![]() |
|
![]() |
Notices |
Forum Militer dan Pertahanan | Defence and Military Forum Militer dan Pertahanan Indonesia. |
|
Thread Tools | Search this Thread | Display Modes |
![]() |
#1 |
Ketua RT
Join Date: 3 Oct 2016
Userid: 5572
Posts: 156
Likes: 0
Liked 2 Times in 2 Posts
|
![]() ---- source: https://www.hobbymiliter.com/5031/op...yan-emergency/ ------- HobbyMiliter.com – Operasi Militer Malaysia Pertama: Malayan Emergency. Malayan Emergency pada dasarnya adalah suatu keadaan darurat yang diberlakukan Inggris di Malaya. Keadaan darurat militer ini diumumkan Pemerintah Kolonial Inggris pada Juni 1948, setelah terjadi peristiwa pembunuhan terhadap beberapa orang pegawai perkebunan karet asal Inggris di Sungai Siput, wilayah Perak kemudian diikuti tindakan penculikan, pembunuhan dan sabotase yang dilakukan oleh anggota Partai Komunis Malaya (Malayan Communist Party). Tak lama setelah pengumuman ini, Partai Komunis Malaya membentuk sayap militer Tentara Nasional Pembebasan Malaya (The Malayan National Liberation Army-MNLA).
Pemicu serangan terhadap pegawai perkebunan itu adalah kondisi ekonomi Malaya yang morat-marit pasca Perang Dunia II, banyaknya pengangguran, penghasilan yang tidak mencukupi untuk hidup, serta kelangkaan bahan pangan disamping harganya yang mahal. Kondisi ini terutama dirasakan oleh warga etnis Cina, yang jumlahnya 3 juta jiwa lebih. Mereka banyak menjadi perambah hutan dan pengangguran karena setelah Pasukan Jepang angkat kaki dari Malaya mereka tidak lagi bekerja di perkebunan karet dan pertambangan. Melihat kondisi ini, Partai Komunis Malaya ingin agar penduduk Malaya dapat merasakan penghidupan yang layak dan setara/satu kelas seperti cita cita komunis internasional. Mereka menuntut lapangan pekerjaan, pengelolaan perkebunan dan pertambangan timah, kesejahteraan hidup serta persamaan hak antara etnis Cina dan Melayu. Rupanya hal ini ditanggapi setengah hati oleh Pemerintah Kolonial Inggris karena hasil bumi Malaya merupakan pendapatan besar bagi mereka sehingga tidak mau diserahkan pengelolaannya lepas begitu saja. Namun setelah terjadi aksi pembunuhan tadi, Pemerintah Kolonial Inggris menanggapi serius ancaman ini sekaligus mengantisipasi geIagat pembentukan Negara Komunis Malaya. Pergerakan MNLA dipimpin oleh Chin Peng, dengan kekuatan 10.000 orang yang terlatih mereka mundur untuk membuat basis pertahanan di hutan. Banyak dari mereka adalah bekas anggota perlawanan Malaya terhadap pendudukan Pasukan Jepang yang mendapat latihan secara rahasia dari Pasukan Inggris. Tentu saja dengan pengalaman tersebut mereka juga paham bagaimana berperang secara gerilya dan menggunakan berbagai macam senjata. Pemerintah Kolonial Inggris menyebut mereka sebagai Chinese Terrorists atau Communist Terrorists yang disingkat CT. MNLA didukung oleh organisasi yang bernama Min Yuen, yang mayoritas beranggotakan etnis Cina sebagai jaringan yang memasok logistik, dana dan tentu saja informasi yang dibutuhkan; mengingat kader-kader Min Yuen tersebar luas di masyarakat. OPERASI INGGRISÂ*DALAM MALAYAN EMERGENCY ![]() Prakteknya di lapangan adalah dengan memindahkan sekitar 500.000 jiwa etnis Cina ke perkampungan baru. Dengan mengisolasi mereka di tempat yang baru maka dukungan logistik, informasi, dana dan rekrutmen anggota MNLA akan terputus yang berakibat memperlemah gerakan MNLA. Perkampungan baru itu juga dijaga oleh satuan pengamanan yang mencegah keluarnya bantuan bagi gerilyawan MNLA sekaligus mencegah masuknya anggota MNLA yang mungkin mengintimidasi dan memprovokasi penduduk. Demi menarik simpati dan hati para warga etnis