![]() |
|
![]() |
Notices |
Forum TulisanKu MyWriting Main Forum Description |
![]() ![]() |
|
Thread Tools | Search this Thread | Display Modes |
![]() |
#1 |
Ketua RT
Join Date: 22 Nov 2016
Userid: 5792
Posts: 89
Likes: 0
Liked 0 Times in 0 Posts
|
![]() Contoh Artikel Pendidikan
MENJELANG bergulirnya tahun ajaran baru 2016/2017, dunia pendidikan mendapat angin segar dengan terbitnya regulasi baru mengenai masa orientasi siswa (MOS). Jika sejak dulu MOS identik dengan perpeloncoan yang mengandung muatan bullying, kekerasan fisik, ancaman, hukuman (punishment), dan hal tak nyaman lainnya, kini pengenalan terhadap sekolah baru harus dilaksanakan secara humanis. Kabar baik ini memberikan kelegaan bagi siswa, guru, dan para orangtua. Sebab, orientasi siswa yang mengeliminasi rasa takut siswa akan memberikan rasa aman. Bahkan, kebijakan ini dapat menutup buku catatan merah atas sederetan siswa baru yang menjadi korban dari `keganasan’ MOS yang dilakukan senior atau orang lain di sekolah. Harus diakui bahwa banyak siswa merasa keberatan dengan MOS konvensional yang padat dengan sejumlah tugas berat. Siswa baru yang semestinya beradaptasi dengan lingkungan belajar baru dan menemukan motivasi untuk melejitkan prestasi justru mendapat kesibukan yang pelik. Di antara penugasan klasik MOS yang (sejak dulu) penting untuk dihapus, misalnya, mengumpulkan ratusan merica dan mencari bahan-bahan yang `langka’. Jika siswa tak berhasil menemukannya, hukuman pun siap menanti. Di sisi lain, para senior juga seolah menjadi sosok otoriter. Sayangnya, kultur negatif saat MOS seolah dimafhumi. Terkecuali siswa baru, banyak pihak abai terhadap MOS yang `menyiksa’. Konsekuensi logisnya, suburlah budaya MOS yang sarat dengan kekerasan, baik verbal, fisik, ataupun mental. Padahal, dampak MOS yang penuh nuansa kecemasan sangat signifikan. Dalam jangka pendek, siswa baru akan mendapat hambatan penyesuaian diri dan mengalami perasaan bersalah. Hal ini wajar sebab filosofi MOS yang banyak dianut sekolah ialah `menempa mental’. Sayangnya, penempaan mental dimaknai dengan sangat sempit, yakni dengan tindakan memarahi, menghukum, dan menyalahkan. pengertian-pendidikan Dalam perspektif psikologi, sikap memarahi, menghukum, dan menyalahkan dapat menjadi sumber petaka bagi orang lain. Seseorang yang dihukum, dimarahi, dan disalahkan akan rentan memiliki perasaan bersalah yang luar biasa. Bahkan, kemarahan yang secara repetitif dapat menurunkan kepercayaan diri dan motivasi. Kemarahan akan menimbulkan luka. Kenyataan ini semakin menegaskan bahwa energi negatif pada MOS yang konvensional harus diubah menjadi energi positif. Alih-alih memberikan rasa sakit kepada siswa baru, MOS idealnya dapat menjadi penyembuh. Penyembuh bagi siswa atas derita emosi, mental, dan perilaku. Poin pentingnya ialah tidak semua siswa masuk ke sekolah baru dalam keadaan baik-baik saja. Bisa saja, mereka anak yang lahir dari keluarga bermasalah dan tak memiliki gairah menuntut ilmu, kecuali demi formalitas belaka. Jika guru dan pengambil kebijakan di sekolah abai terhadap kondisi awal siswa baru, jangan heran jika di kemudian hari mereka menjadi sumber masalah di sekolah. Sebab, anak-anak dengan permasalahan intrapersonal yang tak selesai cenderung mela hirkan hubungan interpersonal yang buruk dengan orang lain. Pada titik inilah, MOS semestinya diselenggarakan dalam kerangka pengenalan dalam arti yang sebenarnya. Dalam kegiatan orientasi siswa, pendekatan dari hati ke hati sangat diperlukan. Guru diharapkan memiliki kepekaan dan mampu menjalin kedekatan dengan siswa baru sehingga ketika dalam masa orientasi siswa ada beberapa anak didik yang belum bisa mengikuti peraturan dan ritme kegiatan, guru mesti lebih awas. Di masa orientasi, guru perlu memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk