malaria dan sering ditemukan di rawa-rawa, saluran air dan permukaan air yang terekspos sinar matahari. Nyamuk Anopheles sendiri bertelur di permukaan air dan sering hinggap di kandang atau dinding rumah.

Berikut adalah jenis nyamuk paling berbahaya di dunia, ada baiknya anda selalu menjaga kebersihan rumah dan lingkungan di sekitar rumah agar tidak ada sarang yang bisa dihinggapi nyamuk untuk sekadar bertelur dan menetas sehingga menjadi jentik yang paling mematikan. Bukankah mencegah itu lebih baik daripada mengobati? Iyakan?