![]() |
RI Akan Beli Kapal Perang dan Sniper Anti Tank Inggris
http://us.media.viva.co.id/thumbs2/2...is_663_382.jpg Kemenhan akan mengirim tim untuk melihat spesifikasi kapal itu. Rabu, 16 Januari 2013, 15:17 Eko Huda S, Nur Eka Sukmawati VIVAnews - Indonesia akan membeli tiga unit kapal perang jenis Multi Role Light Frigate dari Inggris. Rencana ini diungkapkan oleh Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, saat menerima kunjungan Menteri Pertahanan Inggris, Philip Hammond, di kantornya, Jakarta, Rabu 16 Januari 2013. "Masih dalam proses negosiasi dengan Inggris. Kami akan mengirim tim untuk memastikan dan memeriksa spesifikasi kapal laut tersebut," kata Purnomo usai menerima kunjungan menhan Inggris. Purnomo berharap, dengan pembelian alutsista dari Inggris, Indonesia dapat melakukan alih teknologi. Melalui proses alih teknologi itu, Indonesia dapat membuat alutsista yang sama. Sementera itu, Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, mengatakan, selain kapal laut, pemerintah Indonesia berencana membeli sniper anti tank dari Inggris. "Ada persenjataan dari Angkatan Darat Inggris, kalau tidak salah untuk anti tank," ungkap Sjafrie. Pada 2013, Kementerian Pertahanan memiliki anggaran belanja sebesar Rp81 triliun. Dengan anggaran tersebut, Sjafrie berharap peralatan militer Indonesia dapat dimodernisasi. "Kami di Kementerian Pertahanan mengharapkan dukungan dari menteri keuangan untuk bisa memberikan fasilitas akselerasi pembiayaan," ungkap dia. Untuk memenuhi alutsista TNI, Kementerian Pertahanan dengan beberapa perusahaan di Inggris telah melakukan beberapa kontrak untuk memenuhi kebutuhan peluru kendali star streak, suku cadang pesawat sky hook, dan suku cadang tank Scorpion. "Serta beberapa perawatan yang bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan di Inggris," kata Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan, Mayjen TNI Ediwan Prabowo. (art) sumber : http://us.nasional.news.viva.co.id/n...i-tank-inggris Rabu, 16 Januari 2013 | 23:25 WIB RI Minta Peluru Kendali Kapal Inggris Direparasi TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertahanan berupaya melobi Pemerintah Kerajaan Inggris soal perbaikan sistem peluru kendali kapal multi role light fregat. "Tadi sudah dibicarakan masalah upgrading, salah satu sistem peluru kendali kapal itu," kata Kepala Badan Perencanaan Pertahanan Mayor Jenderal Ediwan Prabowo, Rabu, 16 Januari 2013. Indonesia membeli kapal multi role light fregat asal Inggris ini dirancang selama 1,5 tahun. Permintaan perbaikan sistem peluru kendali itu karena pabrik peluru kendali Seawolf yang terpasang pada kapal tersebut tutup. Gaga-gara inilah Malaysia, Brunei, Aljazair, dan Filipina batal membeli kapal ini. "Itu memang menjadi salah satu pertimbangan sehingga negosiasinya lama," kata Ediwan. Kementerian Pertahanan mengaku sudah memeriksa masalah teknis terkait kapal tersebut. "Secara teknis, kapalnya masih bagus, tinggal masalah satu itu (peluru kendali)," kata dia. Ediwan menyebut tiga unit fregat kelas nakhoda yang akan dibeli tersebut masih memiliki sistem sonar dan radar yang masih baik. Kapal ini, kata Ediwan, kini dimiliki oleh galangan kapal Nursen asal Jerman. "Tapi (kapalnya) masih diparkir di Inggris," kata dia. Harga tiga unit kapal fregat ini mencapai US$ 385 juta, "Bahkan bisa lebih dari itu," kata dia. Negosiasi kontrak pembelian kapal, kata Ediwan, diharapkan rampung cepat. "Saya harap bulan ini bisa rampung. Negosiasi berlangsung sejak enam bulan terakhir." Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoedin juga mengakui adanya rencana pembelian kapal perang untuk TNI Angkatan Laut ini. Pembelian kapal permukaan ini memang termasuk prioritas," kata dia. Pengadaan kapal ini murni pembelian. sumber : http://www.tempo.co/read/news/2013/0...ris-Direparasi |
TNI AL bangun pangkalan kapal di Palu
http://1.bp.blogspot.com/-S0jvbNwgct...S0A/s400/1.jpg Fefy Dwi Haryanto - Koran Sindo Selasa, 15 Januari 2013 − 18:57 WIB Pangarmatim, Laksda TNI Agung Pramono bersiap melarung karangan bunga kelaut di Alur Pelayaran Timur Surabaya (APTS) Surabaya, Jatim, Selasa (15/1). Tabur bunga yang berlangsung di atas KRI Surabaya-591 dalam rangka peringatan Hari Dharma Samudera tahun 2013 tersebut bertujuan untuk mengingat jasa para pahlawan yang gugur di laut. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/pd/13) 15 Januari 2013, Jakarta: TNI Angkatan Laut (AL) membangun pangkalan kapal selam di Teluk Palu, Sulawesi Tengah. Ditargetkan tahun depan pangkalan itu sudah bisa diresmikan pengoperasiannya. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Madya TNI Marsetio mengatakan, pembangunan pangkalan itu dilakukan lantaran dalam beberapa tahun ke depan, TNI AL segera diperkuat tiga unit kapal selam baru yang dibeli dari Korea Selatan. Sekarang ini TNI AL baru memiliki dua unit kapal selam. Proses pembangunan, kata dia, sudah mencapai 90 persen. "Diharapkan 2014 sudah bisa diresmikan dan segera digunakan," ujarnya usai Peresmian Replika KRI Matjan Tutul-602 di Museum Satria Mandala Pusat Sejarah TNI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (15/1/2013). Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Untung Suropati menambahkan, pembangunan pangkalan kapal selam tersebut sudah dalam tahap penyelesaian. Misalnya, pembangunan pagar keliling dan pengecatan, serta meubelair.. Infrasktruktur utama pangkalan itu, yakni dermaga, shelter, alat tambat, radio komunikasi serta fasilitas perbaikan sudah siap. Menurut dia, penggunaan pangkalan tak menunggu kedatangan kapal selam dari Korea Selatan, pasalnya TNI AL sudah memiliki dua unit kapal selam, Cakra dan Nanggala.. "Kita sudah melakukan uji coba kesiapan pangkalan. Kita cukup sering kesana untuk bersandar," ujarnya.. Untung melanjutkan, pemilihan Teluk Palu sebagai lokasi pembangunan pangkalan karena teluk ini cukup strategis dilihat dari kepentingan geopolitik dan geostrategis. Lokasi ini dekat dengan wilayah Malaysia, terutama wilayah sengketa di Ambalat. sumber : http://nasional.sindonews.com/read/2...-kapal-di-palu |
Wamenhan Harapkan Hubungan Pertahanan RI – Rusia Dapat Perluas Kerjasama Pertahanan Kedua Negara
http://4.bp.blogspot.com/-oLXhHFK3Y6...0/P1010096.jpg Rabu, 16 Januari 2013 16:26 | Ditulis oleh dyah | 16 Januari 2013, Jakarta: Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Rabu (16/1), menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Rusia untuk Indonesia HE Mr. Mikhail Yurievich Galuzin di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta. Saat menerima kunjungan Dubes Rusia, Wamenhan didampingi Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan Mayjen TNI R Ediwan Prabowo dan Sekretaris Ditjen Strahan Kemhan Laksma TNI Uus Kustiwa. Kunjungan Dubes Rusia ini merupakan kunjungan perkenalan sebagai Duta Besar Rusia yang baru sejak awal minggu ini. Wamenhan berharap hubungan baik kedua negara dapat terus terjaga terutama dengan Kementerian Pertahanan. Dubes Rusia menyatakan bahwa hubungan pertahanan Indonesia-Rusia merupakan komponen yang sangat penting dalam hubungan bilateral kedua negara. Karena itu, Dubes Rusia berharap dapat melanjutkan hubungan baik dan kerjasama-kerjasama penting yang telah terjalin antara kedua negara. Sementara itu, Wamenhan meyakini bahwa Duta Besar Rusia yang baru akan dapat cepat menyesuaikan diri dengan Indonesia karena dari latar belakang penugasannya pernah menangani Asia Tenggara. Wamenhan juga menjelaskan bahwa dirinya lah yang pertama kali menandatangani piagam kerjasama pertahanan kedua negara di Moskow yang saat itu disaksikan oleh Presiden kedua negara, sehingga Wamenhan merasakan peningkatan hubungan pertahanan antara kedua negara yang cukup signifikan. Hubungan pertahanan antara Kemhan RI dan Kementerian Pertahanan Rusia telah memberikan banyak manfaat terutama dalam bidang pengadaan Alutsista untuk TNI. Wamenhan memberikan saran agar kerjasama pertahanan yang ditandatangani diperluas tidak hanya dalam bidang logistik pertahanan tetapi juga kegiatan pertahanan secara luas. Kementerian Pertahanan RI siap melakukan pertemuan lebih lanjut untuk memformulasikan suatu dokumen kerjasama kegiatan di bidang pertahanan dan militer sebelum Kabinet Indonesia Bersatu II berakhir pada tahun 2014 nanti. Kerjasama yang lebih luas ini diharapkan dapat meningkatkan kerjasama pertahanan tidak hanya dalam satu aspek pertahanan saja. Wamenhan berharap kerjasama tersebut meliputi peningkatan Sumber Daya Manusia Kementerian Pertahanan dan TNI. Mengenai perluasan cakupan bidang kerjasama pertahanan, Duta Besar Rusia untuk Indonesia menyatakan hal itu dapat dibicarakan dalam Sidang Komisi bersama kerjasama pertahanan kedua negara yang akan dilaksanakan pada minggu depan di Jakarta. Dubes Rusia berharap sidang komisi bersama ini dapat membuahkan hasil dalam rangka memperluas kerjasama pertahanan kedua negara. Dubes Rusia mendukung kemungkinan perluasan kerjasama pertahanan dalam hal peningkatan potensi-potensi militer yang diwujudkan dalam kegiatan bersama militer kedua negara. sumber : http://dmc.kemhan.go.id/index.php?op...anan&Itemid=64 |
Sabtu, 26 Januari 2013 | 05:43 WIB
Kontrak Kapal Perang dengan Palindo Berlanjut TEMPO.CO , Jakarta - Kementerian Pertahanan berencana untuk menyerahkan sisa kontrak kebutuhan kapal cepat rudal 40 kepada PT. Palindo Marine, Batam. Sebelumnya perusahaan ini sukses memproduksi KRI Clurit 641, KRI Kujang 642 dan KRI Beladau 643. Palindo masih punya 'hutang' satu unit KCR 40 lainnya yang ditargetkan rampung akhir tahun ini. Jika selesai, TNI AL akan memiliki empat unit kapal dari 16 unit KCR 40 yang ditargetkan hingga tahun 2019 mendatang. "Dari kajian TNI AL, kami cenderung untuk menyerahkan kontrak produksi KCR 40 kepada Palindo," ujar Kepala Badan Perencanaan Pertahanan Mayor Jenderal Ediwan Prabowo kepada Tempo, Jumat, 25 Januari 2013 usai menerima protocol of delivery KRI Beladau 643 dari Palindo. Palindo Marine sendiri baru menandatangani kontrak untuk produksi empat unit kapal cepat rudal dari 16 kapal yang ditargetkan dalam target minimum pengadaan alat utama sistem persenjataan. "Pertimbangan untuk meneruskan kontrak dengan Palindo antara lain masalah perawatan kapal," ujar dia. Direktur Utama Palindo Marine Harmanto mengaku siap untuk meneruskan kontrak produksi KCR 40. "Kami tidak masalah jika target pengadaan kapal dipercepat," kata Harmanto. Pembuatan KCR 40, ujar dia, membutuhkan waktu 12 bulan untuk setiap unit. "Tapi tidak masalah karena kami bisa kerjakan secara paralel." Ahak--panggilan akrab Harmanto, mengaku mampu membangun lima kapal cepat rudal sekaligus. Namun Kementerian Pertahanan mengakui masalah pendanaan masih menghambat percepatan produksi KCR 40. Tiga unit kapal yang sudah diproduksi, seluruhnya menggunakan skema pinjaman dalam negeri. Bank Mandiri selaku bank milik pemerintah ikut membiayai pembuatan kapal senilai Rp 75 miliar per unit. Kapal cepat rudal sepanjang 44 meter ini terbuat dari high tensile steel pada bagian lambung dan aluminium alloy di bagian atas. KCR 40 dapat melaju hingga 30 knot, atau kurang lebih 60 kilometer per jam. sumber : http://www.tempo.co/read/news/2013/0...indo-Berlanjut |
