TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Institute for Development of Economics and Finance Enny Sri Hartati pesimistis realisasi pembangunan DKI Jakarta tahun 2015 bakal sesuai harapan. Musababnya, kisruh anggaran APBD yang berlarut-larut menyebabkan aliran dana belanja harus tertunda hingga APBD disahkan.
“Sekarang sudah bulan Maret, berarti realisasi triwulan kesatu kosong,” ujarnya ketika dihubungi, Ahad, 22 Maret 2015. Tertundanya realisasi pembangunan, kata Enny, menyebabkan stimulus proyeksi pembangunan turut mundur.
Menurut Enny, hilangnya satu periode triwulan dalam pembangunan merupakan kerugian besar. Proses tender yang panjang hingga belanja bahan baku, ujar dia, cukup memakan waktu yang tak sebentar.
“Kalau mengebut hanya belanja sih mudah,” katanya. Pemerintah DKI Jakarta, ujar dia, harus mengedepankan kualitas pembangunan di tengah minimnya waktu yang tersedia untuk mengejar ketertinggalan segala target pembangunan.
Enny juga menyayangkan tak adanya titik temu dalam perumusan APBD yang mengharuskan untuk menggunakan anggaran belanja tahun 2014. Proporsi belanja, menurut dia, selalu mengalami kenaikan setiap tahun dan membutuhkan tambahan anggaran untuk menanggulanginya. Terlebih jika terdapat banyak program untuk mempercepat pembangunan, terutama pada sektor transportasi massal.
Sebelumnya, teka-teki dana anggaran belanja DKI Jakarta mencapai titik terang. Jumat, 20 Maret, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta mengembalikan segala keputusan APBD kepada gubernur melalui peraturan gubernur terhadap penggunaan APBD 2014 senilai Rp 72,9 triliun.
http://www.tempo.co/read/news/2015/0...et-Pembangunan