10.The PhantomApa jadinya kalau sebuah konsol berteknologi tinggi dipromosikan dengan gencar namun tidak pernah diproduksi apalagi diluncurkan ke pasar? The Phantom lah jawabannya. Diklaim oleh Infinium Lab sebagai konsol tercanggih yang tidak membutuhkan media storage seperti cardtridges, cd ataupun dvd, melainkan memanfaatkan teknologi internet untuk mendownload game-gamenya. The Phantom telah memberi angan-angan yang terlalu tinggi kepada para gamer sejak tahun 2002. Infinium Lab menjanjikan bahwa konsol ini akan terpajang di toko-toko retail pada musim liburan 2004, namun yang terjadi pihak Infinium Lab selaku produser menyatakan proyek ini ditunda dengan alasan klasik, kekurangan modal dan perlunya lisensi game-game. The Phantom mengalami penundaan berkali-kali hingga tahun 2000-never.
9.N-Gage
Kesuksesan Game Boy ternyata memancing minat perusahaan ponsel raksasa, Nokia untuk mencobai peruntungannya di dunia handheld game console. Nokia meluncurkan N-Gage pada tahun 2003 dengan harga $299 pada awal peluncurannya, hanya berselang 17 hari kemudian hp serba tanggung ini didiskon menjadi $199. N-Gage menggunakan layar berbentuk tinggi daripada layar lebar, resolusi yang tak maksimal dan kurang ergonomisnya desain menjadikan konsol satu ini kurang diminati para gamer. Yang terburuk dari semua itu adalah saat N-Gage digunakan untuk menelepon, menjadikan anda nampak seperti orang bodoh dengan hp berbentuk taco menempel di samping wajah anda.
8.Virtual Boy
Bermula ketika Gunpei Yokoi, general manager dari R&D Nintendo sekaligus penemu Game Boy mencetuskan ide 3D game console, Nintendo akhirnya meluncurkan Virtual Boy pada tahun 1995. Keterbatasan teknologi saat itu dan alasan menekan biaya produksi membuat konsol ini tampil dengan game berwarna hitam dan merah, sehingga para gamer yang memainkan Virtual Boy harus sering mengistirahatkan matanya karena keluhan sakit kepala, pusing dan mual. Hanya 14 game yang dirilis untuk Virtual Boy dan dengan harga US$180 membuat gamer dengan bijak memilih konsol berwarna lainnya, setidaknya mereka tak akan menjadi buta dengan game berwarna hitam dan merah. Virtual Boy sendiri hanya bertahan sebulan setelah diluncurkan sebelum konsol ini beserta sang penemu, Yokoi disingkirkan diam-diam oleh Nintendo sendiri.
7.3DO
Salah satu konsol yang menerapkan sejarah sebagai konsol 32bit mahal tak lain 3DO, tak tanggung-tanggung 3DO memasang bandrol US$699, sebuah harga yang luar biasa untuk konsol tahun 1993. Sayangnya harga mahal ini tak diimbangi dengan hardware yang baik, walaupun 3DO menjadi pelopor penggunaan media CD untuk konsol game namun para developer game lebih tertarik dengan konsol lain, begitu pula para gamer yang memandang 3DO sebagai konsol super mahal. 3DO sempat mengeluarkan versi lebih murahnya yakni 3DO FZ-10, namun tak mengubah nasib 3DO yang tenggelam dan hilang tanpa bekas setelah Sony mengeluarkan Playstation yang kemudian menjadi konsol favorit semua orang.
6.Sega Genesis Adds-On
Berharap konsol Sega Genesis bertahan lebih lama, Sega meluncurkan Sega CD Add-on sebagai paket upgrade. Ketika konsol ini mulai berhadapan dengan Playstation, Sega kembali meluncurkan konsol CD-X yang tak lain merupakan gabungan Sega Genesis beserta Sega CD Add-on dalam bentuk baru. Konyolnya konsol baru ini berharga US$400, lebih mahal US$100 dibanding membeli Sega Genesis beserta Sega CD Add-on. Belum cukup sampai disitu Sega kembali mengeluarkan 32X Add-on untuk game-game cartridge 32bit. Para Gamer yang khawatir melihat Sega Genesis mereka dapat berubah menjadi tumpukan konsol add-on akhirnya lebih memilih menunggu kemunculan Sega Saturn 32bit. Setelah melihat banyaknya tumpukan paket add-on yang tak terjual di gudang mereka, Sega menyadari bahwa gagasan add-on untuk sebuah konsol game adalah hal bodoh.
