Rencananya Mata Pelajaran Pancasila akan Diterapkan di SD Sampai PT, Ini Tanggapan Dosen UGM
Tubuh Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) meyakinkan bakal mengawali menempatkan mata pelajaran Pancasila mulai tingkat pendidikan basic (SD) sampai perguruan tinggi (PT) .
Pengamat pendidikan yang staf pengajar UGM, Muhammad Nur Rizal menilainya menancapkan kembali Pancasila lewat mata pelajaran di cemaskan bakal sekadar berubah menjadi moto atau bahkan juga indoktrinasi baru yg bakal tidak sukses buat generasi milenial di Indonesia.
“Alih-alih menginternalisasi Pancasila. Mereka (siswa milenial-Red) malahan bakal menghindarinya serta mencari atau menemukannya mengerti beda yg asing tetapi dipercayai lebih pas dengan kepentingan mereka, ” kata Rizal (21/2/2019) .
Menurut Rizal, meneguhkan kembali Pancasila jadi watak serta jati diri orang Indonesia di jaman internet global butuh datang dengan beberapa cara baru yg kekinian yg libatkan milenial. Dengerin nada mereka bukan hanya lewat seminar atau di area kelas, namun lewat karya fakta yg dirasa di kehidupan sesehari.
“Nilai Pancasila tambah lebih ringan di cerna disaat disediakan berbentuk film, musik, video pendek, vlog youtube ketimbang pelajaran klasikal oleh guru dengan sistem kuno (lama) , ” kata Rizal.
Karena itu, sambung ia, mereka bakal belajar histori perjuangan dan nilai-nilai kemanusiaan yg lintas batas agama, etnis budaya serta suku atau berani memperjuangkan keadilan walaupun tidak sama dan mesti hadapi banyak kendala jadi bentuk fakta berketuhanan pada dunia.
Menurut Rizal, perbuatan atau praktek fakta itu yg lebih diperlukan jadi sistem evaluasi baru yg sama dengan anak muda. " Tak mendikte atau menggurui, namun memperkaya khazanah pemikiran mereka. Hingga mereka bakal memposisikan Pancasila jadi payung akhlak, payung kultural yg udah serta senantiasa ditanamkan dengan fakta, " kata pendiri Pergerakan Sekolah Menyenangkan itu.
Karenanya, ujarnya, ekosistem atau lingkungan sekolah butuh dibikin kembali biar berubah menjadi tempat menyenangkan untuk tumbuh suburnya perasaan empati buat mendalami perasaan orang-orang dengan jujur, mengapresiasi kedua-duanya tiada pamrih.
Ekosistem ini malahan bakal memperkuat kerja sama diatas ketaksamaan (gotong royong) , serta menjauh Pancasila jadi alat pembatas buat menilainya tingkat kebhinekaan murid lantaran latar belakangnya. " Guru tak memanfaatkan Pancasila jadi alat ukuran akhlak untuk murid yg penurut atau urgent, " ujarnya.
Rizal memaparkan bukti kalau Pancasila udah jadikan satu bangsa Indonesia yg besar, beraneka suku, budaya, etnis serta agama merupakan mesti disyukuri.
Awal kalinya, Pelaksana Pekerjaan (Plt) Kepala BPIP Hariyono menyatakan udah bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan serta Kebudayaan (Kemendikbud) serta Kementerian Analisa, Technologi, serta Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) berkenaan mata pelajaran Pancasila untuk siswa SD, SMP, serta SMA, dan mata kuliah untuk mahasiswa di PT. " Pancasila bakal jadikan mata kuliah serta pelajaran yg mesti, namun materinya diungkapkan dengan cara kontekstual, bukan teks-teks kognitif berwujud hafalan di kepala, " kata Hariyono.
|