forumku.com logo Forumku Borobudur Budaya Indonesia
forumku  

Go Back   forumku > >
Register Register
Notices

Forumku Designs Design here, Design there and Everywhere

Post New Thread  Reply
 
Thread Tools Search this Thread Display Modes
Old 2nd February 2019, 09:52 PM   #1
Sek. RT
 
Join Date: 7 Feb 2018
Userid: 6908
Posts: 38
Likes: 0
Liked 1 Time in 1 Post
Default Lahan Tani di Takalar jadi Tambang Pasir

“Ini sawah keluarga kami. Telah tambah tinggi dari sawah berbeda. Kami tidak dapat kembali menanam padi, cuma menanam pepaya, serta cabe dikit, ” kata Irmawati Daeng So’na, seseorang petani.

Ia bercerita itu sekalian bergerutu serta berang lantaran lahannya tertimbun pasir dari bekas penambangan di sebelahnya. Peristiwa berasal pada 2010, keluarga Irmawati, tidak berikan izin ada tambang akan tetapi penambang berkilah cuma tidak lama. Parahnya, hingga sampai penambangan berhenti, material itu terus mengendap tidak terambil. Sisa pematang juga mulai tumbang. Bila hujan, air seperti lari lantaran pasir. “Apalagi yg dapat kami kerjakan dengan situasi ini? ”

Irmawati melihat kolam sisa penambangan. Dia tampak seperti danau, bukan kubangan. Panjang raih 200 mtr., lebar lebih kurang 30 mtr.. Air biru. Sejumlah burung bangau, tampak menanti mangsa di dahan pohon.

Di pojok berbeda “danau” itu, ada pohon mangga berdiri tegak, pada 2011, anak umur 12 tahun, meregang nyawa, terbenam, disaat bersama dengan kawannya bermain.

Saya berdiri serta lihat tempat menyayat hati itu. “Keluarganya berang. Ia memberikan laporan ke aparat desa. Disikapi dingin serta dipandang sebagai takdir. ” Irmawati mengenang kembali.

“Saya tahu insiden itu. Itu bukan salah penambang. Itu kan kekeliruan sendiri–ajal, ” kata Muhammad Darwis, Kepala Desa Pa’dinging.

“Tidak berikan ultimatum pada penambang, atau bikin pagar pembatas? ” kata saya.

“Kan bila telah lihat demikian, anak-anak yg berfikir baik, pastinya tak main kesitu, ” jawab Darwis.

Darwis berkilah, Eca, nama sapaan anak yg wafat itu, alami kesehatan mental kurang baik. Pikiran itu tidak benar. Si anak cuma disabilitas fisik. Kaki tidak prima, tidak serupa panjang.

Saya berjalan melalui dua dusun, Bonto Panno serta Bonto Beru, di Desa Pa’dinging, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Mengendarai sepeda motor diatas pematang sawah. Menyaksikan beberapa puluh titik sisa penambangan. Berada pada belakang rumah penduduk, sampai di dalam hamparan sawah.

Penambangan pasir di Pa’dinging, berjalan dua sesi. Mulai 2010 selesai 2015, bersambung kembali lagi 2018. Banyaknya masyarakat desa ini lebih kurang 2. 000 jiwa. Sekitar 135 keluarga penerima pertolongan pemerintah beras rakyat miskin. Menguasai masyarakat desa, menggantungkan pencaharian pada pertanian seperti jagung serta padi sawah. Berladang cabai musiman, disaat harga tengah baik.

Pa’dinging ialah desa masuk Kecamatan Sandrobone. Dari pusat kabupaten, lebih kurang 15 menit perjalanan darat beraspal mulus. Penjual coto banyak menyebar di poros khusus desa.

Penduduk Desa Pa’dinging tengah memanen cabe di lahannya, yg bersisihan dengan kubangan tambang pasir Poto : Eko Rusdianto/ Mongabay Indonesia

Korban meninggal dunia kolam tambang pasir

Sejak mulai penambangan pasir masuk area, dua korban telah meregang nyawa di sisa galian tambang.

“Sebenarnya, apabila menyaksikan peta lokasi, Takalar tengah dikepung tambang pasir. Ada beberapa tempat, itu berlangsung sporadis, ” kata Rizki Anggriana Arimbi, Koordinator Konsorsium Inovasi Agraria Sulawesi Selatan.

Konsorsium Inovasi Agraria (KPA) , dalam beberapa saat paling akhir lakukan advokasi bagaimana tambang pasir di Pa’dinging, dengan pelan-pelan merenggut area pertanian yg produktif. Dalam penemuan KPA, ada 15 titik penambangan pasir. Sepuluh kubangan telah tidak terpakai, dua jadi tambak, tiga berbeda tetap aktif.