melakukan pendekatan terhadap siswa, memperkenalkan kultur belajar, dan yang paling penting menyuntikkan semangat baru. Sekolah baru semestinya dapat menghadirkan iklim belajar yang lebih positif. MOS harus diubah, dari gaya konvensional menuju profesional. Sejak awal, guru perlu membangun nuansa kenyamanan. Dengan demikian, hambatan psikologis siswa dalam beradaptasi dengan orang-orang baru, lingkungan baru, dan budaya belajar dapat berjalan dengan optimal. Ibarat membuka lembaran baru, para guru mesti mempersiapkan diri untuk menyambut siswa. Terlebih dahulu, guru perlu membangun kesiapan mental. Mereka harus meyakini akan kemampuan dalam mengajar dan mendidik siswa dengan baik. Di sisi lain, siswa juga perlu membuka diri terhadap pengalaman-pengalaman baru tanpa dihantui rasa takut. Dalam mengenali siswa, ada baiknya guru juga memetakan potensi siswa. Tantangan selanjutnya ialah mampukah guru bersikap apresiatif atas prestasi siswa? Di sisi lain, bukan hal yang mudah mendeteksi potensi siswa dengan prestasi yang belum tampak. Upaya ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Sepanjang rentang waktu belajar, guru perlu cermat memperhatikan siswa. Meski demikian, satu hal yang harus diingat ialah setiap anak memiliki perbedaan individual yang unik sehingga guru tidak perlu membandingkan siswa satu dengan siswa lainnya. Kepercayaan dari pendidik bahwa semua siswa memiliki potensi dan dapat berprestasi dengan cara masing-masing merupakan starting point yang ideal untuk memulai tahun ajaran baru. Tidak hanya kepada siswa, alangkah baiknya jika masa orientasi juga diikuti dengan pengenalan orangtua terhadap sekolah, guru, dan kultur belajar. Hal ini penting, sebab hubungan yang harmonis antara guru dan orangtua akan berdampak pada pengajaranpengasuhan yang seirama. Keberhasilan guru dalam menjalin kedekatan dengan siswa (sekaligus orangtua) di masa-masa awal tahun ajaran sangatlah penting. Sebab, suatu ketika jika anak mengalami permasalahan perilaku, keluarga menjadi partner bagi sekolah untuk mendukung penyelesaian masalah. Betapa banyak kasus kenakalan siswa yang tak terpecahkan karena kegagalan komunikasi. Alhasil, siswa yang dinilai nakal pun semakin tidak menyadari kesalahannya, bahkan semakin berada dalam taraf keparahan yang serius. Padahal, penanganan terha dap anak-anak bermasalah hanya akan efektif jika sekolah akrab menjalin kerja sama dengan orangtua. Sekolah sangat perlu membangun kedekatan dengan siswa, sebagaimana orangtua menjalin kedekatan dengan anak kandungnya. Sebab, transformasi nilai-nilai kebajikan hanya akan efektif apabila dilakukan figur otoritas. Nah, dalam masa orientasi siswa, sekolah harus berhasil membangun diri sebagai figur otoritas bagi para siswa. Kegagalan sekolah dalam mengenali siswa akan berdampak buruk pada proses belajar dan mengajar. Tidak sedikit guru yang ingin menyampaikan maksud baik justru ditanggapi negatif oleh siswa, demikian pula sebaliknya. Dalam jangka panjang, situasi itu dapat menyuburkan benih kebencian sehingga menyakitkan hubungan guru dengan siswa. Dunia pendidikan tak hanya memerlukan guru yang cerdas saja, tapi juga yang mau dan mampu memahami karakter siswa. Pemahaman yang baik terhadap karakter siswa dapat membimbing guru untuk dapat mengajar dan membimbing setiap siswa dengan metode yang paling tepat. Pada muaranya, MOS harus menjadi momentum untuk memulai hubungan yang harmonis antara siswa baru, kakak kelas, guru, dan lingkungan sekolah. Sebab, tugas kependidikan yang diemban guru dan siswa tidaklah mudah. Tugas kependidikan untuk mencerdaskan siswa dan membentuk karakter positif hanya akan berhasil jika guru dan siswa mampu mengenal dan menjalin hubungan yang produktif. Untuk menuju hal itu, aktivitas MOS yang tak berkaitan dengan tujuan utama harus ditiadakan, diganti