Menhan Berharap C-705 Bisa Dibuat Di Indonesia
Sabtu, 26 Januari 2013 | 8:00 [BATAM] Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro berharap Rudal C-705 yang dipergunakan untuk Kapal Cepat Rudal (KCR) 40 KRI Beladau 643 dan kapal sejenisnya yang selama ini didatangkan dari China bisa dibuat di Indonesia. "Kami sedang mengupayakan alih teknologi agar nantinya rudal tersebut bisa diproduksi di dalam negeri," kata Menteri pertahanan (Menhan) setelah serah terima KRI Beladau 643 dari PT Palindo Marine Sipyard Batam di Dermaga Selatan Pelabuhan Batuampar, Batam, Jumat (25/1). Menteri mengatakan, bila rudal dengan jarak jelajah hingga 150 kilometer tersebut bisa diproduksi di dalam negeri maka banyak keuntungan yang didapat. "Kami tengah berupaya menuju kemandirian alat utama sistem senjata (alutsista) dengan berbagai upaya yang telah dikembangkan didalam negeri. Termasuk pembuatan KCR 40 yang diserahterimakan hari ini," katanya. Sebagai negara yang besar, kata dia, Indonesia membutuhkan tambahan alutsista baik untuk TNI Angkatan Darat, Laut, dan Udara. Untuk TNI AL, kata menteri, hingga 2014 akan ada 16 kapal sejenis KRI Beladau 643 yang akan digunakan untuk mengamankan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pembangunan kapal ini merupakan upaya peningkatan alat utama sistem senjata (alutsista) yang tengah dibangun bagi seluruh angkatan. Ia mengatakan produksi alutsista tidak akan berhenti pada KRC. Pemerintah akan terus melengkapi persenjataan TNI dengan beberapa kapal lain. Selanjutnya, akan dibuat kapal perusak dan kapal selam. TNI AL, kata Menteri, membutuhkan kapal yang kuat hingga mampu hadir dan mengamankan perairan di laut jauh. Untuk angkatan udara dan angkatan darat, kata dia, juga akan diserahterimakan beberapa alutsista baru untuk menjaga keamanan NKRI. "Tahun ini anggaran untuk Kementerian Pertahanan dan TNI sekitar Rp81 triliun. Dengan anggaran tersebut, kami akan terus menambah alutsista sesuai dengan kebutuhan secara bertahap," kata Purnomo. [Ant/L-8] sumber : http://www.suarapembaruan.com/home/m...ndonesia/29652 |
Rudal Cina Akan Dikembangkan di Indonesia
Selasa, 29 Januari 2013 | 04:02 WIB
Rudal Cina Akan Dikembangkan di Indonesia TEMPO.CO , Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat memastikan adanya pengembangan rudal C-705 asal Cina di Indonesia. Peluru kendali yang akan dipasang di kapal cepat rudal tipe 40 produksi lokal itu diharapkan bisa diproduksi dalam negeri secepatnya. "Untuk tahap pertama kita akan beli dulu dari Cina," kata Wakil Ketua Komisi Pertahanan Tubagus Hasanudin kepada Tempo, Senin, 28 Januari 2013. Setelah membeli beberapa unit peluru kendali, Cina dan Indonesia akan melakukan produksi bersama rudal tersebut. Kontrak pembelian misil asal Cina ini, kata Hasanudin, sudah ditandatangani dan disetujui oleh DPR. "Tapi saya lupa kapan dan berapa nilainya," ujar dia. Dalam daftar pinjaman luar negeri khusus alat utama sistem persenjataan utama, pengadaan rudal C-705 dianggarkan sebesar US$ 7,5 juta untuk enam unit hingga 2014. "Seluruhnya akan dipasang di KCR 40, nanti yang memasang peluncur rudalnya PT. Penataran Angkatan Laut," kata Hasanudin. Jenis rudal yang akan dipasang di kapal pemukul itu, akan berbeda-beda. "Tahap pertama memang cuma C-705, berikutnya nanti ada pengembangan," ujar Hasanudin. TNI Angkatan Laut sendiri menilai rudal jenis surface to surface ini cocok dipasang di KCR 40. "Akurasinya bagus dan mematikan," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Untung Suropati. Menurut Untung, rudal C-705 akan tiba di Indonesia tahun 2014 mendatang. "Tiga pabrikan lokal bakal terlibat dalam tahapan transfer teknologi rudal ini," kata dia. Pabrikan yang akan dilibatkan antara lain, PT. Pindad, Lapan, dan PT. Dirgantara Indonesia. Pembelian rudal C-705 ini merupakan bagian dari usaha melengkapi persenjataan kapal cepat rudal pabrikan Palindo Marine Batam. Selain dipersenjatai rudal, kapal pemukul ini juga dilengkapi dengan Sensor Weapon Control (Sewaco) berupa meriam kaliber 30 milimeter yang juga diimpor dari Cina dan Afrika Selatan. sumber : http://www.tempo.co/read/news/2013/0...n-di-Indonesia |
Re: Berita Militer dan Pertahanan Indonesia
enak baca berita dalam satu page
|
Re: Berita Militer dan Pertahanan Indonesia
perang not good
damai itu indah |
Re: Berita Militer dan Pertahanan Indonesia
Quote:
|
Re: Berita Militer dan Pertahanan Indonesia
iya tpi ntr tkut jarang bikin thread gara2 1 page :p
|
Three Nakhoda Ragam Class are Set to Move to Indonesia
BAE Systems Ships at Centre of Dispute Set to Leave Barrow Docks After Years in Limbo
THREE ships which have graced Barrow’s docks for more than five years after a dispute between BAE and the Sultan of Brunei are finally set to leave. The three Nakhoda Ragam class vessels were built by BAE in Scotstoun, Glasgow, for the Royal Brunei Navy. But after they were completed in 2002, Brunei refused to accept them, despite the ships being declared fit by the Royal Navy. It is understood Brunei attempted to pull out of the deal because of operating costs and a lack of sufficiently trained personnel to operate the ships. The legal battle was finally resolved by international arbitration in 2007 – in favour of BAE – and the ships were handed over to Brunei. They were then moved to Barrow in 2007 to be stored at the docks while the German Lürssen shipyard, which had been contracted by Brunei, tried to find a buyer. Now, after more than 10 years in limbo, a deal has been struck and the vessels are set to move to the warmer climate of Indonesia – in the weather the ships were designed to operate in. Indonesia has reportedly paid just a fifth of the original £600m price tag for the three vessels. The ships are expected to enter service with the Indonesian navy within the next year. The three corvettes are being maintained by Barrow shipping company James Fisher Marine Services. As part of the deal to sell the ships, James Fisher sought to erect temporary living accommodation on nearby council land to house some of their own technical staff who have been providing safety cover on the corvettes. The application was turned down by Barrow Borough Council but following an intervention by Barrow MP, John Woodcock, and undertakings by James Fisher to address the council’s concerns, Barrow Town Hall officers will now be supporting the planning application. Mr Woodcock said: “There is real economic value in keeping the corvettes in Buccleuch Dock, with Barrow-based employees working on board them and income for local businesses from the visiting sailors.” http://4.bp.blogspot.com/-YYjLrg7Rbj...1600/Ragam.jpg http://www.nwemail.co.uk/news/bae-sy...imbo-1.1072221 |
Australia and Indonesia Sign Memorandum of Sale for Five C-130H Hercules
RAAF C-130 Hercules (photo : thebaseleg)
Today in Perth, Indonesian Defence Minister Purnomo and I witnessed the signing of a Memorandum of Sale between Australia and Indonesia for five C 130H aircraft and associated equipment. During my visit to Jakarta in April this year, I confirmed that the Australian Government was willing to sell five C-130H aircraft, along with a simulator and spare parts, to Indonesia at a discounted rate. This offer was in addition to the four C-130H aircraft that Australia is currently in the process of transferring to Indonesia following discussions between our respective leaders in November 2011. The sale of a further five C-130H transport aircraft will further enhance Indonesia’s capacity to respond to natural disasters and humanitarian crisis. The Memorandum of Sale was signed by Australia’s Chief of the Defence Force, General Hurley, and Indonesia’s Head of Defence Facilities Agency, Rear Admiral Lubis. The Memorandum sets out the arrangements for the sale of the five aircraft, simulator and spare parts to Indonesia. Australia is pleased to continue to assist the development of Indonesia’s airlift capability, which will support humanitarian assistance and disaster relief operations. The sale of these additional aircraft and associated equipment reflects the strength of the bilateral relationship between Australia and Indonesia, and the close ties between the Australian and Indonesian Defence forces. http://www.minister.defence.gov.au/2...130h-hercules/ http://3.bp.blogspot.com/-IbOPLONx_s...thebaseleg.jpg |
Re: Berita Militer dan Pertahanan Indonesia
ane terjemahin min -_-
pusing baca nya :p |
Re: Berita Militer dan Pertahanan Indonesia
Quote:
|
Re: Berita Militer dan Pertahanan Indonesia
ane cma nerjemahin yang rada2 gmn gitu
|
Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam : Russia offer RI 10 Submarines
Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam : Russia offer RI 10 Submarines
