|
Register |
Notices |
Informasi dan Pengumuman Main Forum Description |
|
Thread Tools | Search this Thread | Display Modes |
28th January 2019, 12:34 PM | #1 |
Sek. RT
Join Date: 6 Feb 2018
Userid: 6906
Posts: 38
Likes: 0
Liked 1 Time in 1 Post
|
Asuransi BUMN Jiwasraya Pernah Sakit dan Tak Kunjung Sembuh
Lima tahun yang kemarin, 13 Oktober 2014, PT Asuransi Jiwasraya mengadakan syukuran besar-besaran buat menandai perusahaan bebas dari utang Rp6, 7 triliun. Logo perusahaan asuransi pelat merah itu lantas ditukar logo yg baru.
Dahlan Iskan, Menteri BUMN kala itu, datang. Pada beberapa wartawan serta tamu undangan, dia membangga-banggakan Jiwasraya lantaran dapat selesaikan utang tiada penambahan modal dari pemerintah. “Saya benar-benar hormat pada Pak Hendrisman serta team direksi Jiwasraya. Tidak putus harapan, tidak mudah menyerah, serta semangatnya tidak kendor, ” kata Dahlan menyebutkan Hendrisman Rahim yg menjabat jadi direktur khusus sejak mulai 2008 hingga 2017. Kala Hendrisman masuk ke Jiwasraya, perusahaan punyai defisit likuiditas sampai Rp6, 7 triliun. Angka ini yaitu beda dari keseluruhan asset serta kapabilitas perusahaan penuhi keharusan membayar utang sama dengan jatuh tempo. Berdasarkan keterangan Hendrisman, utang itu yaitu buntut dari krisis moneter 1998. Dengan utang sekitar itu serta tiada aksi penyelamatan apapun, Jiwasraya sudah seharusnya dilikuidasi. Hendrisman pernah ingin ajukan penyelamatan Jiwasraya dengan pola penyertaan modal negara (PMN) . Tapi, gagasan itu tidak diterima Kementerian BUMN. Gagasan lainnya yg di ajukan buat selamatkan Jiwasraya yaitu menerbitkan zero kupon bond—surat utang tapi tiada bunga. Sederhananya, Jiwasraya meminjam uang pemerintah, terus ditukar tiada bunga. Pola itu selanjutnya mental, tidak diterima oleh Kementerian Keuangan. Langkah penyelamatan yg selanjutnya diambil masa itu yaitu pola reasuransi—sebuah pola membagi resiko. Sayangnya, langkah itu gak dapat sungguh-sungguh cepat selamatkan Jiwasraya. Dia cuma dapat mengulur waktu sambil perusahaan berbenah diri. Pola reasuransi diperhitungkan dapat mengobati Jiwasraya dalam tempo 10 tahun. Tapi, baik pemerintah ataupun regulator masa itu cuma membolehkan Jiwasraya memakai pola itu saat dua tahun. Sesudah menjalankan pola itu saat dua tahun, berlangsung penurunan utang, dari Rp6, 7 triliun jadi Rp5, 3 triliun. Regulator selanjutnya sepakat perpanjang pola reasuransi saat dua tahun kembali. Terus, defisitnya turun kembali jadi Rp4, 1 triliun. Tahun 2013, berlangsung pergantian standard akuntansi serta ada imbauan kalau seluruhnya perusahaan asuransi jiwa di Indonesia mesti memakai International Financial Reporting Standar (IFRS) . Sewaktu berganti ke mode akuntansi yg baru itu, Jiwasraya miliki peluang buat merevaluasi asset property. Hasil revaluasi asset itu yg menutupi beban Jiwasraya. “Waktu itu, beberapa produk yg menjanjikan bunga tinggi, saya stop, ” kata Indra Catarya Situmeang, eks Direktur Pertanggungan Jiwasraya pada Tirto. Diluar itu, pemerintah menolong dengan membebaskan pajak bertambahnya nilai dari revaluasi