Alat Musik Tradisional Betawi yang Sering Kita Temui Sehari-hari

[Hila]

Pernahkah kamu sedang main di daerah rumah temanmu, lalu terdengar alunan musik tabuh yang mengalun mengikuti nada-nada solawatan di acara pengajian?
Atau, mungkin kamu juga sering berpapasan dengan orang-orang berkostum ondel-ondel yang menyusuri jalan diikuti dengan alunan suara alat musik dawai yang digesek?

Mungkin sekilas kita akan bertanya, alat musik apakah yang kita dengarkan itu? Apakah itu alat-alat musik Arab, Tiongkok, atau bahkan Barat?

Jawabannya tentu saja bukan!

Alat-alat musik tersebut merupakan alat musik tradisional khas masyarakat Betawi di Jabodetabek. Meskipun kelihatannya atau kedengarannya alatnya mirip dengan alat-alat musik yang pernah kita lihat pada orkestrasi dunia atau pada panggung-panggung Timur Tengah, alat musik itu adalah khazanah kekayaan budaya Betawi.

Alat musik tradisional Indonesia pada umumnya mungkin dikenal sebagai alat musik daerah tertentu di Indonesia. Jakarta sebagai melting pot beragam kebudayaan, tak terkecuali kebudayaan luar Indonesia, ternyata masih memiliki alat musik khas, yakni alat-alat musik Betawi.

Lalu, jika itu dapat dikategorikan sebagai alat musik khas Betawi, apa saja jenis alat musik Betawi tersebut? Berikut paparannya.

Marawis


Salah satu alat-alat musik yang sering kita dengar ketika ada pentas pada sebuah pengajian adalah marawis. Marawis ini seringkali ditemui di kalangan masyarakat Betawi di pinggiran maupun tengah kota Jakarta.

Selain digunakan untuk acara pengajian atau pentas keagamaan, alat musik ini juga sering digunakan untuk pengiring prosesi perkawinan adat khas Betawi. Marawis terdiri dari beberapa macam alat pukul, layaknya rebana, yang berukuran kecil, sedang, hingga besar. Biasanya, para pemain yang memainkan marawis dalam sebuah pentas harus juga menggunakan atribut, seperti seragam, peci, maupun pakaian ondel-ondel.

Sukong

Sukong adalah alat musik sejenis rebab dengan suara yang lebih rendah, atau ngebas. Ukuran dari sukong sendiri juga sedikit lebih kecil dari rebab. Biasanya, sukong lebih banyak dipetik. Namun, dalam beberapa kesempatan, biasanya ada juga yang memainkan sukong dengan cara digesek layaknya rebab.

Jumlah senar dari sukong ini berjumlah 2 buah dan bernada dasar pada G. Bentuk yang cukup unik dan nada dasar dari sukong yang rendah menimbulkan suara yang cukup unik ketika dikumandangkan. Biasanya, sukong menjadi salah satu alat yang wajib ada dalam orkes gambang kromong.

Tanjidor


Jika Barat atau Eropa memiliki alat musik trambolin dan trumpet, di Betawi ada yang namanya tanjidor. Tanjidor adalah sejenis alat musik tiup yang biasanya memang dilantunkan dalam sebuah pertunjukan orkes tanjidor. Menurut sejarah, alat musik ini sudah ada di Betawi sejak abad ke-19.

Dahulu alat ini dibawa ke Betawi atas usulan Mayor Jantje di daerah Citeureup. Kemudian, alat musik ini digunakan untuk pertunjukan dari sebuah grup musik Tangsi yang dimainkan oleh warga Betawi dengan nada yang agak fals. Nah, semenjak itu, alat musik ini menjadi ciri khas orkes atau pertunjukan musik tradisional Betawi sampai sekarang.

Selain ketiga alat musik khas Betawi yang sangat populer tersebut, masih ada beberapa alat musik yang diklaim merupakan alat musik tradisional Betawi. Misalnya, saja Gambus, Gong, Gender, Gendang, Kemong, maupun Gambang Kromong.

Wah, ternyata banyak juga ya alat musik tradisional Betawi. Kamu yang tinggal di Jakarta, sudah tahu belum? Jangan sampai lupa akan kesenian maupun alat musik tradisional kita, ya!