Sabtu, 17 Agustus 2013 | 22:58 WIB :(handshake): http://statik.tempo.co/data/2013/05/...185460_620.jpg TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan, pemerintah mendapat tawaran untuk dapat membeli sekitar 10 unit kapal selam dari Rusia. Jumlah ini di luar rencana pembelian tiga unit kapal selam dari Korea Selatan yang akan datang pada 2014. "Kapal selam dari Rusia sudah ada. Mereka membuka kesempatan karena kedekatan dengan kita," kata Purnomo saat ditemui di Istana Merdeka, Sabtu, 17 Agustus 2013. Purnomo tidak menjelaskan detail spesifikasi dan tawaran harga yang diberikan pemerintah Rusia untuk mendatangkan 10 kapal selam tersebut. Ia juga menyatakan, pemerintah belum bulat untuk menerima tawaran Rusia karena masih harus mempertimbangkan dan menghitung biaya. Selain harga kapal selam per unit, menurut dia, pemerintah juga harus mempertimbangkan besarnya biaya perawatan, pemeliharaan, perbaikan, dan kesiapan infrastruktur. Selain itu, hal lain yang menjadi pertimbangan adalah usia atau masa guna kapal selam tersebut."Kita tidak bisa tergesa, hitung dulu semua," kata Purnomo. Sedangkan untuk kapal selam dari Korea, mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ini memaparkan, pemerintah bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bertahan dan penangkalan ancaman. Sebagai negara yang memiliki orientasi kedamaian, Indonesia dinilai harus memiliki kemampuan teknologi dan senjata yang kuat. "Kita sedang survei pangkalan kapal selam, salah satunya di Palu." Pada 2024 meski belum memastikan sebagai negara terkuat, menurut Purnomo, Indonesia akan berada pada empat negara kuat di kawasan Asia Tenggara bersama Singapura, Malaysia, dan Thailand. Bersama tiga negara ini, Indonesia akan membentuk ASEAN Defense Ministerial Meeting yang kuat dari ancaman kawasan luar. sumber : http://www.tempo.co/read/news/2013/0...10-Kapal-Selam |
Menhan Tinjau CN-235 Pesanan TNI AU di PTDI
Menhan Tinjau CN-235 Pesanan TNI AU di PTDI
BANDUNG - Dalam kunjungannya di PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI), Bandung, Sabtu (13/7) Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro juga meninjau langsung pesawat CN-235 MPA pesanan TNI AU untuk patroli maritim. Dalam peninjauannya Menhan diperlihatkan kemampuan teknologi yang diusung CN-235 terbaru milik AL ini. (ANTARA FOTO/Fahrul Jayadiputra) Google Translate : Minister Orders Review the CN-235 in the Air Force PT DI BANDUNG - During his visit to PT. Indonesian Aerospace (PT DI), Jakarta, Saturday (13/7) Defense Minister Purnomo Yusgiantoro also direct review of CN-235 MPA aircraft orders for Air Force maritime patrol. In its review Defence demonstrated technological capabilities that carried the latest CN-235 belongs to the Navy. (AFP PHOTO / Fahrul Jayadiputra) http://img.menit.tv/juni/images/menhan2.jpg http://img.antaranews.com/new/2013/0...30713-FJ-3.jpg http://malaysiaflyingherald.files.wo...11_n.jpg?w=640 sumber : http://alutsista.blogspot.com/2013/0...tni-au-di.html |
Hakteknas ke-18 presiden pimpin peluncuran roket lapan
HAKTEKNAS KE-18 PRESIDEN PIMPIN PELUNCURAN ROKET LAPAN Jakarta, Lapan.go.id – Lapan meluncurkan 24 roket berdiameter 122 milimeter di Balai Produksi dan Pengujian Roket Lapan, Pameungpeuk, Jawa Barat, Kamis (29/8). Peluncuran roket tersebut dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari Sasono Utomo, TMII, Jakarta. Meluncurnya roket hasil pengembangan Lapan tersebut merupakan rangkaian puncak peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke 18. Presiden RI memimpin peluncuran roket dalam acara puncak peringatan Hakteknas ke-18. Dalam peringatan Hakteknas tersebut, Presiden mengatakan bahwa teknologi memiliki peran yang sentral. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi akan membuat peradaban suatu bangsa menadi kokoh, maju, dan berkelanjutan. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, gejolak yang dihadapi suatu negara akan dapat teratasi karena selalu mempunyai solusi untuk berbagai masalah. Untuk menguasai bukan hanya teknologi penerbangan melainkan semua teknologi diperlukan beberapa unsur. Habibie mengatakan, unsur tersebut yaitu budaya, agama, dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketiganya harus dapat bersinergi secara positif dengan demikian dapat mencetak sumber daya manusia yang andal. Presiden menegaskan bahwa saat ini ada tiga isu penting yang perlu dicarikan solusi melalui ilmu pengetahuan dan teknologi. Isu yang pertama yaitu tantangan di bidang pangan, energi, dan air. “Saat ini dunia dan Indonesia perlu menghadapi tantangan ini,” ujarnya. Isu kedua yaitu bagaimana memandang dan meletakkan hubungan yang konstruktif antara ekonomi dan teknologi. Dengan demikian, teknologi dapat pula meningkatkan ekonomi. Sementara itu, isu yang kedua yaitu upaya untuk membangun sinergi nasional antara akademisi, bisnis, dan pemerintah dalam konteks inovasi dan pengembangan teknologi. Dalam peringatan Hakteknas tersebut, Lapan juga mengikuti Ritech Expo. Di pameran tersebut, Lapan menampilkan berbagai hasil litbang Lapan. Selain pameran, Lapan juga melaksanakan workshop mengenai roket, satelit, dan UAV. sumber : http://www.lapan.go.id/doc_news/hakteknaspuncak.html http://www.lapan.go.id/pic_news/hakteknaspuncak.JPG |
Re: Berita Militer dan Pertahanan Indonesia
http://www.tempo.co/read/news/2013/1...ules-Australia
Selasa, 26 November 2013 | 17:36 WIB Pemerintah Tak Jadi Beli Hercules Australia TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah lewat Kementerian Pertahanan memutuskan membatalkan rencana pembelian enam pesawat angkut C-130 Hercules bekas dari Australia. Pemerintah juga menolak hibah empat unit pesawat serupa dari Negeri Kanguru itu. "Proyek Hercules dari Australia digantikan," kata Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan Laksamana Muda Rachmad Lubis saat dihubungi Tempo, Selasa, 26 November 2013. Pembatalan ini merupakan buntut pengungkapakan aksi penyadapan yang dilakukan pemerintah Australia pada 2009. Gusar pada tindakan negeri jiran itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lantas menghentikan kerja sama pertahanan dengan Australia. Sebelumnya, Indonesia dan Australia sepakat dengan transaksi jual-beli enam unit pesawat angkut militer Hercules seharga US$ 15 juta per unit. Australia pun menawarkan empat unit pesawat Hercules secara cuma-cuma, meski Indonesia diwajibkan membayar biaya perawatan dan perbaikan senilai US$ 15 juta per unit, jumlah yang sama dengan harga pesawat Hercules baru. Rachmad Lubis mengatakan sampai saat ini pemerintah belum membayarkan uang ke Australia. Menurut dia, besarnya anggaran proyek Hercules bekas Australia masih dalam perhitungan. "Karena sifatnya adalah biaya untuk pemeliharaan pesawat," tuturnya. Namun, Kementerian Pertahanan belum menentukan apaakh akan membeli pesawat angkut serupa dari negara lain. Sebab harga pesawat Hercules baru bisa mencapai lima kali lipat dari biaya hibah dari Australia. "Sementara kami masih wait and see," ujarnya. http://statik.tempo.co/data/2013/04/...180520_620.jpg |
Kapal Selam Buatan Korea Selatan Pesanan RI Mulai Diproduksi
Kapal Selam Buatan Korea Selatan Pesanan RI Mulai Diproduksi
Wiji Nurhayat - detikfinance Kamis, 28/11/2013 11:52 WIB Jakarta -Sebagian dari tiga kapal selam kelas Changbogo yang dipesan Indonesia dari Korea Selatan (Korsel) mulai diproduksi tahun ini di Korsel. Rencananya satu unit kapal selama juga akan dibuat di Indonesia sebagai bagian dari program transfer of technology (ToT) kedua negara. "Lagi dimulai, secara fisik sudah dimulai (produksi) tahun ini. Kita pesan tiga kapal, satu dibuatnya di Korea tetapi kita menyertakan tim dari tim ahli sama pekerja ahli sambil kerja praktik di sana atau sambil belajar," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat saat ditemui di Kantor Kementerian Perindustrian Jalan Gatot Subroto Jakarta, Kamis (28/11/2013). Bahkan kata Hidayat untuk kapal selam kedua beberapa sebagian komponennya ada akan dibuat di Indonesia. Artinya menurut Hidayat, Indonesia mulai berpartisipasi ikut membangun kapal selam Changbogo, diantaranya melalui PT PAL (Persero). "Insya Allah bisa dilakukan di Indonesia dengan kerja sama juga dengan Korea, itu juga cita-cita Indonesia," katanya. Tiga kapal ini adalah bagian dari program kerjasama pengadaan kapal selam Indonesia-Korsel hingga tahun 2025. Dari kerjasama ini, ke depan diharapkan insinyur Indonesia bisa mandiri untuk bisa memproduksi kapal selam buatan Indonesia. "3 kapal itu program sampai 2025. Kita belajar dulu dan lama, dari kita nggak tahu apa-apa menjadi kita bisa buat di dalam negeri," imbuhnya. Hidayat menambahkan pengadaan kapal selam ini langsung di bawah koordinasi Kementerian Pertahanan. Namun Kementerian Perindustrian juga mempunyai kebijakan dan program kerja utamanya melihat spesifikasi dan industrialiasi kapal selam yang akan dipesan. "Bukan ini sebenarnya Kemenperin jadi Kepala Pokjanya (Program Kerja) Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Budi Darmadi. Yang dibicarakan industri strategi seperti kapal selam yang kerjasama dengan Korea. Jadi poinnya bukan saya (Menperin) tetapi Menteri Pertahanan. Industri strategis itu kami melakukan dukungan teknis," jelas Hidayat. Seperti diketahui Kementerian Pertahanan pada akhir Desember 2011 lalu menandatangani kontrak pengadaan tiga unit kapal selam dengan perusahaan galangan kapal asal Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding Marine Enginerering (DSME). Tiga kapal selam ini akan segera melengkapi armada tempur TNI Angkatan Laut. http://teknologistrategimiliter.file...00_mod_san.jpg http://finance.detik.com/read/2013/1...990101mainnews (wij/hen) |
Re: Berita Militer dan Pertahanan Indonesia
Entah positif atau negative jika informasi seperti ini beredar luas di Internet :)
Penyerapan Pinjaman LN Kemhan Triwulan III Tahun 2013 http://cdn.kaskus.com/images/2013/11...1128050801.jpg http://cdn.kaskus.com/images/2013/11...1128051002.jpg http://cdn.kaskus.com/images/2013/11...1128051011.jpg http://cdn.kaskus.com/images/2013/11...1128051020.jpg |
Pembelian Pesawat Hercules dari Australia Tak Batal
Skandal Penyadapan | Oleh Taufiqurrohman Posted: 29/11/2013 14:00
Pembelian Pesawat Hercules dari Australia Tak Batal Liputan6.com, Jakarta : Bocornya skandal penyadapan Australia terhadap Presiden SBY, Pemerintah Indonesia langsung memutus kerja sama militernya dengan Negeri Kanguru. Namun, pembelian pesawat hercules dari Australia tetap berjalan. "Hercules sudah dibayar dengan APBN, jadi tidak dibatalkan pembeliannya. Kalau dibatalkan uangnya hilang. Kontrak sudah berjalan sambil kita mengevaluasi kerjasama yang lain. Jadi Hercules sudah kita bayar," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Hotel Atlet, Senaayan, Jakarta, Jumat (28/11/2013). Purnomo menjelaskan, pesawat Hercules dari Australia totalnya 9 unit, 4 di antaranya adalah hibah. Purnomo menambahkan, pesawat Hercules penting keberadaannya untuk dimiliki Indonesia. "Jadi Hercules sudah kita bayar 5 unit, yang 4 hibah itu sudah kita perbaiki sehingga tetap kita terima 9 unit. DPR sudah setuju dan memberi dana untuk 9 pesawat itu. Pesawat Hercules bermanfaat untuk penanggulangan bencana dan sebagainya. Itu efektif sekali," jelas Purnomo. Sedangkan kerja sama militer yang diputus, ungkap Purnomo, mencakup 3 hal. "Yang diberhentikan 3 hal, latihan militer bersama di Lembang, militer Australia telah pulang ke negaranya, TNI AU di Darwin juga sudah ditarik ke Tanah Air, dan ketiga latihan gabungan kita batalkan," beber Purnomo. Selain itu, sambung Purnomo, pemberhentian juga mencakup pertukaran informasi intelijen dan kerjasama penyelesaian masalah penyelundupan manusia. Namun, beberapa kerjasama dengan Australia ada yang masih berjalan, tapi Purnomo tak menjelaskannya. "Sedangkan kerja sama lain masih berjalan tapi akan kita evaluasi," pungkas Purnomo. (Mut/Yus) http://news.liputan6.com/read/760242...-batal?wp.bsns http://static6.com/201307/pesawat-hercules-130718c.jpg |