Cina itu, Pemerintah Kolonial Inggris juga memberi uang jatah hidup, memberikan surat hak kepemilikan lahan dan tempat tinggal yang ditempati, menyediakan fasilitas pendidikan, kesehatan, air bersih dan listrik di perkampungan baru tersebut. Dalam pelaksanaan kegiatan ini Pemerintah Kolonial Inggris menggandeng organisasi Malayan Chinese Association. Para pengusaha melihat hal ini sebagai potensi yang bisa dimanfaatkan, mereka dapat menjadikan warga etnis Cina itu tenaga buruh murah untuk bekerja di perkebunan karet atau pertambangan timah milik mereka. Chin Peng merespon ha1 ini dengan meningkatkan perjuangan politik untuk meraih simpati rakyat. Dalam operasi militernya, Pemerintah Kolonial Inggris mengerahkan 13 batalyon, yang terdiri tujuh batalyon Gurkha, tiga batalyon Infanteri Inggris, dua batalyon Resimen Kerajaan Malaya (Royal Malay Regiment) dan satu batalyon Resimen Artileri Kerajaan Inggris (British Royal Artillery Regiment). Karena dinilai masih kurang efektif, maka kekuatannya ditambah dengan mendatangkan personel dari satuan Worcestershire Regiment, Royal Marines dan Kina’s African Rifles. Personel dari Special Air Service (SAS) yang mempunyai spesialisasi reconnaissance, raid and ambush serta counter-insurgency juga diterjunkan menghadapi MNLA pada 1950. Jika dijumlahkan secara keseluruhan, Militer Kolonial Inggris mengerahkan lebih dari 40.000 personel untuk menghadapi 10.000 gerilyawan MNLA. ![]() Peristiwa penghadangan dan penembakan di Pahang yang menyebabkan tewasnya pejabat British High Commissioner of Malaya Sir Henry Gurney pada Oktober 1951 merupakan titik balik bagi pergerakan MNLA. Kejadian ini membuat banyak rakyat menolak kampanye mereka, karena tidak ada lagi rasa aman. Apabila pejabat tinggi seperti Sir Henry Gurney saja bisa dibunuh dengan mudah oleh gerilyawan MNLA, apalagi rakyat. Pada Januari 1952 Perdana Menteri Inggris Winston Churchill menunjuk Letnan Jenderal Sir Gerald Walter Robert Templer untuk menjabat sebagai British High Commissioner of Malaya. Letnan Jenderal Templer berusaha mempercepat proses relokasi warga etnis Cina yang telah dilaksanakan lewat Briggs Plan. Menurutnya, cara yang tepat menumpas gerilyawan MNLAadalah dengan menarik simpati rakyat agar mau mendukung langkah Pemerintah Kolonial Inggris bukan menambah pasukan lagi. Cara ini dibarengi dengan memberikan imbalan materi bagi para penduduk yang memberikan informasi tentang keberadaan gerilyawan MNLA dan memperluas jaringan intelijen sipil untuk mendukung operasi militer yang dilakukan. Keberadaan Suku Dayak di hutan-hutan juga tidak luput dari kampanye Militer Inggris, mereka memanfaatkan kemampuan Suku Dayak untuk melakukan penjejakan terhadap gerilyawan MNLA yang selalu bergerak berpindah-pindah. Personel militer yang diterjunkan oleh Pemerintah Kolonial Inggris juga mulai memberikan bantuan kesehatan dan makanan kepada penduduk di hutan untuk menarik simpati mereka selain melaksanakan tugas pokoknya mengejar para gerilyawan MNLA. Langkah anti-gerilya ini terbukti efektif untuk mendorong para gerilyawan yang loyal jauh ke dalam hutan dan membuat mereka mulai merasakan kesulitan karena kekurangan suplai logistik sementara para gerilyawan yang menyerah mendapat pengampunan dari Pemerintah. Letnan Jenderal Templer juga mempercepat proses pembentukan Angkatan Bersenjata Malaya cikal bakal militer Malaysia, agar kelak mampu menyelesaikan konflik secara mandiri tanpa tergantung oleh kekuatan militer Inggris dan negara persemakmuran lainnya. MILITER MALAYSIA TERBENTUK DAN BERAKSI ![]() Melihat perkembangan situasi yang terjadi, dimana