dengan kegiatan positif yang memupuk motivasi belajar, berprestasi, dan bersikap secara positif. Contoh Cerpen-Cerpen Kompas Minggu untuk Inspirasi UNTUK REDI PANUJU Contoh Cerpen 1 : Ketika Jebule lahir, alam tidak menunjukkan gejala-gejala aneh: tidak ada angin ribut, tidak ada gempa, tidak ada tanah longsor, semua tidak ada, semua biasa-biasa saja. Meskipun demikian, ketika dia lahir, ada sebuah keajaiban: leher Jebule miring. Dan dukun bayi buta huruf tahu apa sebabnya: pinggul ibu Jebule terlalu sempit, tapi, berkat kecerdasan pemberian Tuhan kepada dukun bayi buta huruf ini, dukun buta huruf bersumpah, bahwa dia akan sanggup meluruskan leher Jebule. Dan karena semua penduduk melarat, upah bagi dukun bayi buta huruf cukup sederhana bagi orang-orang lain pada umumnya, tetapi sangat berat bagi penduduk desa terpencil itu: lima potong gula jawa. Manfaat gula jawa: menahan kelaparan, dan memang semua penduduk desa terpencil itu mulai lahir sampai nyawanya melayang perutnya selamanya tidak pernah kenyang. Demikianlah, setiap hari dukun bayi buta huruf ini datang ke gubuk ibu Jebule, memijat-mijat Jebule, menelusuri syaraf, otot, dan jalan darah Jebule, untuk mencari rahasia bagaimana cara membetulkan lehernya. Dia juga memijat-mijat tubuh ibu Jebule, terutama pinggulnya. Setelah beberapa hari datang ke gubuk ibu Jebule, berkatalah dukun bayi buta huruf: ”Saya tahu Jebule bukan anak suamimu.” Suami ibu Jebule buta sejak lahir, lebih banyak menganggur daripada bekerja, dan kesenangannya adalah mengelus-elus pipa rokoknya, sampai halus dan licin. Untuk membeli rokok dia tidak punya uang, maka, kecuali menggosok-gosok pipanya kadang-kadang lebih dari delapan belas jam sehari, dia hanya mampu menyedot-nyedot pipanya seolah-olah menyedot-nyedot tembakau menyala. Contoh Puisi Pendek Terbaru dari Sastrawan Indonesia CONTOH PUISI PENDEK Puisi pendek berikut ini, adalah puisi terbaru dari sastrawan Ibnu Wahyudi dalam buku Pagi Menjadi Ibu. IBNU WAHYUDI Ibnu Wahyudi (lahir di Ampel, Boyolali, Jawa Tengah, 24 Juni 1958; umur 58 tahun) adalah seorang sastrawan Indonesia. Saat ini ia adalah dosen di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (d/h Fakultas Sastra) Universitas Indonesia selain menjadi pengajar-tamu di Jakarta International Korean School (sejak tahun 2001), di Prasetiya Mulya Business School (sejak tahun 2005), di Universitas Multimedia Nusantara (sejak tahun 2009), dan di SIM University Singapura. Pendidikan S1 dalam bidang Sastra Indonesia Modern diselesaikan di Fakultas Sastra Universitas Indonesia tahun 1984. Antara tahun 1991 sampai dengan 1993 Ibnu Wahyudi mengikuti kuliah di Center for Comparative Literature and Cultural Studies, Monash University, Melbourne, Australia dan memperoleh gelar MA, serta menempuh pendidikan doktor (Ilmu Susastra) di Program Pascasarjana UI. Selama 3 tahun (1997-2000) menjadi dosen tamu di Hankuk University of Foreign Studies, Seoul, Korea Selatan. Kumpulan puisinya yang sudah terbit adalah Masih Bersama Musim (KutuBuku, 2005), Haikuku (Artiseni, 2009), dan Ketika Cinta (BukuPop, 2009); sementara kumpulan prosamininya berjudul Nama yang Mendera (Citra Aji Parama, 2010). Buku puisinya Masih Bersama Musim masuk dalam 10 besar penghargaan Khatulistiwa Literary Award 2005. Buku-buku yang pernah disusun atau disuntingnya adalah Lembar-lembar Sajak Lama (kumpulan sajak P. Sengodjo), terbitan Balai Pustaka (1982), Pahlawan dan Kucing (kumpulan cerpen Suripman) terbitan Balai Pustaka (1984), Konstelasi Sastra (Hiski, 1990), Erotisme dalam sastra (1994), Menyoal Sastra Marginal (2004), “Toilet Lantai 13” (Aksara 13, 2008), “Ode Kebangkitan” (2008), dan banyak lagi. CONTOH PUISI IBNU WAHYUDI contoh puisi pendek MEMBACA SEPINTAS membaca sepintas tak mungkin paham tuntas menyimak sepotong baru seperti tong kosong