Selanjutnya : mengetahui berat jenis material bangunan

Selamatkan sawah tersisa

Tahira Daeng Kanang–sekitar 80 tahun – di tempat tinggalnya yg reot di Dusun Bonto Panno, tengah duduk dengan pakaian kaos yg kerahnya telah melar. Ia tidak kembali bisa beringsut buat tinggalkan rumah. Ia cuma dapat duduk menanti keluarga yg hadir membawa makanan.

Tiang tengah tempat tinggalnya punyai ukiran, serta satu tulisan 21-9-1965 buat berarti waktu pembuatan. Kayu kuat, akan tetapi bagian bagian telah lapuk. Lebih kurang 10 mtr. dari belakang tempat tinggal Daeng Kanang, ada dua kubangan besar sisa penambangan.

Rimbun bambu yg dahulu jadi halaman belakang asri telah hilang. “Ai, itu tanahku. Namun nda apa-apa didapatkan, ” kata Daeng Kanang dalam bahasa lokal. Saya menyaksikan sendiri keadaan menyayat hati. Tambang tidak memberi hasil. Tanah telah hilang jadi kubangan.

Daeng Manye (36 tahun) , yg menampik lahannya jadi tambang. Poto : Eko Rusdianto/ Mongabay Indonesia

Sejumlah mtr. dari rumah Daeng Kanang, seseorang pria tengah menebas batang jagung yg telah panen. Parang pendek serta tajam. “Mau dibikin bersih. Telah itu tanam padi kembali, ” ujarnya.

Pria ini Daeng Manye, berumur 36 tahun. Ia miliki dua anak. Kecuali bertani, ia ikut jual coto. Baginya, bertani dengan metode menanam bergantian cukup bagus. Di area yg cuma 20 are, ia bisa mendapat keuntungan menanam jagung sampai Rp2 juta, dalam tiga bulan. Kapan saja ia menanam cabai dengan hasil dapat Rp20 juta. “Jadi 1 tahun itu, kedua kalinya tanam jagung, 1 kali tanam padi, ” ujarnya.

Buat Daeng Manye, bertani serta membela area ialah proses periode panjang. Area dikit, apabila diurus dengan rajin, bakal tahan lama. Dapat sampai anak cucu. “Kalau tambang, cuma sekali saja, selanjutnya hilang area, ” ujarnya.

Tidak sama pandangan dengan Salahuddin Daeng Ropu, penduduk Desa Bonto Beru, yg menentukan area jadi tambang. Waktu itu, ia berdiri dekat truk pengangkut material. “Sudah ada lebih kurang 50 truk keluar, jadi tiap-tiap truk saya bisa bayaran Rp60. 000, ” ujarnya. Ia mengasumsikan, dari area raih lebih kurang 80 truk.

Bila telah jadi kubangan, Daeng Ropu, bakal bikin budidaya ikan. “Saya telah ada dua area yg ditambang, tambang pertama telah buat karamba ikan. Tidak sukses. Mungkin mesti buat kincir air, ” ujarnya.

Saya betemu Daeng Ganyu, mandor penambang yg di area Deng Ropu. Ia memanfaatkan baju, dua kancing sisi dada dilepaskan. Kami melakukan perbincangan dalam rumah kepala Desa Pa’dinging. Ia membawa kertas copy-an, dipegang dengan tangan. “Ini bukti bila penduduk sepakat ada tambang pasir, ” ujarnya.

Surat itu ada empat halaman bertulis tangan. Pada halaman depan, nampak keinginan buat percetakan tambak (empang) model pasir serta tanah timbunan group C. “Jadi apakah yg salah, semua penduduk sepakat dengan tambang itu, ” kata Ganyu.

Artikel Lainnya : pondasi foot plat rumah 2 lantai

Surat itu, diberi tanda tangan lima orang, serta didapati kepala dusun serta kades dengan stempel semasing. Dalam lampiran ada 78 penduduk sepakat. “Jadi saya pengin mengatakan apakah ndi. Penduduk saya yg memohon, bukan saya ini (kades) yg mengundang penambang masuk, ” kata Muhammad Darwis.

“Kalau sudah menyebabkan kerusakan, pengin ditutup saya tak ada soal. Kan itu ikut buat kebaikan penduduk. Penduduk yg pematangnya dilewati truk, akan Rp5. 000 ribu per mobil. ”

“Jadi itu buat konsumen beras. Ada pendapatan penambahan, ”

“Yang khusus, tanah yg jadi tambang pasir itu ikut area tak produktif. Jadi bila ditambang tambah lebih berguna, ” kata Ganyu.