posisi gerilyawan MNLA semakin terjepit dan sulit mendapatkan logistik dan bantuan dari rakyat maka Chin Peng menilai bahwa perjuangan bersenjata sudah tidak bisa diandalkan lagi. Oleh sebab itu pada pertemuan dengan Pemerintah Kolonial Inggris dan beberapa pejabat dari Etnis Melayu di Baling pada 1955, Chin Peng menuntut diadakannya referendum bagi rakyat Malaya. Pertemuan ini diagendakan untuk mencari solusi yang saling menguntungkanantara Pemerintah, Penduduk Etnis Melayu, Etnis Cina dan Gerilyawan MNLA. Namun yang terjadi adalah Tunku Abdul Rahman, delegasi dari Etnis Melayu menolak semua syarat dan permintaan yang diajukan Chin Peng. Hal ini jelas meningkatkan kembali konflik yang terjadi. Pada 31 Agustus 1957, Malaya memperoleh kemerdekaan dari Pemerintah Kolonial Inggris menjadi Negara Malaysia di bawah pimpinan Perdana Menteri Tunku Abdul Rahman. Seiring dengan kemerdekaan ini, terbentuk pula militer Malaysia. Kemerdekaan ini membuat tujuan gerilya MNLA tidak relevan lagi dengan dalih memperjuangkan kemerdekaan dari Pemerintah Kolonial Inggris. Militer Malaysia yang baru terbentuk pun ikut menggempur gerilyawan komunis ini. Malayan Emegency ini menjadi operasi militer pertama dari angkatan bersenjata negara yang baru dimerdekakan ini. Perlawanan besar gerilyawan MNLA yang terakhir terjadi di Teluk Anson pada 1958, yang berujung menyerahnya para gerilyawan MNLA karena tidak tahan gempuran gabungan kekuatan militer Malaysia dan Inggris. Sisa-sisa gerilyawan MNLA kemudian mundur ke arah perbatasan Thailand. Chin Peng pun melarikan diri ke Cina dan akhirnya bermukim di Thailand. Pada akhirnya, konflik bersenjata ini menelan korban tewas 1.346 personel Militer Malaysia, 519 personel Tentara Inggris dan persemakmuran, 6.710 gerilyawan MNLA serta 2.478 penduduk sipil. Kekalahan gerilyawan MNLA disebabkan kekurangan dukungan logistik, diputusnya hubungan dengan organisasi Min Yuen dan penduduk etnis Cina yang direlokasi secara besar-besaran, tantangan dari penduduk etnis Melayu yang jelas menolak ajaran komunisme dan menolak persamaan derajat dengan penduduk etnis Cina, posisi mereka semakin terjepit oleh gerakan operasi militer dan operasi teritorial yang ditujukan untuk menarik simpati rakyat oleh personel militer Inggris dan negara persemakmurannya. Ditambah lagi kehancuran yang parah akibat pemboman yang dilakukan secara bertubi-tubi. Seiring dengan keadaan keamanan dan politik yang berangsur pulih, maka Pemerintah Malaysia mencabut keadaan darurat militer ini pada 12 Juli 1960. |
![]() |
![]() |
Sponsored Links |
Bookmarks |
Tags |
kisah militer, komunis, malayan emergency, militer malaysia |
![]() |
||||
Thread | Thread Starter | Forum | Replies | Last Post |
Indonesia Bangun Pangkalan Militer di Perbatasan dengan Malaysia | akiyamashinichi | Diplomasi dan Hubungan Internasional | 0 | 14th November 2014 10:04 AM |
Perkembangan Militer Negara Tetangga : Malaysia | admin | Forum Militer dan Pertahanan | Defence and Military | 1 | 11th September 2014 07:22 PM |
Mengukur Nyali Malaysia, Militer Indonesia Unggul atas Malaysia | reyzfuzby | Forum Militer dan Pertahanan | Defence and Military | 10 | 26th November 2013 07:46 PM |
Adu Kuat Militer Indonesia dan Malaysia | alnpr | Forum Militer dan Pertahanan | Defence and Military | 4 | 16th June 2013 08:14 PM |
Perkembangan Militer Malaysia - Malaysia Military Development | admin | Forumku Malaysia Boleh | 0 | 22nd December 2012 10:54 AM |
Currently Active Users Viewing This Thread: 1 (0 members and 1 guests) | |
Thread Tools | Search this Thread |
Display Modes | |
|
|
![]() |