Spying scandal: Australia to gift Hercules aircraft to Indonesia despite cooperation
Spying scandal: Australia to gift Hercules aircraft to Indonesia despite cooperation
Updated 29 November 2013, 0:51 AEST http://www.radioaustralia.net.au/int...freeze/1227030 http://2.bp.blogspot.com/-qBBOHys8_W...s400/c130h.jpg The Defence Minister says Australia's handover of an old C-130 Hercules to Indonesia will go ahead, despite cooperation being suspended between the two countries. Defence Minister David Johnston says Australia's handover of an old C-130 Hercules to Indonesia will go ahead, despite cooperation being suspended between the two countries. The aircraft flew over Darwin this afternoon and has had its Australian markings removed. The Hercules has been repainted with flags and symbols of the TNI - the Indonesian military. Australia originally intended to hand over the plane to the Indonesians at a ceremony this week at Williamtown in New South Wales. That ceremony had been postponed in light of revelations that Australia attempted to spy on Indonesian president Susilo Bambang Yudhoyono, his wife and senior ministers in 2009. A spokesman for Senator Johnston says the C-130 handover will still go ahead. He would not comment on whether another date had been set for the ceremony or if the aircraft is on its way to Indonesia. Meanwhile, Indonesia's foreign minister says he has spoken to his Australian counterpart Julie Bishop about meeting to discuss rebuilding the two countries' relations. Today Marty Natalegawa appeared before an Indonesian parliamentary commission that deals with foreign affairs. Commission members want more details about a letter Prime Minister Tony Abbott wrote to the president vowing to never hurt Indonesia or the relationship again. Dr Natalegawa says he is already looking to begin discussions. "I've been already in touch with Minister Bishop to discuss about the first step, namely for the two of us to get together," he said. He says a meeting is needed before protocols for future relations can be developed. Indonesia signals long wait before cooperation restored Indonesia says it will not restart cooperation on things like people smuggling until a new agreement is signed. Indonesia correspondent George Roberts told Lateline it is more likely to be months than weeks before cooperation is restored. "Marty Natalegawa says that he's been in the job long enough to know that it's not wise to set a timeframe or a deadline for these kind of negotiations," Roberts said. "What he did say though is there are many steps to go and at the moment Australia and Indonesia are really only at step one out of the six that the president outlined that needed to be ticked off before Indonesia will be happy to start cooperation again with Australia. "Some members of the Foreign Affairs Commission walked away from today's closed session, saying that they think it could be years because of the depth of disappointment with Australia's response and also the news of the spying. "Marty Natalegawa said journalists should be able to work out from what he said how long it would take. If you look at the most recent agreement they tried to strike in September, 2012, that should have been finalised by January, 2013, to allow boats and planes to come into Indonesian space to help out with rescues. "It's November, nearly December, that still hasn't been finalised - so more than a year. And other people are pointing to the next bilateral meeting between the president and the Prime Minister isn't until late 2014. "So that doesn't really look like anything's going to be resolved any time soon, but again, the Foreign Minister says it's up to Australia just how quickly this can be done." |
Re: Berita Militer dan Pertahanan Indonesia
http://www.merdeka.com/peristiwa/ind...ari-rusia.html
Merdeka.com - TNI Angkatan Laut akan membeli sejumlah kapal selam class kilo dari Rusia dalam waktu dekat ini. Tujuan pembelian kapal selam tersebut untuk menjaga pertahanan batas laut selatan Indonesia. "Karena di laut selatan Indonesia itu termasuk laut dalam dan cocok di sana. Selain itu di laut selatan terdapat lima titik jalur yang harus dijaga apabila musuh datang," ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di kantornya usai rapat dengan Kepala Staf Angkatan laut (Kasal) Laksamana TNI Marsetio dan delegasi Rusia, Jumat (6/12). Purnomo menambahkan alasan pembelian dari Rusia karena teknologi yang dimiliki negeri komunis itu sangat canggih. Kecanggihan tersebut yakni kapal selam class kilo memiliki rudal pengendali dari bawah laut ke permukaan. "Tetapi untuk jumlah berapa yang dibeli dan barang baru atau bekas kita akan kirim tim dulu ke Rusia. Nanti tim akan melihat kondisi kapalnya seperti apa perbedaan yang baru dan bekas," katanya. Mengenai sistem pembayaran, Purnomo memiliki dua opsi kartu kredit atau cash. "Anggaran dari kabinet masih tersisa cukup banyak kok," tuturnya. Sementara itu, Marsetio mengatakan saat ini Indonesia baru memiliki dua kapal selam dari Jerman yang beroperasi. Selain itu, saat ini TNI AL sedang membangun kapal selam dari Korea Selatan. "Jadi idealnya kita butuh minimal 12 kapal selam untuk menjaga pertahanan laut Indonesia. Tetapi kita sesuaikan dengan budget negara," kata Marsetio. |
Re: Berita Militer dan Pertahanan Indonesia
http://industri.bisnis.com/read/2013...di-bridex-2013
Brunei Pesan 4 Panser Buatan Pindad, Alutsista Indonesia Diminati di Bridex 2013 Arif Budisusilo - Kamis, 05 Desember 2013, 07:35 WIB Bisnis.com, BANDAR SERI BEGAWAN - Indonesia memperoleh sejumlah komitmen bilateral dalam pameran BRIDEX 2013 termasuk pemesanan 4 unit Panser Anoa dari Brunei Darussalam yang diharapkan pembeliannya diteken tahun depan. http://img.bisnis.com/posts/2013/12/...di-cn-295-.jpgMenurut Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, komitmen pembelian panser Anoa yang diproduksi PT Pindad tersebut menandakan bahwa industri pertahanan Indonesia semakin dipercaya. "Ini dapat dlihat dari semakin banyaknya penggunaan internal maupun dari pembeli luar negeri serta peningkatan kapabilitas teknologinya," ujar Sjafrie sebelum mengakhiri kunjungan dua hari ke Brunei, Rabu (4/12), dalam rangka menghadiri pameran Bridex 2013 di Bandar Seri Begawan, 3-6 Desember. Dari Brunei, Sjafrie langsung bertolak ke Kanada. Keikutsertaan Indonesia di Bridex 2013 memperkokoh posisi Indonesia dalam industri strategis di bidang kemiliteran dan pertahanan. "Kita membawa misi untuk memperkenalkan dan mengembangkan industri pertahanan kita," ujarnya. Industri strategis yang mengikuti pameran antara lain PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, PT LEN, PT PAL, dan PT Dok Perkapalan Kodja Bahari serta sejumlah perusahaan swasta. Komitmen Bilateral Sebelum bertolak ke Kanada, Wamenhan bertemu dengan pejabat dan utusan Kementerian Pertahanan dari Turki, Filipina, dan Prancis serta sektor swasta dari Brasil dan Inggris di Pavilion Indonesia, di lokasi Bridex 2013. Dari rangkaian pertemuan bilateral itu, Indonesia memperoleh beberapa komitmen pembeliam maupun dukungan kerjasama militer, termasuk joint production beberapa produk dalam negeri dengan produsen lain yang turut pameran. Turki, misalnya, memastikan kerjasama konkret dengan PT Pindad dalam produksi medium tank, selain kerjasama dengan LEN untuk pengembangan alat komunikasi. Dengan Filipina, diperoleh komitmen memastikan rencana kontrak pembelian dua kapal strategic vessel serta observasi kemungkinan pemesanan CN-295. Prancis, lanjut Sjafrie, memastikan pengiriman meriam 155 Nexter akan hadir pada 5 Oktober 2014, yang terdiri dari 1 baterai atau sekitar 18 unit meriam. Prancis juga akan melanjutkan dukungan untuk PT Pindad dalam memproduksi Panser Anoa melalui pasokan perangkat mesin Renault Rack Defense. Indonesia juga memperoleh komitmen dari Lurssen, Inggris, yang memastikan bahwa 2 unit multirole light fregat akan dikirim pada Juni 2014. Sjafrie melanjutkan dalam pameran Bridex-2014, produk industri pertahanan Indonesia mendapat perhatian besar dari Sultan Brunei Hasanal Bolkiah dan negara sahabat yang lain. Angkatan Udara Brunei bahkan melakukan joy flight pesawat CN235 dan CN295, Rabu. Pada Kamis dijadwalkan Putra Mahkota Pangeran Al-Muhtadee Billah Bolkiah juga akan melakukan joy flight pesawat CN 295. "Ini untuk merasakan kapabilitas pesawat agar user merasa confidence." Butuh Dukungan Sementara itu, dalam diskusi dengan industrialis swasta peserta Bridex 2013, Sjafrie mendukung keinginan mereka agar pemerintah memiliki kebijakan dan regulasi yang memungkinkan terciptanya kontinuitas order. "Selain itu perlu dukungan kebijakan skema pembiayaan yang bisa mendapatkan bantuan bank pemerintah untuk membiayai produksi," katanya. Setidaknya terdapat tiga area yang perlu menjadi perhatian untuk terus memperkuat industri strategis di Indonesia, yakni skill sumberdaya manusia, manajemen yang terkait dengan leadership, serta infrastruktur industri. Dia yakin, dengan dukungan pemerintah, semua pelaku baik swasta maupun BUMN dapat mengambil manfaat dari industri strategis sehingga bisa lebih efisien, dan produktif. Dengan demikian akan semakin terbuka kesempatan bagi industri pertahanan masuk ke pasar regional dengan kompetensi tinggi |
Re: Berita Militer dan Pertahanan Indonesia
Warga negara indonesia sebenarnya banyak sekali yang pandai dan dapat di handalkan bersaing dengan negara2 luar..tetapi memang perlu ada nya peningkatan perhatian, kesinambungan serta dukungan dari pemerintahan maupun swasta..
