Golok dan Jimat si*Pitung Menjadi Hikayat

[carapanduan]

" Pitung itu bukan perampok. Pitung itu ambil hasil rampokan yg diambil dari rakyat kecil sama kompeni, " kata Bachtiar, Tokoh muda Betawi, kala melakukan perbincangan dengan merdeka, com, Selasa minggu waktu lalu. Bachtiar lantas mengatakan apabila kehadiran Pitung memang sungguh-sungguh fakta. " Tidak hanya narasi dalam pementasan seni Betawi, " ujarnya.

Walau begitu, sampai saat ini tak ada satu orang lantas yg dapat mendeskripsikan perawakan si Pitung dalam suatu poto atau lukisan disaat ia tetap hidup. Bachtiar ikut pemilik Sanggar si Pitung ini mengemukakan, narasi berkembang sampai saat ini perihal si Pitung memang demikian ada. Pitung dalam warga Betawi memang diketahui lantaran keberaniannya menantang Belanda. Tidak hanya itu ikut ia bagaikan Robin Hood yg suka membantu rakyat miskin, gara-gara tertindas perbuatan Belanda pada waktu itu.

Menurut Bachtiar, kepedulian Pitung pada rakyat kecil berasal disaat ia menyaksikan penindasan oleh Polisi Kolonial itu memohon upeti terhadap penduduk kampung. Bahkan juga tuan tanah ikut gak segan-segan memohon pajak tinggi terhadap banyak petani. Apabila gak dibayar, tuan tanah lewat banyak centengnya ikut gak malas buat menyiksa serta kuras harta dipunyai petani kala itu.

Baca : pengertian teks hikayat

Lantaran perbuatan itu ikut lantas bikin Pitung bertambah tak sukai. " Pitung gak sukai lihat centeng centeng ini. Bila ada centeng yg mungut pajak senantiasa menjarah harta rakyat miskin di daerah Batavia, itu di rampok kembali sama ia. Dikasihkan kembali sama pemiliknya. Jadi bukan ia ngerampok orang kaya senantiasa dibagi-bagikan, " kata Bachtiar.

Figure Pitung dari narasi turun temurun memang diketahui jadi seseorang pemuda jago bela diri. Ia mewarisi ajaran bela diri 'Maen Pukul' dari gurunya bernama Haji Naipin di daerah Tanah Abang. Bukan hanya jago bela diri, menurut Bachtiar Pitung ikut punyai pengetahuan kanuragan yg tak mempan dibacok atau ditembus peluru. Tidak cuman berguru dengan Haji Naipin, Pitung juga pernah belajar pengetahuan di daerah Banten.

Kesaktiannya lantas diketahui apabila Pitung punyai Pengetahuan Rawa Rontek. " Ia juga pernah belajar pengetahuan di daerah Menes, Banten. Itu yg di sebut pengetahuan rawa rontek, " pungkasnya.

Pitung menurut Bachtiar ikut adalah representasi pemuda Betawi kala itu. Ia kerapkali memanfaatkan busana serta celana warna merah dan ikat pinggang unik Betawi. Di ikat pinggang itu ikut terselip sebilah golok yg kerap dibawa buat hadapi musuh-musuhnya. Bahkan juga ada narasi apabila golok itu adalah senjata sakti punya Pitung.

" Ujarnya goloknya sich sakti, ada dalamnya. Namun kan itu tak dapat kita berikan, " ujarnya. Bachtiar lantas mengemukakan apabila Pitung ikut kerapkali memakai gelang Bahar di lengannya dan suatu cincin dengan batu mulia di jarinya.

Baca Juga : teks pidato bahasa indonesia

Tidak cuman golok, Pitung ikut punyai benda sakti beda. Bachtiar menyebutkan apabila sarung kerap dibawa adalah sarung sakti. Sarung itu ikut biasa dimanfaatkan si Pitung buat mengerjakan beribadah salat. Ada narasi bab kesaktian sarung si Pitung. Apabila dimanfaatkan buat menantang penjahat, sarung itu dapat melumpuhkan lawan.

" Cuman balik kembali kita nggak dapat yakin begitu saja, kan butuh bukti, " kata Bachtiar.

Tetapi narasi bab kesaktian Pitung malahan diluruskan oleh Haji Nunung, Sesepuh Kampung Rawa Belong ini memaparkan apabila Pitung tak punyai kesaktian seperti dalam film. Menurutnya, kesaktian si Pitung adalah buah dari ajaran agama yg dikerjakan. Bahkan juga Nunung ikut mengemukakan apabila Pitung tak kebal ditembak serta di bacok oleh musuhnya. " Itukan Cuman bumbu-bumbu narasi saja supaya menarik. Bohong semuanya itu. Yg ujarnya Pitung mati ditembak peluru emas itu mah penambahan narasi saja, " kata Haji Nunung.