asset. Dividen yg harusnya dibayarkan ke negara pun dipindahkan jadi modal. Acara syukuran buat rayakan utang yg lunas itu terlihat megah. Deretan direksi memberikan komentar bangga dengan perolehan mereka. Rencana-rencana buat lekas mencari investor strategis atau bahkan juga melantai di bursa saham lantas digembar-gemborkan pada wartawan. “Kami butuh investor strategis buat membuat Jiwasraya ini supaya dapat compete dengan JV [joint venture]. Diatas kami, kan, JV semua soalnya, ” kata Hary Prasetyo, Direktur Keuangan Jiwasraya kala itu. Dia berkata lunasnya utang akan jadi titik balik buat Jiwasraya buat lebih berkembang. Dari laporan accounting yg dipublikasikannya, Jiwasraya memang nampak baik-baik saja, terlihat tumbuh dengan cepat. Beberapa tahun selanjutnya, penghasilan premi Jiwasraya terlihat kemilau. Tahun 2017, perusahaan menuliskan pengumpulan premi Rp21, 8 triliun—dua kali lipat dari premi yg diperoleh pada 2015. Tahun 2016, dia membukukan laba bersih Rp1, 7 triliun. Orang pemula akan memandangnya jadi suatu perusahaan asuransi yg amat sehat. Sayangnya, laporan accounting itu tidak merefleksikan apakah yg memang berlangsung di badan Jiwasraya. Pada 10 Oktober 2018, perusahaan asuransi jiwa itu berkirim surat pada tujuh bank partner penjualan produk bancassurance bernama JS Perlindungan. Surat itu menuturkan kalau Jiwasraya tidak dapat membayar polis jatuh tempo pada 1. 286 pemegang polis sejumlah Rp802 miliar. Read More : cara menghitung pertanggungan asuransi Kalaupun memang keuangan Jiwasraya udah sembuh serta sehat seperti terlihat pada laporan keuangannya, kenapa hingga tidak sukses bayar? Menurut data yg kami himpun dari laporan accounting Jiwasraya, mode yg berlangsung sejak mulai 2009 hingga 2014 yaitu ada kenaikan premi seputar Rp1 triliun tiap-tiap tahun ; kadangkala kurang, kadangkala lebih dikit. Tapi, pada 2015, penghasilan premi melompat sampai 60 % ketimbang tahun 2014. Ada menambahkan Rp4 triliun pada penghasilan premi. Tahun 2016, pertumbuhannya lebih mengagumkan kembali, sebesar 77 %, dari awalnya Rp10, 2 triliun jadi Rp18, 08 triliun. Tidak ada yg salah memang dengan premi yg tumbuh. Dia jadi masalah sebab susunan premi didominasi oleh premi baru serta dari produk dengan sistem pembayaran premi juga sekaligus, bukan berkala. Premi juga sekaligus yaitu premi yg dibayar nasabah juga sekaligus di awalnya buat saat perlindungan sampai beberapa waktu ke depan. Dan premi berkala yaitu premi-premi yg dibayar tiap-tiap bulan, tiap-tiap tiga bulan, tiap-tiap enam bulan, atau barangkali tiap-tiap tahun. JS Perlindungan jadi satu diantaranya produk dengan premi juga sekaligus yg di tawarkan pada nasabah kaya melalui bank-bank. Faedah yg di terima nasabah tidak hanya perlindungan, tapi pun investasi. Jiwasraya menjanjikan imbal hasil seputar 7 %. “Kalau premi berkala itu kakinya banyak, sesaat premi juga sekaligus ini kakinya sekedar satu, dia bikin sebuah perusahaan asuransi jadi tidak sustain [berkelanjutan], ” jelas Indra, bekas Direktur Jiwasraya, yang aktuaris serta sekarang kerja jadi konsultan. Indra malas memberikan