Jadi kalo kita bisa berproduksi sendiri kenapa harus mengeluarkan dana ke negara lain. Mungkin tujuan kita membeli peralatan itu dari negara lain untuk menjaga silaturahmi...hehehe |
Re: Berita Militer dan Pertahanan Indonesia
Betul sekali, kita juga harus memajukan industry militer nasional.
Militer kalo masih beli dari asing , akan mudah dikendalikan asing |
Re: Berita Militer dan Pertahanan Indonesia
pastinya...orang yang membuat alat itu pasti tahu kelebihan dan KELEMAHAN nya..kecuali ya itu tadi min...orang indonesia minimal setelah membeli, langsung di preteli,di dilihat, dipelajari, terus di modifikasi..jadi gak standart seperti yang di keluarkan ma negara yg mbuat..
ayoo ayoo para teknisi,insinyur, dan semua para akademik..semangaatt :gmttao_polen: :gmttao_polen: |
Re: Berita Militer dan Pertahanan Indonesia
^^^ betul, sama seperti yang dilakukan oleh cina dan india.
Harusnya kalo nggak ada korupsi indonesia itu punya potensi menjadi negara super power masa depan ke-3 di belakang cina dan india. bayangin di tahung 2050 yg jadi superpower itu udah cina, ... india berikutnya ... dan kalo mau indonesia sudah waktunya. tapi superpower yg sekarang nggak mau itu terjadi .. makanya ada dokument di internet tentang .... pembubaran indonesia dan pakistan di tahun 2025 ... ( minimal seperti yugoslavia yg tercerai berai ) |
Re: Berita Militer dan Pertahanan Indonesia
Waduw baru tahu info itu ane min.. Ya skrng ini semua ada ditangan pemerintahan.. Rakyat berkoar2 seperti apapun jika pemerintah hanya stag ya tetep aja.. Demo2 sana sini yg bermaksud membela martabat bangsa, eee malah di pentungi ma dalmas (mungkin yg demo terlalu semangat sehingga anarkis).. Coba di bayangkan aja, jika dalam 1 kota 70% warga demo ( orasi damai ) kayaknya baru akan didengar sama pemerintah..
Ada yg tanya apakah dibenarkan melakukan demo? < Demo: menyuarakan aspirasi secara lgsng dan nyata ;;; diperbolehkan bukan dibenarkan, karena itu bentuk dari negara demokrasi, tetapi harus sesuai dengan ketentuan yg berlaku > ( bener gak sih ) Muncul pertanyaan baru, demo yg seperti apa yg di bolehkan dan efektif sehingga terjadi interaksi antara pendemo dan yg didemo? Agar para pendemo dengan aksi demonya tidak hanya sebagai sebuah tontonan yg terlalu sering bahkan menarik di tv.. Oot gak sih? Kali oot maafkan diriku. Sent from my iPhone using Tapatalk |
Re: Berita Militer dan Pertahanan Indonesia
Wawancara
| Minggu, 08 Desember 2013 02:44:35 Kepala Staf TNI Angkatan Darat ini berbicara mengenai alat utama sistem senjata, profesionalisme dan kesejahteran prajurit, serta netralitas TNI. Tentara Nasional Indonesia (TNI), khususnya Angkatan Darat, terus berupaya meningkatkan kualitas maupun kuantitas alat utama sistem senjata (alutsista). Sebagai pengawal kedaulatan negara, wajar jika TNI dibekali persenjataan yang canggih. Selain senjata, TNI, khususnya Angkatan Darat juga berupaya meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan prajurit. Untuk mengetahui lebih jauh soal ini, wartawan Koran Jakarta, Marcellus Widiarto, Wandi Yusuf, dan Mochamad Ade Maulidin mewawancarai Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal TNI Budiman, di rumah dinasnya, di Jakarta, Kamis (5/11) malam lalu. Masih mengenakan pakaian dinas lengkap, Jenderal yang kerap bertutur kata lembut dan bicaranya terstruktur ini, juga bercerita mengenai berbagai persoalan yang dihadapi prajurit TNI AD. Berikut wawancara selengkapnya. Kini alutsista TNI AD sudah semakin canggih. Apakah sebagian besar merupakan produk dalam negeri? Untuk alutsista, kebetulan prioritas kita di TNI AD adalah mengupayakan produk dalam negeri. Nah, dari berbagai penambahan alutsista, umumnya alutsista ini untuk menggantikan alutsista-alutsista yang sudah terlalu tua. Dan bahkan ada alutsista yang umurnya lebih tua dari saya. Kita coba lihat dari alutsista infanteri. Hampir 95 persen adalah produk dalam negeri. Mulai dari senjata laras pendek, laras panjang, senapan mesin, mortir, sampai kendaraan taktis (rantis) Anoa, dan rantis Komodo. Itu semua produk dalam negeri. Yang masih didatangkan dari luar seperti anti-tank guided missile (ATGM). Peluru yang pakai guided masih ada yang harus dibeli dari luar. Tapi, untuk satuan infanteri hampir keseluruhan sudah (produk dalam negeri). Untuk rantis Anoa mungkin kita masih terbatas. Tapi, secara keseluruhan sudah lebih dari 70 persen. Ini artinya, kita sudah modern kalau dihitung dari kebutuhannya berapa. Tank Marder juga masih kita beli dari luar. Marder itu adalah Infanteri Fighting Vehicle. Bagaimana dengan satuan kavaleri? Untuk kavaleri kita beli tank Leopard. Leopard adalah main battle tank terbaik di dunia. Kita beli untuk Leopard 2A4 sebanyak 1 batalion atau 42 unit. Kita juga beli Leopard 2 Revolution atau RI. Tank itu sebanyak 1 batalion plus 1 kompi. Jumlahnya sebanyak 42 tank ditambah 13, jadi ada sebanyak 55 unit. Kemudian, kami juga melengkapi Leopard yang digunakan untuk jembatan, zeni, dozer, excavator, dan recovery. Basic mesinnya juga dari Leopard. Tank jenis ini ada sekitar 13–15 unit. Jumlah Marder sendiri ada sekitar 50 unit. Untuk artileri medan (Armed)? Untuk Armed itu cukup banyak (membeli dari luar). Kita membeli multi launch rocket system (MLRS). Itu untuk 2 batalion. MLRS ini kita beli yang Avibras buatan Brasil dengan daya jangkau lebih dari 100 km. Kemudian, areal kehancuran mencapai 4 hektare dan jenis kehancurannya menyeluruh dan mematikan. Ini setara dengan Himars-nya Amerika Serikat atau buatan Rusia. Ini seimbang. Bedanya, kita menggunakan untuk kepentingan kedaulatan, sedangkan Himars untuk kepentingan terorisme dan akurasinya sangat tinggi. Kita juga membeli Caesar atau meriam 155 Howitzer. Meriam ini bisa masuk pada kedudukan siap tembak hanya dalam 2 menit. Jarak tembak maksimal mencapai 42 km. Peluru belum sampai, dia sudah bisa tinggalkan tempat. Dalam prinsip perang artileri lawan artileri, sebelum musuh tahu, kita sudah harus bisa pindah. Jumlahnya sebanyak 2 batalion. Kita juga beli juga meriam 155mm KH179 buatan Korea Selatan sebanyak 1 batalyon. Ada juga meriam 105mm KH178 Armed Korea Selatan sebanyak 3 batalyon. Untuk penangkis serangan udara, kita membeli 9 baterai Mistral sebanyak 3 batalyon. Mistral ini memang digunakan untuk jarak pendek. Probabilitasnya mencapai 96 persen kemungkinnan kena. Jadi hanya human error yang membuat dia meleset. Kita juga akan membeli 5 detasemen Starstreak. Tapi, ini masih dalam proses. Lalu, bagaimana dengan pengadaan helikopter? Helikopter kita masih akan datang 16 unit Bell 412 dan 12 unit heli serang Fennec dan 8 unit heli Apache. Apache ini direncanakan akan datang pada 2017. Dan sesuai kontrak, Bell dan Fennec tinggal tunggu datang. Dipastikan sudah ada 80 persen pada 2014.Yang belum kita beli adalah peralatan untuk satuan Zeni dan bantuan lainnya. Pada satuan ini pembelian lebih pada tembakan fire precision. Mungkin akan kita lengkapi pada tahun anggaran selanjutnya. Apakah semua ini sudah bisa memenuhi minimum essential forces (MEF)? Kalau kita lihat MEF sudah bisa mencapai keseluruhan 30 persen. Tapi, nanti setiap orang ngomongnya berbeda karena bergantung dari sudut mana dia membuat satu penilaian. Kalau untuk penilaian sampai 2014, kita sudah memenuhi. Itu sebabnya kekuatan kita cukup lumayan diperhitungkan di Asia Tenggara. Pada dasarnya kita memprioritaskan alutsista dalam negeri untuk menghemat devisa, tapi pada teknologi yang belum mampu, kita harus beli dari luar. Kebijakan yang akan datang, kalau kita membeli harus dilakukan alih teknologi. Paling tidak menjadi joint production (produksi bersama). Ini sesuai dengan UU tentang Industri Pertahanan. Bagaimana dengan sumber daya prajuritnya, apakah sudah siap untuk mengawaki alutsista canggih tersebut? Kebetulan semenjak saya masih Dan Kodiklat, untuk pendidikan kita sudah menuju pada era teknologi informasi. Komputerisasi. Jadi, dari 2010 kita sudah memulai setiap prajurit sudah menggunakan komputer dalam proses belajar-mengajar. Paling tidak dia sudah tak gaptek (gagap teknologi) lagi. Khusus personel yang akan mengawaki alat-alat canggih, kita lakukan psikotes ulang. Baik pada skala IQ maupun EQ sehingga betul-betul seusuai peruntukan. Proses ini sedang dan sudah kita lakukan. Kemudian, mulai ke depan, rekrutmen akan sangat memperhatikan kualitas intelektual selain kepribadian. Jasmani nanti kita bimbing. Kalau dapat yang memang larinya (fisiknya) bagus, itu lebih baik. Tapi dengan kita bimbing secara bertahap, kita yakin bisa. Yang penting modal otak dulu yang kita prioritaskan. Selain itu, kita sedang membuat pokja yang menyiapkan piranti lunak dalam bentuk doktrin, petunjuk lapangan, petunjuk teknis, dan sebagainya. Kemudian, untuk sektor pendidikan sudah kita kirim ke negara pembuat (alutsista). Para calon pelatih kita prioritaskan kirim ke sana supaya hemat. Kalau kita kirim semua percuma, lebih baik para calon pelatihnya saja. Dan ini sudah berjalan, termasuk penyiapan kelengkapan seperti garasi hingga aturannya. Sudah kita siapkan semuanya. http://www.koran-jakarta.com/?655-budiman |
