Pasir dan Batu Sebagai Mata Pencaharian Menjanjikan di Sikka
 

Beli pasir serta batu kerikil di kota Maumere bukan suatu hal yg sukar. Walaupun beberapa toko bangunan di kota Maumere tak jual pasir serta batu kerikil, tetapi material bangunan ini ringan ditemui di sebagian titik ditepi jalan dalam kota Maumere.

“Sekarang ini penjualan batu serta pasir tengah lesu atau sepi lantaran tengah musim hujan. Kami ikut kebanyakan pergi ke kebun, panen jagung serta hasil kebun yang lain, ” ucap Paulina Lair, Selasa (12/3/2019) .

Paulina akui, upaya penjualan pasir serta batu kerikil lesu konsumen sejak mulai masuk musim hujan di bulan Desember sampai Februari. Kadangkala di bulan Desember lantas dikit cukup penjualannya, dikarenakan ada yg melakukan perbaikan bangunan rumah serta bangunan yang lain.

Selanjutnya : harga cat besi kecil

Paulina Lair salah seseorang pedagang pasir serta kerikil di Wairklau, kota Maumere. Poto : Ebed de Rosary
“Kadang Desember sukai ada yg beli pasir serta kerikil buat melakukan perbaikan rumah, lantaran pengin hari raya Natal. Namun bila kerap hujan, penjualan lantas kembali lesu, serta saya lantas tak berjualan dahulu, ” ucapnya.

Batu serta pasir biasa dibeli banyak pedagang pasir serta kerikil di Wairklau kota Maumere. Satu pick up pasir dibeli seharga Rp150 ribu sesaat batu mangga dibeli seharga Rp250 ribu satu pick up.

“Pasir dimasukkan ke kantong semen sisa serta dipasarkan seharga Rp10 ribu. Batu lantas dihancurkan memanfaatkan palu sampai mempunyai ukuran kecil serta dipasarkan seharga Rp15 ribu sekarung, ” paparnya.

Dalam satu hari Paulina mengaku, dirinya sendiri dapat dapatkan untung Rp100 ribu hingga Rp150 ribu. Namun semua terkait terhadap banyak pembangunan yg tengah terjadi di kota Maumere serta seputarnya.

“Kalau banyak pembangunan rumah atau gedung, karena itu pastinya pasir serta kerikil kami bakal laris terjual tambah banyak. Ditambah lagi saat ini penjual pasir serta kerikil di Wairklau udah lebih kurang 20 orang, ” paparnya.

Artikel Lainnya : harga pasir 1 sak

Agustinus Desa, penjual pasir serta kerikil yang lain menyatakan dapatkan untung yg cukup. Pasir yg udah diayak dijualnya pada harga Rp15 ribu per sak. Dalam satu hari dirinya sendiri bisa mengayak 20-30 sak pasir serta laris terjual.

“Kalau buat kerikil dalam satu hari dapat terjual 4 sampai 5 kantong semen. Dalam satu hari dapat dapatkan keuntungan kira-kira pada Rp100 ribu sampai Rp150 ribu bahkan juga dapat lebih, ” paparnya.

Agustinus menyatakan, cukuplah terbantu dengan tugasnya sekarang. Sehabis dirinya sendiri pulang ke kampung selesai kerja di Negeri Jiran Malaysia. Uang hasil penjual pasir serta kerikil dapat buat membiyai ekonomi keluarga serta membiayai pendidikan anak-anaknya.

“Saya bahagia dengan pekerjaan ini sebagai pekerjaan orang kecil seperti kami. Pekerjaan ini halal serta kami tak mengambil hingga saya terus menjalani pekerjaan begini, ” ujarnya.