forumku

forumku (https://www.forumku.com/)
-   Forum TulisanKu MyWriting (https://www.forumku.com/forum-tulisanku-mywriting/)
-   -   Yuk Intip Sosok Girolamo Cardano (https://www.forumku.com/forum-tulisanku-mywriting/94544-yuk-intip-sosok-girolamo-cardano.html)

ciptarumah 15th August 2019 01:52 AM

Yuk Intip Sosok Girolamo Cardano
 
Bertambah dekat sama ajal, makin bertambah juga tragedi menerpa Girolamo Cardano. Pada 1570, Cardano diamankan Inkuisisi Gereja Katolik yg di pimpin Paus Pius V. Walaupun Cardano bungkam bab detail gugatan yg ditimpakan padanya, akan tetapi besar kemungkinan ia diduga jadi penista agama.

De Subtilitate yg diaturnya membanding-bandingkan agama Kristen, Yudaisme, serta Islam dengan cara rasional. Dan dalam De Immortalitate, laki laki yg lahir pada 1501 itu menulis bab keabadaian serta kefanaan jiwa. Cardano lantas pernah menulis bab horoskop Yesus Kristus serta menyampaikannya terhadap Paulus III—paus sebelum Pius V. Tidak cuman dikira menista, tulisan ragam itu dikira sisi pergerakan Reformasi Protestan yg santer didesak Paus Pius V. Simak Juga :*akar pangkat 2

" Horoskop terkait Kristus di pandang banyak orang-orang di pengadilan jaman Paus Pius V jadi usaha merendahkan Pencipta berubah menjadi seperti ciptaan-Nya : apabila bintang-bintang dapat meramal kehidupan Kristus, bermakna Tuhan tak lakukan tindakan sesuai sama kehendak-Nya sendiri, " ucapkan Michael Brooks, seperti ditulis New Scientist.

Cardano mendekam di penjara saat tiga bulan. Kemudian, Cardano berubah menjadi tahanan rumah, dilarang mengajar, menerbitkan buku, serta ceritakan argumen penangkapannya. Berbarengan dengan itu, ia lantas melenyapkan 130 buku serta 111 manuskrip karyanya. Enam tahun setelah itu, Cardano wafat, pas pada 20 September 1576.

Bacalah juga : Apa benar Ada Bintang yg Iringi Kelahiran Yesus?

Cordano serta Inspirasi Bilangan Imajiner
Seperti tragedi yg masuk diakhir hayatnya, nama Cordano lantas benar-benar jarang-jarang dikatakan dalam buku-buku pelajaran anak SMA atau kuliah (di Indonesia) . Buku-buku seakan cukup menyitir Leonardo da Vinci atau Leonardo Fibonacci, dua saintis anasir Renaisans Italia yg hidup sezaman Cardano.

Apabila tak dimanfaatkan jadi nama perusahaan basis cryptocurrency " Cardano " , nama yg diserap dalam bahasa Inggris berubah menjadi Jerome Cardan itu mungkin bakalan terkubur serta tidak sempat dikenang sekarang ini.

Sebetulnya, pena serta tinta Cardano bukan hanya diberikan buat menulis buku-buku agama, astrologi, atau horoskop semata. Peran Cardano, terpenting dalam sektor matematika, subtansial benar.

Markus Fiers dalam Girolamo Cardano 1501 - 1576 (1983) mengemukakan Cardano mengeluarkan buku berjudul Ars Magna pada 1545. Dalam buku itu, Cardano menerangkan sistem ampuh penyelesaian padanan pangkat tiga serta empat. Inspirasi Cardano, yg diilhami kerja hasil dua koleganya : Scipione del Ferro serta Tartaglia, itu spesial. Awal mulanya, beberapa orang baru dapat mengalkulasi penyelesaian padanan kuadrat (pangkat dua) .

Tidak hanya itu, Ars Magna pun berubah menjadi bukti kalau Cardano yaitu orang Eropa pertama penulis skema bilangan yg sekarang ini dikatakan bilangan imajiner atau kompleks. Dalam buku itu, Cardano menulis (5+√−15) serta (5−√−15) jadi hasil satu penyelesaian padanan kuadrat.

Dalam matematika, perkalian suatu bilangan dengan beberapa bilangan tersebut dikatakan operasi pangkat (kerapkali digambarkan dengan isyarat ^) , umpamanya 6x6 = 6^2 = 36.

Tiap-tiap operasi lantas punyai operasi-balikan. Buat operasi pangkat dua, operasi-balikannya yaitu akar (digambarkan dengan √) .