komentar banyak perihal Jiwasraya dengan cara spesifik. Dia cuma menuturkan untuk beberapa umumnya kalau dalam prinsip asuransi, yg sangat terpenting yaitu prinsip gotong royong serta keberlanjutan. Menurut dia, beberapa produk dengan premi juga sekaligus serta iming-iming bunga besar akan terlihat menarik di mata nasabah serta membuat keadaan perusahaan terlihat baik, tapi itu sifatnya sesaat. “Nanti sekali digebuk, langsung bisa muntah darah, ” kata Indra. Tujuannya " digebuk " yaitu menantang guncangan ekonomi, seperti indeks saham anjlok, investasi merugikan, atau krisis. Fakta lainnya dari terlihat indahnya laporan accounting suatu perusahaan asuransi yaitu sebab cadangan premi yg dibikin lebih kecil dari profile resiko memang. Cadangan yaitu ongkos yg diperhitungkan akan dikeluarkan di hari esok. Dalam suatu perusahaan asuransi, mengkalkulasi cadangan jadi pekerjaan aktuaris. Indra menuturkan, kian besar prediksi imbal hasil investasi, kian kecil juga cadangan. “Sepatutnya, angka imbal hasil yg digunakan dalam perhitungan yaitu angka imbal hasil paling kecil yg sempat di peroleh perusahaan, ini semestinya semakin lebih aman, ” kata Indra. Ia menuturkan, mengurangi cadangan dapat membuat laba terlihat besar. Soal ini, sambungnya, sering dikerjakan perusahaan asuransi. Jiwasraya pun melaksanakannya. Ini bisa di buktikan dari ada pergantian laba bersih tahun 2017 sesudah PwC lakukan audit atas permohonan direksi Jiwasraya yg baru. Sebelum diaudit PwC, Jiwasraya memberikan laporan sudah membukukan laba sejumlah Rp2, 4 triliun atau naik 40 % dari tahun 2016. Sesudah diaudit, laba itu berkurang jadi cuma Rp360 miliar. Irvan Raharjo, eks Risk Monitoring Committee Sompo Insurance Indonesia yg aktif memperhatikan serta menulis perihal industri asuransi, menuturkan ada ketidaksesuaian pada investasi serta polis jatuh tempo yg membuat defisit kembali buat Jiwasraya. “Mismatch ini jelas kekeliruan aktuarial, kekeliruan mencadangkan premi serta cadangan klaim yg tidak pas profile resiko yg ada, ” tuturnya. Jadi, biarpun laporan keuangannya terlihat sehat, Jiwasraya memang belumlah sungguh-sungguh pulih dari sakit. |
|
Sponsored Links |
Bookmarks |
Tags |
dari, itu, jiwasraya, premi, serta |
Similar Threads | ||||
Thread | Thread Starter | Forum | Replies | Last Post |
Begini proses penyembuhan fistula ani yang tak kunjung sembuh | destidesty | Indonesia Bersatu! | 1 | 21st June 2019 02:12 PM |
Waspadai Pilek Tak Kunjung Sembuh Pada Anak | alitkurniawan | Kedokteran dan Obat - Medical and Medicine | 0 | 24th October 2018 02:10 PM |
Awas, Inilah Penyebab Flu Tidak Kunjung Sembuh | rahman | Pengobatan Tradisional dan Alternatif | 0 | 4th April 2017 11:47 AM |
Penyakit lambung yang tak kunjung sembuh, ini dia Cara Mengatasinya | atasipenyakitginjal | Health Kesehatan | 0 | 23rd September 2015 10:59 AM |
Obat herbal untuk luka yang tak kunjung sembuh | ridwantask | Health Kesehatan | 1 | 11th November 2014 02:05 PM |
Currently Active Users Viewing This Thread: 1 (0 members and 1 guests) | |
Thread Tools | Search this Thread |
Display Modes | |
|
|