Kasal: Tingkatkan Kekuatan, TNI AL Tambah Alutsista
Kasal: Tingkatkan Kekuatan, TNI AL Tambah Alutsista
05 Desember 2013, 18:26:48 | Laporan Wakhid Muqodam suarasurabaya.net - Untuk terus meningkatkan kemampuan tempur prajurit, serta memperkuat pertahanan NKRI, Tentara Nasional Inonesia Angkatan laut (TNI AL) akan terus meningkatkan Alutsista yang ada. Sejauh ini TNI AL terus berupaya untuk meningkatkan persenjata yang dimiliki, agar kekuatan yang dimiliki semakin diperhitungkan oleh negara-negara tetangga. http://2.bp.blogspot.com/-7QDNayFiz0...A/s400/LPD.jpg Laksamana TNI Marsetio Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) mengatakan, dalam proses pemenuhan Kekuatan Pokok Minimum atau MEF (Minimum Essential Force), dilaksanakan pengembangan organisasi dan pembangunan alutsista. Untuk pengembangan organisasi dilaksanakan validasi organisasi yang bertujuan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien yang saat ini sedang dalam proses menunggu Keputusan Presiden. "Kita tetap merencanakan tiga Komando Armada di bawah Komando Pertahanan Laut, tiap Armada membawahi Guspurla dan Guskamla. Sedangkan Lantamal yang akan dikembangkan menjadi 14 di bawah kendali langsung Kohanla RI. Untuk proyeksi kekuatan ke darat, akan dikembangkan 3 Divisi Marinir, 3 Satlinlamil dan 3 Wing Udara," kata Laksamana TNI Marsetio kepada wartawan, Kamis (5/12/2013). Dia menambahkan, untuk pembangunan alutsista TNI AL akan melakukan pengadaan alutsista yang mengedepankan pemanfaatan industri dalam negeri, agar dapat memberikan dampak positif untuk mewujudkan kemajuan dan kemandirian alutsista nasional. "Sampai dengan tahun 2013, TNI AL sedang membangun alutsista dari luar negeri, yaitu 3 unit Kapal Selam Diesel Electric dimana Kapal Selam ke tiga akan dibangun di Galangan PT. PAL Indonesia," ujarnya. Selain kapal Selam, kata Kasal, juga akan dilakukan pengadaan 3 Kapal Multi Role Light Fregate (MRLF), 2 unit Kapal PKR, 2 unit Kapal Bantu Hidro Oceanografi (BHO), 1 unit Kapal Latih, 37 Unit Tank Amfibi BMP-3F dan 5 Unit BTR-4. Untuk pengadaan dari dalam negeri terdiri dari 3 Unit Kapal Patroli 43 meter, 3 Unit Kapal Cepat Rudal 60 meter, 2 Unit Kapal Bantu Cair Minyak, 1 Unit Trimaran, 3 Unit KCR 40 meter, 3 Unit Kapal Angkut Tank, 2 Unit Pesud CN-235 MPA, 11 Unit Heli AKS, 3 Unit Heli Angkut dan 4 Unit Pesawat Latih. Sekadar diketahui, dalam upacara peringatan HUT Armada RI yang dipusatkan di Koarmatim tadi, dilakukan pula penyerahan tanda kehormatan Satya Lencana Kesetiaan 32 Tahun, 24 Tahun, 16 Tahun dan 8 Tahun kepada perwakilan prajurit yang berhak menerima, serta pemberian Penghargaan Bendera KRI Teladan dari Kasal kepada KRI yaitu Teladan I di terima KRI Frans Kaisiepo-368 milik Satkor Koarmatim, Teladan II diterima KRI Patiunus-384 milik Satkor Koarmabar, dan Teladan III KRI Banda Aceh-593 milik Satlinlamil Jakarta. (wak/rst) |
Re: Berita Militer dan Pertahanan Indonesia
http://news.detik.com/read/2013/12/1...hoi-dari-china
Senin, 16/12/2013 14:45 WIB Indonesia Berniat Membeli Simulator Jet Sukhoi dari China Indah Mutiara Kami - detikNews Jakarta - Indonesia berniat membeli simulator jet tempur Sukhoi dari China. Jet tempur Sukhoi merupakan salah satu senjata andalan TNI AU untuk menjaga wilayah Indonesia. http://4.bp.blogspot.com/-I5GPgV8MqY...na+Lysteva.jpg "Kita persiapkan untuk membeli tapi pengadaan ini kan tidak bisa kita ingin besok langsung sampai. Sementara itu latihan-latihan kita titipkan ke Beijing dulu," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di kantor Kementerian Pertahanan, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (16/12/2013). Hal ini diungkapkan Purnomo usai bertemu dengan Menteri Pertahanan China Jenderal Chang Wanquan. Jederal Chang yang mengenakan jas hitam datang bersama dengan 10 orang anggotanya. Purnomo mengatakan, simulator Sukhoi di China sangat lengkap untuk itulah Indonesia akan bekerjasama dengan negara itu terkait penggunaan simulator. "Kita kerjasama menggunakan simulator Sukhoi 27 dan Sukhoi 30 itu lengkap dan mereka akan latihan dengan simulasi karena kalau terbang langsung mahal sekali," katanya. Purnomo menyatakan, TNI AL juga akan mengadakan latihan bersama dengan angkatan laut China di Laut China Selatan. Sedangkan untuk latihan bersama juga akan dilakukan antara Kopassus dengan militer China. "Tiongkok juga akan sumbangkan laboratorium Bahasa Mandarin dan guru mandarin untuk perwira-perwira kita, karena bahasa mandarin sudah sangat berkembang di dunia. Nanti lokasinya di Sentul," katanya. Purnomo menjelaskan, pertemuan dengan China merupakan pertemuan rutin tahunan. Menurutnya China ingin meningkatkan hubungan kerjasama pertahanan dengan Indonesia. "Hasil pertemuan sangat baik sekali," katanya. Purnomo juga menjelaskan masalah satelit. Dia mengaku sudah meminta Wakil Menteri Pertahanan untuk membicarakannya secara spesifik. Menurutnya Indonesia sudah memiliki spesifikasi untuk satelit. "Nanti tidak terlalu lebar hanya memayungi Indonesia dan akan digunakan untuk kegiatan intelijen, pengamanan dalam dan luar negeri terkait Polhukam," katanya. Mengenai soal peluru kendali, Purnomo mengatakan Indonesia ingin mengembangkan peluru kendali yang jangkauannya 150 km sampai 300 km. "Kita ingin mengembangkan peluru kendali tapi bukan yang muluk-muluk jangkauannya 150 km-300 km, yang kita bangun adalah kemampuan peluru kendalinya apakah nanti dilempar dari kapal selam atau kapal perang atau pesawat tempur," katanya. Mengenai masalah Laut China Selatan yang saat ini menjadi masalah antara China dan Jepang, Purnomo mengikuti pernyataan Presiden SBY. Menurutnya masalah China dan Jepang sangat berpengaruh pada stabilitas Asia dan Pasifik. "Kita berharap ada suatu komunikasi langsung antara Tiongkok dan Jepang. Seperti kita punya masalah dengan ya kita bicarakan. Kita tetap tegaskan kebijakan one China policy dan mereka juga mendukung NKRI itu sangat menggembirakan karena NKRI dapat dukungan dari negara besar," katanya. http://3.bp.blogspot.com/--eq77tKGVj...+Lysteva_2.jpg http://2.bp.blogspot.com/-7c2zjhpoGC...+Lysteva_3.jpg |
PT DI Serahkan 3 CN 295 dan 6 Bell 412 EP kepada Kemenhan
PT DI Serahkan 3 CN 295 dan 6 Bell 412 EP kepada Kemenhan
Nadya Kurnia - Selasa, 17 Desember 2013, 18:12 WIB http://news.bisnis.com/read/20131217...epada-kemenhan http://img.bisnis.com/posts/2013/12/.../alutsista.jpg Bisnis.com, JAKARTA--PT. Dirgantara Indonesia menyerahkan tiga pesawat CN 295 dan enam helikopter Bell 412 EP kepada Kementerian Pertahanan. Acara serah terima alutsista itu digelar di hangar Dirgantara Indonesia Bandung, Selasa (17/12/2013). http://4.bp.blogspot.com/-1crk2DmCLs...n+basarnas.jpg Menurut keteranan dari Dinas Penerangan TNI, ketiga unit pesawat CN 295 tersebut merupakan bagian dari rangkaian pembelian sembilan unit pesawat CN 295 yang dilakukan oleh Kemenhan pada 2012. Sebelumnya Kemenhan telah menerima dua pesawat CN 295 dan telah menyerahkannya kepada TNI AU. CN 295 adalah pesawat berdimensi panjang 24,50 meter, lebar 8,66 meter dan, panjang sayap mencapai 25,81 meter dengan kemampuan jelajah 400 km/jam dan daya angkut sampai dengan 6.000 kilogram. Pesawat itu akan digunakan sebagai penunjang misi militer TNI, misi kemanusiaan, dan pengiriman logistik. Sebelum menggunakan pesawat CN 295, TNI menggunakan pesawat Fokker F-27. Adapun enam helikopter Bell 412 EP akan dioperasikan oleh TNI AD. Helikopter ini merupakan helikopter bermesin Twin Turbine Pratt & Whitney PT6T-3D Twin-Pac Engines yang mampu terbang pada ketinggian 5.000 kaki dengan kecepatan 240 km/jam selama 3,7 jam. Helikopter ini memiliki daya angkut 15 crew. Satu helikopter Bell 412 EP juga diserahkan kepada Kepolisian Republik Indonesia dan dua unit Helikopter AS365 N3-Dauphin kepada Badan SAR Nasional (Basarnas). Berita acara serah terima tersebut ditandatangani oleh Direktur utama Dirgantara Indonesia, Budi Santoso dan Kepala Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kementerian Pertahanan, Laksmana Muda TNI Ir. Rahmat Lubis. Acara itu juga dihadiri oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Kabasarnas Letjen TNI (Mar) Alfan Baharuddin, dan Kapolri Jenderal Polisi Sutarman. |
