Ketika menginginkan seorang bayi anda dituntut untuk melakukan serangkaian tahap-tahap yang wajib di dilakukan. Dari mulai menikah, positif hamil, mengandung, melahirkan hingga merawat bayi. Sayangnya tidak semua pasangan mengalami siklus ini secara alami. Beberapa pasangan mungkin ada yang kesulitan untuk mengandung bahkan tidak memiliki harapan untuk memiliki ketururan selamanya. Ada juga yang tidak ingin memiliki anak tapi dengan alaminya dia mengandung. Bukannya setiap wanita ingin hamil demi memiliki seorang anak? kenapa beberapa orang justru menolak? karena mereka tidak menjalani siklus yang seharusnya. Salah satu contohnya yakni ''Hamil diluar nikah'' bukankah kita sudah rentan sekali mendengar kasus seperti ini? Kasus ini semakin menjadi-jadi saja dan tidak terkendali.
Melangkahi salah satu saja tahap yang sudah saya paparkan sebelumnya, itu sangat fatal sekali loh, ya salah satunya kasus seperti ini. Selain melangkah hukum agama, tercoreng nama baik pula di muka umum, dan yang paling penting yakni keselamatan ibu dan bayi yang dikandung. Kasus hamil diluar nikah dominan menimpa siswi smp atau sma yang sedang ketat-ketatnya mengalami masa pubertas, meski telah memiliki syarat umum untuk dibuahi (karena sudah menstruasi) namun jika dilihat dari pandangan kesehatan tetap saja tidak baik. Faktor usia sangat berpengaruh sekali, karena kenapa? usia yang belum matang belum siap menerima segala resiko kelahiran bayi. Jika pun dipaksakan akan berdampak buruk. Apa saja dampak yang ditimbulkan?
Perawatan kehamilan yang kurang baik. Hal ini menyebabkan kualitas bayi di dalam kandungan tidak sehat
Tekanan darah tinggi. wanita yang berusia di bawah 20 tahun beresiko mengalami tekanan darah tinggi.
Kelahiran prematur. bayi juga beresiko mengalami masalah pernapasan, pencernaan, penglihatan, kognitif dan masalah lainnya.
Berat bayi rendah. Berat badan bayi yang dilahirkan biasanya sekitar 1.500-2.500 gram.
Depresi postpartum. yakni depresi setelah melahirkan bayi. Hal ini akan berpengaruh terhadap perawatan bayi.
KB sebelum hamil beresiko kemandulan, benarkah?