Demikian sebaliknya, dalam tempat Ganyu menambang pasir, ada juga petak area keluarga Irma baru-baru ini diberi benih padi. Telah tumbuh lebih kurang lima cm. “Mereka memohon kami buat turut jual area. Keluarga tidak ingin. Itu area pendapatan kami menanam padi serta jagung, ” ujarnya.

Saya memohon surat izin penambangan, Muhammad Darwis serta Ganyu, tidak dapat menunjukkan. Darwis, cuma mengatakan, bila itu keinginan penduduk. “Pada waktu awal penambangan, jadi penambang itu kasi kami imbalan ke desa juga. Itu yg kami kasih ke penduduk, membelikan mereka beras serta telah banyak itu yg masuk sumbangan ke mesjid, ” kata Darwis.

Ganyu mengatakan, bila mencari negatif tambang pasir itu tiada.

Danau tambang di Desa Pa’dinging, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar, yg dilewatkan demikian saja, serta udah menelan dua orang korban nyawa. Poto : EKo Rusdianto/ Mongabay Indonesia

Bersama dengan Irma, saya tetap berdiri samping “danau” sisa tambang itu. Sebelum berubah jadi kubangan besar, area itu bernama Balang Lompoa, rawa dangkal serta besar-tempat bermain anak-anak serta penduduk menjala ikan.

“Jika musim hujan datang, kubangan sisa tambang itu bakal serata tanah. Manakah kubangan galian tambang, manakah kubangan dangkal akan tidak kelihatan, ” kata Irma.

Peluang anak-anak anak seangkatan Eca yg meregang nyawa di “danau” tambang itu, tetap menduga seperti Balang Lompoa, sewaktu awal. “Sekarang dalamnya telah 5 hingga sampai 10 mtr., ” kata Irma.

Info poto khusus : Danau tambang di Desa Pa’dinging, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar, yg dilewatkan demikian saja, serta udah menelan dua orang korban nyawa. Poto : Eko Rusdianto/ Mongabay Indonesia
lavender is offline   Reply With Quote
Sponsored Links
Post New Thread  Reply

Bookmarks

Tags
itu, serta, tambang, telah, tidak



Similar Threads
Thread Thread Starter Forum Replies Last Post
Pengelolaan Lahan Gambut untuk Hindari Lahan Terbakar akiyamashinichi Social, Culture and Education! 3 2nd March 2018 03:54 PM
Tingginya Harga Lahan Jadi Tantangan Program Satu Juta Rumah je_tek Business and Economy! 0 29th September 2017 09:13 AM
Proses Pengadaan Lahan Jadi Tantangan Percepatan Proyek Infrastruktur je_tek Business and Economy! 0 20th September 2017 12:20 PM
Lahan & Tata Ruang Jadi Kunci Keberhasilan Swasembada Pangan sucyresky Business and Economy! 0 15th April 2015 08:19 AM
Mukomuko targetkan 40 hektare lahan kosong jadi hutan rakyat partisusanti Bengkulu 0 8th April 2015 08:34 PM


Currently Active Users Viewing This Thread: 1 (0 members and 1 guests)
 
Thread Tools Search this Thread
Search this Thread:

Advanced Search
Display Modes

Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off

Forum Jump


All times are GMT +7. The time now is 04:00 AM.


forumku.com is supported by and in collaboration with

forumku.com kerja sama promosi kiossticker.com 5 December 2012 - 4 Maret 2013 Web Hosting Indonesia forumku.com kerja sama promosi my-adliya.com forumku.com kerja sama promosi situsku.com

Promosi Forumku :

CakeDefi Learn to Earn

Positive Collaboration :

positive collaboration: yukitabaca.com positive collaboration: smartstore.com positive collaboration: lc-graziani.net positive collaboration: Info Blog

Media Partners and Coverages :

media partner and coverage: kompasiana.com media partner and coverage: wikipedia.org media partner and coverage: youtube.com

forumku.com
A Positive Indonesia(n) Community
Merajut Potensi untuk Satu Indonesia
Synergizing Potentials for Nation Building

Powered by vBulletin® Version 3.8.7
Copyright ©2000 - 2024, vBulletin Solutions, Inc.
Search Engine Optimisation provided by DragonByte SEO v2.0.37 (Lite) - vBulletin Mods & Addons Copyright © 2024 DragonByte Technologies Ltd.
Google Find us on Google+

server and hosting funded by:
forumku.com kerja sama webhosting dan server
no new posts