Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Rudiantara mengenang bahwa tipuan yang menyebar sebelum perselisihan pemilihan presiden Mahkamah Konstitusi hari ini sudah tua dan informasi palsu yang terlalu sering digunakan yang awalnya menyebar di tengah-tengah pemilihan umum.
“Berdasarkan substansinya, belum ada tipuan provokatif terbaru. Yang ada hanya daur ulang yang tersebar di Whatsapp, ”kata Rudiantara di Hotel Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Senin.
Selain tidak melihat narasi tipuan jenis baru, Kominfo juga mencatat bahwa jumlahnya telah menurun secara signifikan sejak akhir Mei 2019 hingga hari ini pada Selasa, 18 Juni.
Statistik kementerian hanya mencatat informasi palsu yang tersebar hingga 100 URL per hari.
Sebagai perbandingan, dari kerusuhan 22 Mei yang meletus di Jakarta hingga 24 Mei, distribusi tipuan dan informasi provokatif mencapai 600 hingga 700 URL, yang semuanya diturunkan oleh pemerintah.
Meskipun jumlah distribusi tipuan menurun, Menteri Rudiantara mengingatkan masyarakat untuk terus-menerus menyadari narasi tipuan masa depan yang dimaksudkan untuk memicu konflik. Dia juga meyakinkan bahwa Kominfo tidak akan memblokir akses ke media sosial selama
sidang MK.