PAL Indonesia Luncurkan KCR 60 Meter Rancangan dan Produk Anak Bangsa
http://www.bumn.go.id/pal/publikasi/...anan-tni-al-2/
PAL Indonesia Luncurkan KCR 60 Meter Rancangan dan Produk Anak Bangsa 17 Desember 2013 http://2.bp.blogspot.com/-RAHC6z1eh0...22013-1819.jpg Surabaya-17 Desember 2013, PT PAL Indonesia (Persero) meluncurkan kapal pesanan TNI Angkatan Laut jenis Kapal Cepat Rudal 60 Meter (KCR-60). Kapal ini merupakan kapal pertama dari 3 kapal pesanan TNI AL yang didesain dan diproduksi oleh putra-putri bangsa Indonesia dalam pemenuhan memoderinisasi sistem persenjataan yang ada. Kemandirian dalam memproduksi sistem persenjataan mutlak dibutuhkan negara untuk mengamankan dan mempertahankan kedaulatan dari berbagai ancaman yang ada. Peluncuran kapal ini sebagai bukti PT PAL Indonesia (Persero) mampu dan pantas menjadi salah satu pemadu utama (Lead Integrator) dan sebagai salah satu Industri Pertahanan Nasional dalam pemenuhan alat utama sistem persenjataan sesuai dengan UU no. 16 Tahun 2012. Kemandirian pertahanan dan keamanan memerlukan tekad dan keterpaduan upaya dari semua pihak, serta didukung oleh kebijakan Pemerintah dalam pemberdayaan potensi nasional. Untuk itu PT PAL Indonesia (Persero) terus meningkatkan kompetensinya baik dalam bidang teknologi, fasilitas maupun SDM. Berbekal kepercayaan berbagai pihak khususnya TNI AL, dan sebagai Lead Integrator pengadaan Alutsista di bidang Matra Laut, PT PAL Indonesia (Persero) akan terus berkomitmen untuk berpartisipasi aktif mendukung kemandirian bangsa untuk pengadaan alutsista maupun modernisasi Alutsista. Sekaligus turut berperan menciptakan keamanan dan martabat bangsa, serta penghematan Devisa Negara. Kapal Cepat Rudal 60 Meter (KCR-60) ini merupakan hasil desain sendiri dan dibangun seluruhnya oleh PT PAL Indonesia (Persero). Berikut deskripsi KCR-60 Meter W000273 : KAPAL CEPAT RUDAL 60 METER (KCR-60M) Produk PAL Indonesia ini mempunyai spesifikasi sebagai berikut : - Panjang keseluruhan (LOA) : 60 M - Panjang garis air (LWL) : 55.25 M - Lebar (B) : 8.10 M - Tinggi pada tengah kapal (T) : 4.85 M - Sarat muatan penuh (Dd) : 2.60 M - Berat muatan penuh (Displacement) : 460 Ton MOBILITAS Kecepatan kapal pada Skala Beaufort 2 dan Sea State 1 : - Kecepatan Maksimum (Half Load Condition) 28 knot - Kecepatan Jelajah ( Crusing) : 20 knot - Kecepatan Ekonomis : 15 knot SISTEM PERSENJATAAN 1. Meriam Utama 57 mm (satu unit) 2. Auxiliary Gun 20 mm (dua unit) 3. Peluncur Peluru Kendali /SSM (dua unit) 4. Decoy Launcher OLAH GERAK KCR 60M mempunyai kemampuan olah gerak yang tinggi, lincah dalam posisi tembak dan mampu melaksanakan penghindaran dari serangan balasan lawan. NAVIGASI Memiliki ketahanan bernavigasi dalam segala cuaca hingga Sea State 6 KETAHANAN BERLAYAR 1. Ketahanan dilaut : 5 hari 2. Jarak jelajah : 2.400 nm pada kecepatan 20 knot 3. Akomodasi : 55 orang KELAIKAN KAPAL KCR 60m dirancang dengan mempertimbangkan kriteria kelaikan laut sbb: 1. Stabilitas kapal memenuhi criteria standar IMO A (749) 2. Tugas patroli hingga sea state 3 3. Kemamapuan pengoperasian senjata hingga sea state 4 |
Menjaga Marwah NKRI dengan Roket
Menjaga Marwah NKRI dengan Roket
Created on Tuesday, 22 October 2013 http://www.sainsindonesia.co.id/inde...=40&Itemid=145 TNI terus memodernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) untuk pertahanan keamanan. Indonesia kini sudah mampu membuat beragam jenis roket untuk keperluan pertahanan demi marwah bangsa. http://1.bp.blogspot.com/-tNkKFh2sRY...se+Studies.JPG Kementerian Pertahanan (Kemhan) terus meningkatkan kualitas alutsista TNI dengan memanfaatkan inovasi teknologi buatan dalam negeri. Salah satu yang sudah siap hingga ke tahap produksi adalah roket. Setiap tahun, Kemhan menargetkan 1.000 roket bisa diproduksi oleh konsorsium industri roket nasional. Dalam cetak biru Kemhan disebutkan hingga tahun 2015, Indonesia akan memiliki tiga jenis roket dengan berbagai daya jangkau, yakni R-Han 1220, R-Han 350, R-Han 450. R-Han 1220 merupakan roket pengembangan R-Han 122 yang Agustus lalu diluncurkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertepatan dengan puncak Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) 2013. http://1.bp.blogspot.com/-Z1uom0TRRE.../s400/RHan.jpg R-Han 122 dimodifikasi menjadi R-Han 1220 karena R-Han 122 dianggap kurang cocok dengan pelontar roket milik TNI AL yang nantinya menjadi pengguna (end user). Masing-masing jenis, sedikitnya akan diproduksi 1.000 roket yang digunakan latihan prajurit TNI. Dengan kemampuan tersebut, Indonesia akan menjadi satu di antara sedikit negara yang mampu memproduksi roket. Negara lainnya adalah Rusia, Amerika Serikat, Prancis, China, India, Jepang Korea Utara, Iran, dan Pakistan. Selain roket, tahun 2015, Indonesia juga menargetkan bisa memproduksi peluru kendali. Untuk yang terakhir ini, Indonesia masih meloby pihak China untuk kerja sama alih teknologi. Kemhan akan memproduksi roket berhulu ledak tinggi dengan daya jangkau sekitar 14,5 km. http://4.bp.blogspot.com/-cBVk2er6w7...400/RHan_2.jpg “Sebetulnya Roket R-Han 122 sudah dilengkapi dengan hulu ledak. Roket ini akan dimanfaatkan untuk menggantikan roket yang dibeli dari luar negeri,” ujar Staf Ahli Menristek Bidang Pertahanan dan Keamanan, Hari Purwanto. Ia menjelaskan, roket yang akan diproduksi tersebut memiliki jangkauan 15-20 kilometer. Sedangkan R-Han 350 dan R-Han 450 didesain memiliki jangkauan hingga tiga digit alias ratusan hingga ribuan meter jauhnya. Menurut Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Bambang Setiawan Tejasukmana, program pengembangan roket nasional sebetulnya bukan hanya untuk mendukung pengembangan alutsista TNI, namun juga untuk berbagai keperluan. Keperluan tersebut, antara lain roket yang dihasilkan mampu mengantarkan benda ke luar angkasa. “Misalnya untuk meluncurkan satelit. Kami saat ini sedangkan meneliti dan mengembangkan kemampuan memproduksi satelit pemantau cuaca,” katanya. Ahli Roket dari Lapan, Rika Andiarti mengatakan, teknologi roket perlu dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian bangsa. Terutama dalam bidang penyediaan persenjataan pertahanan negara dan pemanfaatan roket untuk kesejahteraan masyarakat. “Pengembangan roket butuh investasi yang sangat besar dengan hasil yang penuh risiko dengan manfaat yang abstrak dan jangka panjang. Semua pihak terkait harus siap kerja sama terhadap hal yang penting dan strategis ini,” ungkapnya. Komitmen pendanaan pun ditunjukkan pemerintah. Tahun 2011 dan 2012 alokasi anggaran untuk riset dan pengembangan roket tercatat Rp 10,5 miliar. Jumlah tersebut meningkat menjadi Rp 11 miliar pada tahun 2013 dan Rp 42 miliar pada tahun 2014. |
BPPT kembangkan kapal rawa untuk patroli TNI
BPPT kembangkan kapal rawa untuk patroli TNI
Senin, 23 Desember 2013 15:00 WIB Jakarta (ANTARA News) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengembangkan kapal rawa untuk operasi patroli keamanan TNI Angkatan Laut di wilayah pedalaman. http://2.bp.blogspot.com/-CD5PXDfjMw...carolsykes.jpg "Dibutuhkan sarana pengangkut pasukan untuk perairan pedalaman seperti di aliran sungai, danau, rawa atau daerah kotor lainnya yang tak mungkin dilalui oleh perahu atau kapal standar," kata Deputi Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa BPPT Dr Erzi Agson Gani di Jakarta, Senin. Menurut dia, prototipe kapal rawa pesanan TNI-AL dan PT Mega Perkasa Engineering (MPE) itu sedang diuji coba. "Berbeda dengan kapal biasa yang baling-balingnya terendam di air, swamp boat digerakkan oleh mesin berbaling-baling yang berada di atas permukaan air," katanya. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan dan BPPT juga sedang mengembangkan Pesawat Udara Nir Awak (Puna) Wulung generasi baru (PA7) yang dirancang bisa terbang selama enam jam tanpa henti dengan membawa peralatan keamanan. Erzi memaparkan, pesawat itu adalah pengembangan Puna Wulung PA5 yang sukses pada akhir 2012 dan telah diproduksi PT Dirgantara Indonesia dan PT LEN pada 2013 untuk menjadi bagian dari skuadron TNI Angkatan Udara. Puna Wulung merupakan satu dari lima jenis Puna rancangan BPPT dan Kementerian Pertahanan yakni Puna Sriti, Puna Alap-alap, Puna Pelatuk, dan Puna Gagak, serta sudah mengacu pada standar kelaikan terbang militer (IMA). http://2.bp.blogspot.com/-1YIXFyilPa...nauticexpo.jpg BPPT bersama Pelindo 3 dan konsorsium BUMN juga sedang membangun Automatic Container Transportation (ACT) yang merupakan moda transportasi angkutan kontainer berbasis teknologi monorel, yang teknologi boogie-nya telah dikembangkan BPPT sejak 2006. "Teknologi ACT ini akan diimplementasikan di Pelabuhan Teluk Lamong Surabaya. Dalam kaitan dengan ini kami sedang merancang test track monorail di Puspiptek Serpong," tambahnya. http://www.antaranews.com/berita/410...uk-patroli-tni |
