| sucyresky |
28th November 2014 08:41 AM |
Tiga Hal yang Membuat Hasil Pertemuan OPEC Ditunggu
Quote:
JAKARTA - Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan mengadakan pertemuan di Vienna, Austria. Pada pertemuan itu, tentunya mereka akan membahas tentang merosotnya harga minyak dunia secara drastis.
Pertemuan tersebut menimbulkan pertanyaan, apakah hasilnya akan memangkas kuota minyak mentah demi mendorong kembali harga minyak? Namun hal itu masih belum terjawab. Mengutip laman straitstimes, Jakarta, Jumat (28/11/2014), berikut yang harus anda ketahui tentang OPEC:
1. OPEC kontrol lebih dari sepertiga dari pasokan minyak dunia
Kelompok OPEC memang merupakan menguasai 43 persen dari total minyak mentah dunia. Tapi faktanya adalah 12 anggota negara OPEC belum sepakat untuk menentukan pemangkasan produksi.
Padahal harga minyak telah anjlok sekitar 30 persen sejak bulan Juni lalu. Patokan Amerika Serikat (AS), West Texas Intermediate mencatat bahwa untuk pengiriman Januari harganya turun menjadi USD13,14. Sedangkan patokan minyak mentah Brent Eropa mencatat untuk Januari turun menjadi USD77,28.
Memang benar dalam 3 dekade pasoka minyak AS menjadi tertinggi, serta tanda-tanda penurunan permintaan minyak secara global juga mempengaruh turunnya harga minyak. Namun, OPEC secara keseluruhan masih menguasai pasokan minyak dunia paling besar dan mempunyai pengaruh yang paling besar.
2.Perang tentang harga minyak dunia sudah di depan mata
Anggota negara-negara kecil, seperti Venezuela dan Ekuador menyerukan OPEC untuk memotong pasokan keluar minyak. Tapi Arab Saudi, produsen minyak terbesar dunia dan beberapa negara besar produksi minyak lainnya sejauh ini menolak seruan tersebut. Mereka berdalih tidak akan memotong kecuali dijamin pangsa pasarnya.
Arab Saudi takut kehilangan pasarnya di AS jika harga minyak naik karena pemotongan pasokan tersebut. Sebagai anggota terbesar, Arab Saudi mempunyai kuasa untuk menahan seruan dari kelompok negara keil itu.
3. Asia akan menjadi wilayah yang paling terpengaruh
Kawasan Asia, termasuk Singapura merupakan wilayah pengimpor minyak terbesar di dunia. Sehingga, jatuhnya harga minyak mengurangi tagihan impor di kawasan ini. Pemotongan harga untuk bisnis dan konsumen ini memberikan ruang bagi Bank Sentral untuk menurunkan suku bunga pada saat lambatnya pertumbuhan global.
India, yang mengimpor 80 persen pasokan minyaknya, indeks saham utamanya meningkat di bandingkan indeks Asia tahun ini.
Selain itu, untuk negara-negara seperti India, Indonesia dan malaysia, penurunan harga minyak dunia ini telah memberikan Pemerintahnya kelonggaran untuk memangkas atau mencabut subsidi bahan bakar minyaknya.
Sedangkan di Jepang, murahnya harga minyak menjadikan konsumennya lebih hemat, tentu saja menjadi nilai tambah bagi perekonomiannya. Namun itu juga bisa beresiko karena memicu deflasi yang mengancam ekonomi dengan mengurangi tekanan harga untuk konsumen.
|
SUMBER : Okezone.com |
