je_tek
20th September 2017, 12:00 PM
https://gimg.kumpar.com/kumpar/image/upload/c_fill,g_face,f_jpg,q_auto,fl_lossy,w_800/jfcxcuosn9xqlqi7m6ad.jpg
e-Money Bank BUMN (Foto: Dewi Rachmat.K/kumparan)
Bank Indonesia memastikan akan tetap menerbitkan aturan biaya isi ulang uang elektronik. Beleid tersebut akan mengatur mengenai batas maksimum biaya isi ulang uang elektronik antar bank (off us) dan sesama bank (on us).
Direktur Eksekutif Kepala Program Sistem Pembayaran Nasional BI, Aribowo, mengatakan jika isi ulang dilakukan di bank penerbit kartu uang elektronik dengan batas tertentu, maka tidak akan dikenakan biaya.
"Yang kami atur off us dan on us. Untuk on us akan ada treshold. Kalau di bawah akan free, kalau di atas akan kami kenakan. Pokoknya kalau off us peraturan keluar alan lebih murah," kata Aribowo di Gedung BI, Thamrin, Jakarta, Selasa (19/9).
Sebagai gambaran, transaksi off us merupakan jenis transaksi yang melibatkan sarana dan prasarana pihak ketiga. Sebagai contoh, jika pengguna uang elektronik salah satu bank, melakukan isi ulang saldo di mesin milik perbankan lain. Sedangkan on-us jenis transaksi menggunakan sarana bank penerbit uang elektronik.
Menurut Ari, batas maksimum biaya isi ulang uang elektronik harus diatur karena selama ini bank maupun peritel kerap mengenakan biaya tidak seragam, bahkan secara berlebihan.
Tidak semua transaksi isi ulang akan dikenakan biaya. Bank Indonesia akan mengatur untuk pengisian saldo uang elektronik dalam jumlah tertentu, konsumen akan dibebaskan biaya. Sementara dalam jumlah rentang saldo tertentu pula, nasabah akan dikenakan biaya isi saldo. Namun tidak dijelaskan secara rinci batasannya.
Ari mengatakan penurunan biaya isi ulang uang elektronik tersebut bertujuan agar efisiensi tercapai. Sehingga nantinya semakin banyak masyarakat yang melakukan transaksi nontunai.
"Kalau lebih murah penggunaannya lebih banyak, supaya efisiensi tercapai " katanya.
Saat ini, kata dia, volume transaksi uang elektronik masih sangat kecil. Sementara bank membeli kartu uang elektronik secara impor, yang harganya bisa mencapai 2 dolar AS/kartu.
"Volume itu secara industri belum meblndapatkan profitabilitas. Itu yang membuat perbankan belum mendukung kegiatan operasionalitas bank," ujarnya.
https://kumparan.com/angga-sukmawijaya/bi-isi-ulang-uang-elektronik-gratis-jika-di-bawah-batas-maksimum
e-Money Bank BUMN (Foto: Dewi Rachmat.K/kumparan)
Bank Indonesia memastikan akan tetap menerbitkan aturan biaya isi ulang uang elektronik. Beleid tersebut akan mengatur mengenai batas maksimum biaya isi ulang uang elektronik antar bank (off us) dan sesama bank (on us).
Direktur Eksekutif Kepala Program Sistem Pembayaran Nasional BI, Aribowo, mengatakan jika isi ulang dilakukan di bank penerbit kartu uang elektronik dengan batas tertentu, maka tidak akan dikenakan biaya.
"Yang kami atur off us dan on us. Untuk on us akan ada treshold. Kalau di bawah akan free, kalau di atas akan kami kenakan. Pokoknya kalau off us peraturan keluar alan lebih murah," kata Aribowo di Gedung BI, Thamrin, Jakarta, Selasa (19/9).
Sebagai gambaran, transaksi off us merupakan jenis transaksi yang melibatkan sarana dan prasarana pihak ketiga. Sebagai contoh, jika pengguna uang elektronik salah satu bank, melakukan isi ulang saldo di mesin milik perbankan lain. Sedangkan on-us jenis transaksi menggunakan sarana bank penerbit uang elektronik.
Menurut Ari, batas maksimum biaya isi ulang uang elektronik harus diatur karena selama ini bank maupun peritel kerap mengenakan biaya tidak seragam, bahkan secara berlebihan.
Tidak semua transaksi isi ulang akan dikenakan biaya. Bank Indonesia akan mengatur untuk pengisian saldo uang elektronik dalam jumlah tertentu, konsumen akan dibebaskan biaya. Sementara dalam jumlah rentang saldo tertentu pula, nasabah akan dikenakan biaya isi saldo. Namun tidak dijelaskan secara rinci batasannya.
Ari mengatakan penurunan biaya isi ulang uang elektronik tersebut bertujuan agar efisiensi tercapai. Sehingga nantinya semakin banyak masyarakat yang melakukan transaksi nontunai.
"Kalau lebih murah penggunaannya lebih banyak, supaya efisiensi tercapai " katanya.
Saat ini, kata dia, volume transaksi uang elektronik masih sangat kecil. Sementara bank membeli kartu uang elektronik secara impor, yang harganya bisa mencapai 2 dolar AS/kartu.
"Volume itu secara industri belum meblndapatkan profitabilitas. Itu yang membuat perbankan belum mendukung kegiatan operasionalitas bank," ujarnya.
https://kumparan.com/angga-sukmawijaya/bi-isi-ulang-uang-elektronik-gratis-jika-di-bawah-batas-maksimum