forumku - Prospek Industri Kehutanan di Mata Sukanto Tanoto

Banyak pelaku usaha yang menilai bahwa industri kehutanan Indonesia sebenarnya mampu bersaing dengan industri sejenis dari luar negeri di pasar global. Salah satu pelaku usaha yang optimis terhadap perkembangan industri kehutanan di Indonesia adalah Sukanto Tanoto.

Sukanto Tanoto merupakan sosok pendiri sekaligus Chairman Royal Golden Eagle (RGE). Beliau percaya bahwa di tangan Jokowi iklim usaha akan menjadi lebih baik. Iklim usaha yang dimaksud khususnya adalah iklim usaha kehutanan, tentunya iklim usaha yang diperkirakan akan membaik ini harus didorong dengan dukungan dari kebijakan pemerintah.

“Saya yakin di bawah pemerintahan Joko Widodo, dunia usaha khususnya industri kehutanan akan lebih baik, asalkan pemerintah menyadari dampak yang ada,” ujar Sukanto Tanoto seusai peresmian Gedung Tanoto Forestry Information Center di Institut Pertanian Bogor, Senin (21/12/2015).

Beliau mengatakan bahwa berdasarkan jenis hutannya, industri kehutanan di Indonesia termasuk dalam industri sustainable yang artinya dapat dikembangkan dengan baik karenan lahannya yang mendukung. Namun perkembangan yang baik harus didukung dengan usaha pemerintah dalam mencari keseimbangan antara pengelolan lingkungan hidup dan pembangunan ekonomi. Selain itu, peran masyarakat dalam mendukung perkembangan industri kehutanan di Indonesia juga sangat dibutuhkan. Sebab, masyarakat yang tidak memiliki lapangan pekerjaan akan merambah hutan sebagai mata pencarharian.

Sukanto juga mengatakan bahwa industri kehutanan di luar negeri perlu puluhan tahun untuk dipanen, kondisi inilah yang mampu menjadikan industri kehutanan di Indonesia mampu berkembang pesat sehingga menjadi pesaing industri di luar negeri. Namun, akibat dari keadaan seperti inilah, negara-negara pesaing tersbut melakukan kebijakan memasang hambatan tarif untuk melindungi industri dalam negerinya.

Dalam kasus pemberlakuan kebijakan hambatan tarif yang dilakukan pemerintah luar negeri, Sukanto mencontohkan pemerintah Amerika Serikat yang memasang nti dumping terhadap ekspor pulp dan kertas Indonesia ke negara Amerika Serikat tersebut. Selain itu, pemerintah Amerika juga melakukan penggelontoran dana miliaran dollar kepada industri kehutanan selama masa krisis 2008 hingga 2009, agar dapat melewati masa sulit tersebut.

Dari kasus tersebut dapat dinilai bahwa sesungguhnya industri kehutanan memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembangunan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Keseimbangan adalah tantangan pemerintah saat ini, yaitu menyeimbangkan antara ekonomi, lapangan kerja, dan lingkungan. Oleh karena itu, Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset dan Teknologi Muhammad Dimyati menyatakan, hutan lestari mempunyai kontribusi besar kepada masyarakat dan memberi keadilan sejati kepada mahluk hidup di sekitarnya.

Selain itu keberadaan TFIC akan menjadi salah satu penunjang untuk memajukan industri kehutanan di Indonesia karena menjadi salah satu instrumen penelitian seperti yang dilakukan IPB dan penyususnan analisa strategis. TFIC akan membantu meminimalisasi bencana seperti tsunami, gempa, kebakaran hutan dan hidrometrologi.

Oleh karena itu, Tanoto Foundation bekerjasama dengan IPB membangun Tanoto Forestry Information Center. Fasilitas ini diharapkan dapat menjadi pusat informasi kehutanan Indonesia.