PT DI Targetkan Jual 200 Pesawat N-219 Selama 6 Tahun
sumber : http://jabartoday.com/ekonomi/2013/1...l#.UruScvQW10o
PT DI Targetkan Jual 200 Pesawat N-219 Selama 6 Tahun 24 Desember 2013| 21.54 WIB http://3.bp.blogspot.com/-Dre7F-evTA...+airways+2.jpg Pesawat angkut N-219 di tahun 2016, ditargetkan mampu diproduksi 8 pesawat N-219 per tahun, dan pada tahun 2017, jumlah pesawat N-219 yang dapat diproduksi mencapai 16 unit. PT DI menargetkan menjual 200 pesawat N-219 selama 6 tahun mulai tahun 2016. (photo : Angkasa) JABARTODAY.COM – BANDUNG Meski sempat mengalami masa-masa sulit, akhirnya, PT Dirgantara Indonesia dapat mempertahankan hidupnya, bahkan bangkit. Buktinya, Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam industri kedirgantaraan itu mendapat kepercayaan, tidak hanya domestik, tetapi juga mancanegara. Melihat kondisi itu, PT DI terus berupaya meningkatkan kinerjanya pada 2014. Satu diantaranya, menembus pasar internasional guna menyemarakkan persaingan pesawat kecil. “Tahun ini, kami membangun prototipe N-219, pesawat berkapasitas 19 penumpang. Targetnya, pada 2016, kami sudah produksi dan izinnya terbit. Tahun berikutnya (2017), kami siap menembus pasar internasional, yaitu Asia, termasuk ASEAN, dan Afrika, ujar Asisten Direktur Bidang Jaminan Mutu dan Humas PT DI, Sonny Saleh Ibrahim, di Bandung, Selasa (24/12). Menurutnya, N-219 adalah pesawat bermesin propeler (baling-baling) berukuran kecil. Kendati demikian, sambungnya, daya angkut N-219 lebih banyak daripada pesawat sekelasnya. Daya saing lain yang terdapat pada N-219, ungkap Sonny, dalam hal harga jual. Harganya, berada di level 4-4,5 juta dollar Amerika Serikat. Selain itu, tukasnya, N-219 pun dapat take off dan landing pada landasan pacu pendek dan kawasan pegunungan. Karenanya, Sonny berpendapat, N-219 cukup tepat bagi penerbangan perintis. “Indonesia punya sejumlah maskapai perintis. Saya kira, N-219 dapat menjadi primadona penerbangan perintis. Jadi penerbangan perintis merupakan pasar bagi kami,” tuturnya. Sonny menjelaskan, di dunia, terdapat beberapa negara yang juga memproduksi pesawat sejenis. Antara lain, Twin Otter, Cessna Caravan (Kanada), dan Sukhoi (Rusia). Di dunia, menurutnya, kebutuhan pesawat perintis cukup banyak. Tahun lalu, kebutuhannya 800 unit. “Kami harap dapat meraih 200 unitnya,” ucapnya. Tidak hanya N-219, lanjut Sonny, pihaknya pun meningkatkan produksi dan pemasaran CN-295, CN-235 MPA, Bell 412 EP, dan N-212 sipil dan militer. Diutarakan, sejauh ini, beberapa negara berminat pada produk-produk andalan PT DI tersebut. Bahkan, seru Sonny, beberapa di antaranya segera mencapai kesepakatan kontrak. “Salah satunya, dengan Filipina, yaitu pemesanan N-212 dan CN-295,” katanya. Mengenai rencana 2014, Sonny mengemukakan, pihaknya menargetkan rencana kerja dan kontrak bernilai Rp 4,91 triliun. Target lainnya, dalam hal penjualan sebesar Rp 4,43 triliun. “Kami pun menargetkan penerimaan Rp 4,90 triliun,” jawab Sonny. Khusus kontrak 2014, beber dia, sekitar 80 persen merupakan kontrak lama. Sisanya, imbuh dia, merupakan kontrak baru. “Khusus kontrak baru, kami perkirakan, masih didominasi pemesanan dalam negeri, yaitu 60 persen. Semuanya berkenaan dengan alutsita (alat angkut sistem pertahanan). Sementara 40 persen kontrak baru yaitu dengan beberapa negara. Semisal, sebut dia, Thailand, Filipina, Malaysia, Brunei, Vietnam, dan Myanmar,” tandas dia. (VIL) |
PT DI Siap Penuhi Permintaan Kemenhan
PT DI Siap Penuhi Permintaan Kemenhan
2 Oktober 2013| 18.46 WIB JABARTODAY.COM – BANDUNG Memperkuat sistem pertahanan dan keamanan menjadi salah satu kebijakan yang diputuskan pemerintah. Karenanya, Kementerian Pertahanan terus melakukan berbagai upaya untuk memperbarui dan memperkuat alat angkut sistem pertahanan (alutsista). Salah satu caranya dengan melakukan pemesanan pembuatan pesawat kepada PT Dirgantara Indonesia. Direktur Utama PT DI, Budi Santoso, mengemukakan, secara keseluruhan, untuk beberapa tahun mendatang, jumlah pemesanan CN 235 oleh pemerintah untuk memperkuat barisan TNI sebanyak 21 unit. Sedangkan NC 212, sejumlah 54 unit. “Namun, sejauh ini untuk CN 235, kontraknya baru 3 unit. Sebanyak 1 diantaranya, kami serahkan hari ini,” ujar Budi pada penyerahan pesawat CN 235 di PT DI, Rabu (2/10). Budi mengungkap, selain Kemenhan, beberapa negara pun memesan pesawat-pesawat tersebut. Antara lain, Malaysia, yaitu berupa modifikasi 2 unit CN 235 MPA. Kemudian, Brunei Darussalam, sebanyak 1 unit CN 235 MPA. “Berikutnya, Filipina. Pemesanannya yaitu NC 212 sebanyak 2 unit. Begitu pula dengan kepolisian Thailand, yang memesan 1unit NC 212 dan 2 unit CN 235,” ungkap Budi. Mengenai nilai kontrak, Budi menyebutkan, pemesanan Kemenhan bernilai cukup tinggi. Ia menyebut, secara total, angkanya mencapai 80 juta dollar AS. Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro, berpendapat, pihaknya memang memerlukan armada-armada pertahanan yang lebih mumpuni. Tujuannya, jelas dia, tidak lain untuk mempertahankan dan memperkuat kedaulatan. Rencananya, pesawat-pesawat itu peruntukannya bagi pemerkuatan patroli maritim. Menurutnya, CN 235 adalah pesawat yang cocok untuk menjaga dan memantaui wilayah perairan di Indonesia. (VIL) http://jabartoday.com/ekonomi/2013/1...n#.Ur4un1JCZ8c |
T-50i GOLDEN EAGLE KEMBALI TRANSIT DI BASEOPS LANUD BALIKPAPAN
http://lanud-balikpapan.mil.id/?p=1192
T-50i GOLDEN EAGLE KEMBALI TRANSIT DI BASEOPS LANUD BALIKPAPAN http://1.bp.blogspot.com/-iuyD3F4-Zx...400/TT5009.jpg Pesawat T-50i kesembilan dan kesepuluh datang dengan skema warna non aerobatic, namun menggunakan skema warna Tempur Taktis (all photos : Francis Neri) T-50i Golden Eagle Kembali Transit di Baseopas Lanud Balikpapan Komandan Lanud Balikpapan Kolonel Pnb Ir Tri Bowo Budi Santoso,MM menyambut kedatangan dua jet latih tempur T-50i Golden Eagle yang dipesan Republik Indonesia dari Korean Aerospace Industries (KAI). Tepat pukul 15.40 dua pesawat T-50i landing di baseops Lanud balikpapan untuk melaksanakan transit dan pengisian bahan bakar sebelum meneruskan perjalanannya esok hari menuju Pangkalan Udara (Lanud) Iswahjudi di Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, rabu (25/12). Dua pesawat tersebut merupakan pesawat ke-9 dan ke-10 dari total 16 pesawat yang Negara Indonesia pesan dengan no seri TT 5009 dan TT 5010. Selanjutnya pesawat tersebut akan berada di bawah koordinasi TNI Angkatan Udara untuk meningkatkan kekuatan alat utama sistem persenjataan atau alutsista Negara Indonesia. http://4.bp.blogspot.com/-VLr2o3se2V...400/TT5010.jpg Pesawat T-50i Golden Eagle tersebut akan menempati rumah barunya (home base) di Skuadron 15 Lanud Iswahjudi. Selanjutnya pesawat T-50i Golden Eagle akan menggantikan pesawat Hawk Mk-53, dikarenakan Pesawat Hawk MK-53 tidak akan digunakan lagi karena sudah tua dan mulai kesulitan mencari suku cadangnya. Sebagai pesawat jet latih tempur, pesawat T-50i juga bisa di gunakan untuk misi pertempuran di udara. Untuk menambah daya tempur pesawat T-50i Golden Eagle juga bisa dilengkapi dengan persenjataan yang dapat digunakan dalam berbagai misi. Diantaranya AIM-9 Sidewinder, bom MK-82, BDU-33, AGM-65 Maverick, MK-20 Cluster Bomb Unit, dan bom pintar JDAM. (pentak Lanud Bpp) |
All times are GMT +7. The time now is 03:47 PM. |
Powered by vBulletin® Version 3.8.7
Copyright ©2000 - 2025, vBulletin Solutions, Inc.
Search Engine Optimisation provided by
DragonByte SEO v2.0.37 (Lite) -
vBulletin Mods & Addons Copyright © 2025 DragonByte Technologies Ltd.