5.Atari Jaguar
Setelah kalah dengan Nintendo dan Sega pada persaingan konsol tahun 1990an, Atari mencoba bangkit dengan konsol Jaguar. Jaguar diklaim Atari memiliki resolusi 64bit yang dibangga-banggakan lebih unggul dari konsol-konsol 32bit, namun hanya mendapat respon sepi dari gamer. Penggunaan cartridges, desain controller yang buruk dan game-game yang tidak berkualitas menjadikan Jaguar suatu kegagalan yang memalukan bagi Atari. Terutama setelah diketahui bahwa konsol ini hanya menggunakan 2 prosesor 32bit, bukannya satu prosesor 64bit dan ditambah lagi iklan agresif Atari di TV "Do The Math" yang menjadi mimpi buruk setiap orang yang menontonnya. Kegagalan memalukan ini menyebabkan Atari meninggalkan dunia konsol game selamanya.
4.Philips CD-i
Berbekal pengalaman dalam mengembangkan console bersama Nintendo, perusahaan elektronik Philips dengan yakin mencoba meluncurkan konsol gamenya sendiri dengan menekankan pada game-game dengan konten movie yang banyak untuk merebut hati para gamer. Philips bahkan membuat game dengan menggunakan karakter-karakter Nintendo yang terkenal seperti Mario dan Link tanpa melibatkan pihak Nintendo dan sukses menghancurkan kedua karater itu di konsol ini dengan penampilan bodoh dan anehnya. Controller made by Philips yang mirip remote tv dengan kabel sama sekali tak nyaman digunakan para gamer, menambah list kegagalan konsol ini. Akibatnya perusahaan Philips jera dan tidak pernah lagi membuat konsol game.
3.Atari 5200
Dibuat untuk menghadapi persaingan dengan konsol-konsol dari Intellivision dan Colecovision, pada tahun 1981 Atari merilis konsol Atari 5200 sebagai lanjutan dari Atari 2600. Kesalahan terbesar Atari adalah bahwa konsol ini tak dapat memainkan game-game milik Atari 2600. Sedangkan game-game yang tersedia tak lebih dari game lama yang di remake ulang dengan grafis yang lebih baik, tak lebih. Ditambah lagi kualitas hardware yang buruk dan desain controller baru yang murahan. Para gamer bahkan hanya perlu bermain beberapa jam untuk mendapati controller Atari 5200 mereka rusak dan membayar mahal biaya perbaikannya.
2.R-zone
[hr][/hr][CENTER]

Saat dipasangkan dengan headgear, maka konsol satu ini terlihat seperti gadget canggih dari masa depan, walaupun sebetulnya resolusi konsol ini tak lebih baik dari game watch. Game-game yang tersedia tak berbeda dengan game watch dengan tampilan warna yang buruk. Para gamer yang mencoba headgear R-Zone mendapati diri mereka seperti orang bodoh yang memainkan game berwarna merah dan hitam di depan mata dan kemudian lebih memilih memainkan game watch yang asli. Bahkan Virtual Boy yang dicap sebagai suatu bencana dalam sejarah konsol masih menyajikan game-game yang lebih baik dibanding headgear R-zone. Paket upgrade berupa warna pada game tak mengubah nasib R-Zone menjadi lebih baik.
1.Gizmondo
Orang tentu bertanya-tanya mengapa konsol dengan banyak kelebihan seperti Media player, radio, kamera, SMS, MMS, e-mail, GPS dan Bluetooth bisa menjadi konsol terburuk? Jawabannya ada pada Gizmondo. Konsol asal Inggris ini dijual dengan harga US$400, sebuah harga yang fantastis untuk handheld game console. Ditambah lagi nama yang aneh, desain seperti kepala Sherk dan hanya 14 game yang dirilis untuk konsol ini membuat para gamer berpikir dua kali untuk membelinya. Terlepas dari pemberitaan bahwa pencetus Gizmondo, Stevan Eriksson adalah mafia dan dengan sukses berhasil menghancurkan sebuah Enzo Ferrari layaknya bermain Twisted Metal. Tiger Telematics selaku produsen Gizmondo bangkrut kurang dari setahun sejak Gizmondo dipasarkan, menyisakan gamer sial yang terlanjur membeli Gizmondo.