Quote:

Ekspresi Hendro, atlet Jalan cepat Jawa Barat seusai memenangkan nomor putra 10.000 meter pada Kejurnas Atletik 2014 di Stadion Rawamangun, 21 Agustus 2014. TEMPO/Reza Januar Pratama
|
TEMPO.CO, Jakarta - Atlet jalan cepat nomor 20 kilometer nasional, Hendro Yap, tetap berniat menjalani latihan di Korea Selatan meski harus membiayai sendiri sebagian ongkosnya. "KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) Jawa Barat memiliki kerja sama dengan Korea," katanya kepada Tempo, Ahad, 22 Februari. 2015 "Jadi dananya sebagian dari KONI Jabar, sebagian uang sendiri."
Hendro, 25 tahun, berharap bisa berlatih di Korea karena tidak hanya ingin mempertahankan medali emasnya di SEA Games Singapura 2015, Juni mendatang, tapi juga berencana memecahkan rekor SEA Games yang sudah bertahan selama 18 tahun. "Sudah lama sekali rekor itu tidak dipecahkan."
Hendro adalah peraih medali emas SEA Games Myanmar 2013 dengan catatan waktu 1 jam 29 menit 41 detik. Catatan waktu ini jauh lebih baik dibanding yang ia capai pada SEA Games Indonesia 2011. Saat itu dia beroleh medali perak dengan catatan waktu 1 jam 33 menit 34 detik.
Tahun lalu, Hendro berhasil memperbaiki catatan waktu terbaiknya sekaligus mencetak rekor nasional saat berlomba di Piala Dunia Jalan Cepat IAAF (Federasi Atletik Dunia) di Taicang, Cina, 3-4 Mei 2014.
Saat itu Hendro mencetak catatan waktu 1 jam 29 menit 24 detik. Rekor yang dicetak Hendro itu berselisih 11 detik dengan rekor SEA Games yang dicetak atlet Malaysia, Harbans Singh Narinde, dalam SEA Games Jakarta 1997.
Sekarang Hendro dan pelatihnya masih berlatih di Pengalengan, Jawa Barat. Adapun kendala yang dihadapi Hendro dalam mempersiapkan diri menghadapi SEA Games mendatang adalah kondisi lutut kirinya. "Lutut kiri saya baru pulih dari cedera setelah SEA Games 2013," ujarnya.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas Johansyah Lubis berharap Hendro bisa mempertahankan medali emas yang ia peroleh dalam SEA Games 2013.
Ihwal kamp pelatihan di Korea, Johansyah menyatakan tidak membatasi keinginan atlet berlatih di luar negeri. "Latihan di mana saja tidak ada masalah," ujarnya. "Tapi ini semua harus dikoordinasikan dengan pengurus cabang olahraganya."
Menurut Johansyah, Hendro tetap memiliki hak dana akomodasi sejumlah Rp 200 ribu per hari. "Jadi silakan saja kalau mau dikombinasikan antara dana yang kami berikan dan bantuan dari KONI Jawa Barat," ucapnya.
Johansyah menambahkan, ada kemungkinan plafon dana akomodasi dan konsumsi ditingkatkan. "Kami masih menunggu APBN-P (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan). Tapi, sementara ini kami masih menggunakan yang Rp 200 ribu dulu," ujarnya.
sumber
http://www.tempo.co/read/news/2015/0...tihan-di-Korea