Ini Dia Cabor Voli Pantai Indonesia Terbaik dalam Sejarah
 

Cabang voli pantai putra tidak berhasil dapatkan medali emas pada Asian Games 2018.

Pasangan INA 2 Ade Candra R achmawan/Mohammad Ashfiya mesti suka dengan perak selesai menyerah dari pasangan Qatar Ahmed Tijan Janko/Cherif Younousse Samba 24-26, 17-21 pada partai final di Jakabaring Sport City tempo hari.
Artikel Terkait :*sejarah bola basket di dunia

Indonesia mesti suka dengan 1 perak serta 2 perunggu dari voli pantai. Dua perunggu masingmasing dipersembahkan pasangan Gilang Ramadhan/ Danangsyah Pribadi yg sukses menundukkan dwi China Gao Peng/Li Yg dan duet putri Dhita Juliana/Putu Awal Utami.

Dhita/Putu meyakinkan satu perunggu selesai menundukkan pasangan Kazakstan Tatyana Mashkova/Irina Tsimbalova. ”Bukan factor cuaca. Pertama kami bermain bagus. Jangkauan blok tetap bagus, tetapi set ke-2 dikit rada drop. Pukulannya keras-keras, akhirnya hingga keram barusan, ” kata Ashfiya.

Walaupun tidak berhasil dapatkan emas, hasil voli pantai tahun ini lebih baik selama riwayat keikutsertaan Indonesia pada Asian Games. Catatan terunggul, cabang voli pantai dibukukan pada Asian Games 1998 waktu memberikan dua medali ; 1 perak serta 1 perunggu.

Kemudian cuma satu medali pada Asian Games 2002 serta 2006. Ade/Ashfiya sebetulnya tampil amat baik, utamanya pada set pertama. Mereka sanggup memberikannya pertarungan dahsyat dari tandingannya yg didukung oleh Ahmed Tijan Janko/Chrief Younousse.

Sayangnya, perjuangannya terus kurang baik selesai kalah 24-26 pada permainan itu. Hasil itu malah bikin dua atlet merah putih semakin tertekan serta merelakan medali emas untuk team Qatar. ”Kita mesti mengaku kemampuan Qatar amat bagus. Tetapi, kita sempat menundukkan mereka pada kejuaraan Asia Pasific 2017, ” ujar Ashfiya. Pelatih team voli pantai Koko Prasetyo menjelaskan, dua medali yg didapat team putra mesti kembali dievaluasi kembali.
Simak juga :*sejarah voli

Masalahnya banyak pemain tetap alami ada masalah dalam ketahanan fisiknya, utamanya pada set ke-2. Ditambah lagi, Ade/Ashfiya pernah bermain amat monoton yg bikin Qatar sanggup membaca gerakan pemainnya itu.

Walau begitu, Koko terus mengakui suka lantaran ini berubah menjadi medali perak pertama dari cabor voli pantai selesai kali terakhir berlangsung pada Asian Games 2002 di Busan. Tapi, ia masih punyai angan-angan pasukannya dapat mengambil emas pada saat seterusnya pada multieventterbesar di Asia itu.


Bila bicara 2002 bisa perak, Indonesia baru dapat kembalikan pada 2018 plusperunggu. ”Tentu kalaupun bicara Asian Games memang semestinya hingga titik paling tinggi. Ini hari saya lihat perjuangan mereka sudahlah cukup optimal.

Bila bicara Indonesia di Asia, itu tetap ada peluang untuk naik level ke tingkat dunia, ” papar Koko. Disamping itu, Gilang/Danangsyah memperoleh perunggu selepas menundukkan duet China Gao Peng/Li Yg dengan bermain tiga set 21-15, 19- 21, 15-6.

Walaupun cuma berubah menjadi yg terunggul ke-3, Gilang/Danang mengakui bersukur dapat persembahkan medali untuk kontingen Indonesia. ”Dengan kehendak serta siasat yg benar, musuh besar kami taklukkan. Kami telah mempelajari permainan lawan lebih dulu. Kita ikut tidak punyai beban serta cuma coba bermain semaksimal mungkin, ” papar Gilang.