Lantaran bilangan negatif dikali bilangan negatif membuahkan bilangan positif, operasi pangkat 2 buat bilangan negatif senantiasa membuahkan bilangan positif, umpamanya -6x-6 = -6^2 = 36.

Dengan demikian, √36 lantas punyai dua nilai, 6 atau -6.

Pertanyaannya, apabila operasi pangkat dua senantiasa membuahkan bilangan positif, apa operasi √-36 punyai nilai?

Buat menjawab itu matematikawan meniti jalan berliku-liku. Rafael Bombelli memperkenalkan notasi √-1 buat merusak bilangan imajiner, umpamanya √-36 berubah menjadi √36√-1, lewat buku l'Algebra (1572) . Dua zaman setelah itu, Leonhard Euler memopulerkan pemanfaatan ikon i buat menunjuk √−1 sampai √-36 bisa dicatat 6i.

Jadi suatu metode, bilangan imajiner mulai menemukannya bentuk aljabarnya disaat pada 1831 matematikawan asal Irlandia William Rowan Hamilton meningkatkan rencana pasangan terurut bilangan asli buat membatasi bilangan imajiner. Dengan rencana ini, bilangan 1+6i cukup dicatat (1, 6) .

Bilangan imajiner dikatakan bilangan kompleks oleh Carl Friedrich Gauss, setelah itu Augustin-Louis Cauchy mengonsepkan dengan cara utuh himpunan bilangan kompleks pada 1847. Artikel Terkait :*cara mencari akar pangkat 3

" Kami dengan cara penuh mencopot ikon √−1, meninggalkannya tiada penyesalan lantaran kami tidak mengerti apa yg ditampakkan lantas arti apa yg musti diserahkan ke ikon itu, " kata Cauchy, seperti ditulis " A Short History of Complex Numbers " (2006) yg diatur Orlando Merino.

Jadi, √-36 bukan momok. Dia udah diserap berubah menjadi sisi himpunan bilangan kompleks dengan nilai 6i.




Bilangan Imajiner yg Diolok-olok
Ketimbang rekan-rekan bilangan yang lain, bilangan imajiner (atau kompleks) ini memang kelihatan tidak ada manfaatnya dalam kehidupan keseharian. Dia pun sukar diasumsikan keberadaannya dengan cara empiris.

Filsuf Perancis zaman ke-17 Rene Descartes sesungguhnya yaitu orang yg pertama memanfaatkan makna imajiner buat mengatakan √−1. Ia mengemukakan itu lewat suatu risalah berjudul " Discours de la method pour bien conduire sa raison et chercher la verite dans les sciences " yg muncul di Leiden pada 1673.

Descartes mengemukakan, " Buat tiap-tiap padanan, seorang bisa mengimajinasikan sebanyak banyaknya akar [setara dengan derajatnya], akan tetapi dalam banyak perkara tak ada banyaknya akar yg sama dengan yg diasumsikan seorang. "

Walaupun berjasa 'menemukan' makna bilangan imajiner, kalimat Descartes itu sesungguhnya punya maksud menghina. Dengan berbicara begitu, filsuf yg kondang dengan adagium saya berpikir jadi saya ada itu, mengemukakan bilangan imajiner cuma dapat diasumsikan, namun wujudnya, terpenting andilnya jadi akar padanan serta tempatnya dalam diagram bilangan (Cartesius) , tak didapati.

Akan tetapi, jauh seusai Descartes mati lantaran pneumonia, banyak matematikawan meningkatkan banyak sistem diagnosis bilangan kompleks. Sama seperti dikatakan Brooks, diagnosis itu berfaedah dalam memodelkan arus serta tegangan listrik dalam circuit elektronik.

Diagnosis bilangan kompleks pun membuat jadi lebih mudah banyak ilmuwan buat mengalkulasi gerakan osilasi serta gelombang yg dimanfaatkan dalam fitur komunikasi, dimulai dari telpon sampai wifi.

Bersama-sama teori kemungkinan, bilangan imajiner pun berfaedah dalam mengulik padanan teori kuantum Schrodinger. Disamping itu, Alexander V. Avdeev serta rekan-rekan memanfaatkan diagnosis bilangan kompleks buat menakar urutan sumber tsunami.


All times are GMT +7. The time now is 04:33 PM.

Powered by vBulletin® Version 3.8.7
Copyright ©2000 - 2024, vBulletin Solutions, Inc.
Search Engine Optimisation provided by DragonByte SEO v2.0.37 (Lite) - vBulletin Mods & Addons Copyright © 2024 DragonByte Technologies Ltd.