
Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Suahasil Nazara? memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2015 di bawah 5 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan prediksi yang dibuat Bank Indonesia (BI) pada kisaran 5 persen.
“Pertumbuhan ekonomi kuartal I 2015 pemerintah ingin setinggi-tingginya. Tapi masukan yang kami dapat dari berbagai macam tempat ada perlambatan. Kayaknya di sekitar 5 persen atau sedikit di bawah 5 persen,” ujar Suahasil di Jakarta, Selasa (28/4).
Dia mengatakan, perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal tersebut dipengaruhi gejolak perekonomian dunia yang terlihat dari harga komoditas yang terus menurun. Hal ini yang menyebabkan nilai ekspor Indonesia mengalami penurunan meski dolar tengah mengalami penguatan beberapa waktu lalu.
“Bagaimanapun kalau harga komoditas turun, duit yang masuk ke Indonesia juga turun. Kemudian perusahaan pertambangan merasa kesulitan semua,” ujarnya.
Suahasil menambahkan, perlambatan ekonomi pada tahun ini sejatinya telah diperkirakan sejak akhir 2014. Sebab itu dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015, pemerintah memutuskan untuk meningkatkan belanja secara signifikan.
Dana tersebut diperoleh dari alokasi subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang dicabut yang menurut Suahasil bisa menghasilkan dana Rp 290 triliun dan bisa digunakan untuk belanja pemerintah di bidang infrastruktur.
“Saatnya pemerintah laksanakan spending. Karena ini yang bisa memberi perputaran uang di perekonomian,” katanya. (CNN Indonesia).