Jakarta - Revitalisasi Kota Tua dilakukan dengan cepat untuk mengejar nominasi World Heritage dari UNESCO. Namun, usaha Pemprov DKI yang melibatkan pihak swasta lewat CSR justru dikritik anggota DPRD DKI.
Saat diperiksa oleh Tim Angket di Gedung DPRD DKI, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (13/3/2015), Deputi Gubernur Sylvianna Murni menjelaskan bahwa selain Pemprov DKI, ada juga pihak swasta yang perhatian dengan nasib Kota Tua. Mereka tergabung dalam PT Pembangunan Kota Tua. Hal ini kemudian dikritik oleh anggota DPRD.
"Saya menilainya PT Pembangunan Kota Tua tidak murni tulus, saya ragu. Tidak ada makan siang gratis. Biar sejarah yang buktikan dia sosial atau cari duit," kata anggota DPRD dari Fraksi Demokrat, Santoso.
Sylvianna sebelumnya menjelaskan tentang peran istri Ahok, Veronica Tan di rapat soal Kota Tua. Veronica disebut hanya memberikan masukan seputar kegiatan ini.
"Tolong nanti rapat-rapat yang dihadiri Veronica, yang mengusulkan sesuatu, notulennya dicatat, dikombinasi dengan APBD gubernur. Masuk tidak yang diomongin di rapat itu. Kalau masuk, begitu hebat istri gubernur. Sekali ngomong langsung masuk," ucap Santoso.
Pria ini lalu mencurigai ada unsur nepotisme dalam keterlibatan Veronica. Santoso pun terus mengeluarkan pernyataan yang menyudutkan dan mengambil kesimpulan sepihak.
"Kalau kejadian, nepotismenya begitu kuat. Kalau semuanya ada, saya yakin ini program titipan. Ibu Vero sampaikan, tidak perlu Musrenbang, itu langsung ada," ujar Santoso.
Sylvianna pun menjawab dengan tenang. Ia menegaskan bahwa jawaban-jawabannya jujur dan tanpa tekanan dari Gubernur maupun pihak manapun.
"Program ini bukan hal baru. Saya bicara apa adanya, bukan Veronica bicara baru ada. Program sudah jalan jauh sebelum itu. Bukan lantaran Veronica ada lalu program ada," jelas Sylvi.
Perempuan berjilbab biru ini juga mengungkapkan betapa pentingnya Kota Tua bagi Jakarta. Ahok pun sudah mengusulkan agar Kota Tua menjadi warisan budaya dunia.
"Kota Tua penting untuk Jakarta. Ada beberapa syarat dari UNESCO agar jadi warisan budaya," ungkapnya.
http://news.detik.com/read/2015/03/1...world-heritage