Umat Islam gak cuma punyai kapabilitas menulis dengan tingkat kefasihan bahasa yg tinggi. Mereka ikut bisa membuat tata trik serta susunan tulisan surat.
Baca Juga :*
doa iftitah latin
Pada prinsipnya, mengambil George Abraham Makdisi dalam bukunya Cita Humanisme Islam, ada beberapa makna utama yg kerapkali dimanfaatkan kala membicarakan keterampilan atau keahlian menulis surat. Ada tiga akar kata ialah, asala, nasya'a, serta kataba.
Banyak kata tarasul, tarsil, kitabah, serta insya dimanfaatkan menunjuk pada pengetahuan persuratan. Dan, buat surat, banyak kata yg kebanyakan dimanfaatkan merupakan risalah serta kitab. Tidak cuman makna diatas, umat Islam udah berkemampuan membuat susunan suatu surat.
Ada tiga sisi khusus dari suatu surat. Pertama, Al-Fawatih atau banyak kata pembuka yg dimaksud iftitah al-mukatabah. Kata pembuka ini terdiri atas perkataan basmalah, hamdalah, tasyahud, salwalah, tasliyah, kata salam, serta perkataan amma ba'du.
Unwan atau alamat ikut sisi dari kata pembuka, seperti dari si A terhadap si B. Sisi ke dua merupakan batang badan surat atau al-lawaqih. Batang badan ini adalah teks surat yg ada pada dua salam.
Dikarenakan, kebanyakan, surat diawali terlebih dulu dengan salam serta disudahi juga dengan salam. Dan, sisi ke-tiga merupakan kata penutup al-khawatim yg berisi kalimat insya allahu ta'ala yg mempunyai arti apabila Allah inginkan.
Sisi yang lain dari kata penutup merupakan tarikh atau penanggalan surat dan alamah, berwujud tanda-tangan dari orang yg kirim surat itu. Di lain bagian, ada frase hamdallah yg biasa dimanfaatkan buat tutup suatu surat.
Menurut Makdisi, tiga sisi khusus yg ada dalam susunan surat pada dunia Islam serta dokumen sejenisnya ini pada waktu mendatang diketemukan juga pada dokumen-dokumen berbahasa Latin sebagai peninggalan zaman pertengahan.
Sumber :*
Refrensi Blog