5 bangunan bersejarah di tengah kota medan
 

Kota Medan menyimpan banyak sekali destinasi wisata yang diminati oleh wisatawan seperti wisata sejarah, wisata kuliner, wisata edukasi, wisata belanja dan lain-lain. Sebagaimana dimaklumi, bahwa kota Medan tercatat dalam sejarah telah dikenal sejak tahun 1596 yakni riwayat tentang Guru Patimpus yang dikenal sebagai orang pertama yang membangun Medan menjadi kampung halaman. Jadi sangat wajar bila Kota Medan layak menjadi destinasi wisata sejarah.

Berikut ini adalah beberapa catatan tentang tempat wisata sejarah di Kota Medan:

(1) Rumah Tjong A Fie
Rumah Tjong A Fie sudah berumur 118 tahun. Rumah ini dibangun untuk istri tercintanya, yaitu Nyonya Kiem Koi Yap. Rumah klasik yang mengusung konsep arsitektur gaya Eropa, Tionghoa, dan Melayu ini baru dibuka untuk umum sejak 2009 lalu dan beberapa travel agent langsung meresponnya dengan cara memasukkannya ke dalam program paket wisata medan. Kini Rumah Tjong A Fie ini telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Medan yang selalu ramai dikunjungi para wisatawan di mana program paket city tour medan memasukkan kunjungan ke Rumah Tjong A Fie untuk permintaan khusus.

(2) Istana Maimun
Istana Maimun dibangun pada tahun 1888 oleh Raja bernama Sultan Makmun Al-Rashid yang merupakan pusat kerajaan Melayu Deli dan kini telah menjadi salah satu program wajib paket tour medan yang diatur oleh travel agent Medan. Bahkan, program tour di Medan bisa dianggap kurang sempurna bila tidak memasukkan program kunjungan ke Istana Maimun yang telah menjadi ikon utama Kota Medan.

(3) Kantor Pos Besar Medan
Bangunan ini masih berdiri kokoh sejak beroperasi tahun 1911, hingga kini tetap menjadi kantor pos utama di Kota Medan. Kantor Pos juga merupakan salah satu bangunan bersejarah di Medan. Mulai dibuka pada 1911, bangunan ini sampai sekarang masih berdiri dan beroperasi. Bentuk bangunannya unik. Ia dirancang oleh seorang arsitek Belanda yang juga merancang Kantor Ledeng Palembang. Bentuk bangunannya, kental sekali dengan gaya Belanda seperti jendela yang banyak terdapat di sisi-sisi gedung. Tour Guide selalu menjelaskan sejarah ini kepada wisatawan yang sedang menjalan program medan city tour di Kota Medan.

(4) Mesjid Raya Al-Mashun
Mesjid Raya Medan yang berdiri kokoh tak jauh dari Istana Maimun adalah bangunan yang juga menjadi jejak kejayaan Deli. Dibangun pada tahun 1906, semasa pemerintahan Sultan Makmun Al Rasyid, mesjid ini masih berfungsi seperti semula, yaitu melayani umat muslim di Medan yang ingin beribadah. Kubahnya yang pipih dan berhiaskan bulan sabit di bagian puncak, menandakan gaya Moor yang dianutnya. Seperti mesjid lainnya, sebuah menara yang menjulang tinggi terlihat menambah kemegahan dan religiusnya mesjid ini. Aplikasi lukisan cat minyak berupa bunga-bunga dan tumbuhan yang berkelok-kelok di dinding, plafon dan tiang-tiang kokoh di bagian dalam mesjid ini, semakin menunjukkan tingginya nilai seni mesjid ini. Oleh karena itu program paket wisata medan selalu melibatkan Mesjid Raya Medan, tidak hanya bagi wisatawan muslim karena ini berkaitan dengan wisata sejarah Kota Medan.

(5) Kantor Lonsum
Berlokasi di tengah kota, tepatnya di Jalan Ahmad Yani atau lebih akrab dikatakan Kesawan, Gedung London Sumatera ini berada di sebelah Lapangan Merdeka. Dolaners hanya perlu mengarahkan kendaraan menuju ke kawasan pusat kuliner Merdeka Walk, Lokasi Gedung London Sumatera berada tepat di depannya. Gedung London Sumatera atau biasa disebut gedung Lonsum selesai dibangun tahun 1906. Gedung ini dibangun oleh David Harrison, pemilik perkebunan karet Harrison & Crossfield company (H&C) yang berpusat kota London. Gedung Lonsum dibangun dengan Lima Lantai dan secara keseluruhan gedung ini berwarna putih. Bentuk Gedung Lonsum bergaya dan mirip rumah-rumah di London pada abad 18-19. Model arsitekturnya pun dipengaruhi gaya Eropa seperti yang terlihat pada bentuk jendela di sisi kiri dan sisi kanan. Sementara gaya arsitektur kolonial Belanda terlihat dari bentuk jendela panjang dan lebar plus tiang-tiang tangga besar di depan pintu masuk. Meskipun dibangun pada masa 90 an, fasilitas di gedung ini cukup mengagumkan. Bagi pencinta wisata sejarah khususnya orang Eropa, mereka lebih suka mengambil program tour medan murah dengan tidak terikat pada program. Mereka berjalan sendiri sambil mengambil foto bangun Lonsum dari pinggir jalan.