partisusanti

Jakarta - Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan pihaknya berhati-hati menangani aksi demo 2.000 massa di Manokwari, Papua Barat pada Kamis (29/11) pekan lalu yang menolak pembangunan masjid di sana.

Menurut orang nomor satu di korps baju cokelat itu polisi menerjunkan tim untuk memediasi aksi unjuk rasa di depan kantor Bupati Manokwari yang menuntut supaya pembangunan masjid di Kelurahan Adya, Kecamatan Manokwari Selatan dihentikan.

"Kita antisipasi agar tidak terjadi konflik seperti yang terjadi di Tolikara dan Aceh Singkil. Ini sudah dilakukan. Tim gabungan sudah dibentuk antara Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri, dan Polri untuk menyelesaikan persoalan ini," kata Badrodin di Mabes Polri Kamis (5/11).

Alasan penolakan yang terjadi di Manokwari tersebut, kata Badrodin, sama seperti yang terjadi di Aceh Singkil. Bedanya bila di Aceh Singkil masyarakat setempat menolak pendirian gereja, maka, sebaliknya, di Manokwari terjadi penolakan pendirian masjid.

Penolakan ini terjadi di tengah ramainya kontroversi tentang Surat Edaran (SE) Kapolri bernomor SE/6/X/2015 tentang ujaran kebencian. Di dalam SE itu juga diatur tentang larangan kebencian terkait suku, agama, aliran keagamaan, keyakinan, ras, antar golongan, warna kulit, etnis, gender, kaum difabel, dan orientasi seksual.

"Kita harapkan perbedaan itu bisa diselesaikan secara damai tanpa menebarkan ujaran kebencian," imbuhnya.















http://www.beritasatu.com/nusantara/...-manowari.html