dikemas semua menjadi pandangan terkadang diberi nama penafsiran diungkap secara gagah sangat sering dilandasi pongah : realitas kekinian sementara pemahaman sungguh ibarat alur selokan mengarus berbareng ragam wacana menuju samudera begitu panjangnya persekutuan pelbagai warga sungai bersepaham berdialog sepanjang arus sabar berproses bertungkus lumus : mewujud lautan penuh arti 9/10/16 SAJAK KEDUA RATUS DELAPAN PULUH TIGA sebuah kelengangan berjalan melenggang dengan penuh keramahan dan jauh dari kemarahan tiba di rumah senyumnya tetap murah bahkan seusai lelah sesuai sebuah petuah sebab senyum merekah lebih membahagiakan mereka dan semuanya mudah dilakukan oleh kaum muda maka kirimkan salam jangan dengan rasa malas tapi sepenuh hati yang tetap yakni siapa saja yang tepat di setiap hari sepenuh cinta kepada hati yang setia bercita-cita 9/10/16 SAJAK KEDUA RATUS DELAPAN PULUH DUA arah angin yang risau meniup jalur rencana jadi kacau senja pun dicekam gamang dan tiba-tiba semua jadi remang sedang kita masih dipusingkan arus menuju mata angin yang tirus : teka-teki abadi tapi kita terlanjur suka misteri atau sesungguhnya dijebak kalkulasi? hanya ada entah yang sering datang tanpa arah dan ketika arah sendiri nanar perjalanan kita jadi begitu samar 8/10/16 SAJAK KEDUA RATUS DELAPAN PULUH SATU kuselimuti pagi biar hangat aku tak mengharap ia selesma pun, tak dapat kubayangkan jika esok hanya siang yang kujumpa atau tak ada sesiapa atau bahkan tanpa hari yang elok 7/10/16 SAJAK KEDUA RATUS DELAPAN PULUH terjaga dari keterlenaan selayaknya jadi pelajaran sebab kita umumnya suka berlena bercengkerama dengan mimpi memasuki area maya dan menistakan diri dengan ilusi maka keterjagaan semestinya menjadi titik pangkal bagi suatu pintu kesadaran sebab rasa penuh sesal selalu tak pernah dapat dibayar termasuk menjaga ibu yang mungkin telah jadi masa lalu 6/10/16 SAJAK KEDUA RATUS TUJUH PULUH SEMBILAN kerinduan yang menelaga aku rapikan dengan siasat rasa biar riaknya tak membadai agar riciknya tak membantai sebab kerinduan yang bertimbun suka menelikung di balik rimbun yang gelagatnya sulit dicerna dan sering pula menyulap diri jadi luka 5/10/16 SAJAK KEDUA RATUS TUJUH PULUH DELAPAN jangan kau paksa cinta sebagai kata kerja kuasamu cuma bertepuk sendirian tak ada yang bertekuk lutut bahkan sebab bukan inti rasa pemicunya tapi sihir sesaat yang kodian dan gede rasa berlebihan maka jangan kau minta cinta untuk berhimpun ketika sedikit getar pun nihil adanya 4/10/16 SAJAK KEDUA RATUS TUJUH PULUH TUJUH kegandaan telah lama membagi resah seperti rel, di ujung tetap terpisah seperti juga hidup, penuh ketaksaan : kita harus menggariskan pilihan bahkan saat tak berhasrat memilih dua kemungkinan terus menunggu dan tak kurangnya menawarkan perih seirama berjinjitnya waktu 3/10/16 SAJAK KEDUA RATUS TUJUH PULUH ENAM tak perlu kau merasa merana jalan saja sebagaimana harusnya jangan pedulikan pendaku karibmu tapi alpa akan langkah baru yang tengah kau mulai jangan hiraukan mereka yang pandai menyebut diri yang nyatakan seiman denganmu tapi lebih suka senyap saja dan begitu meriah sambut hari padahal milik engkau punya seteru memang kelatahan yang berkuasa sadar diri bagai suatu yang langka 2/10/16 SAJAK KEDUA RATUS TUJUH PULUH LIMA aku tersuruk dalam kekalutan kiri-kanan kemacetan pikiran depan-belakang kekalutan nalar atas-bawah kenarsisan mengular di mana-mana kedok berpesta mengobral kata tapi terima kasih kesemuanya lekas jadi karib lantas menjagaku dari kekelaman dan tetap ada yang masih yaitu latihan mengasah nasib sebab kita jua yang tentukan jalan selain Dia 1/10/16 SAJAK KEDUA RATUS TUJUH PULUH EMPAT mencintaimu dengan rintik kata taruhlah sebagai masa lalu sebab menjaga dan menempatkanmu dalam istana di jiwa lebih punya mutu maka tak perlu kata cinta itu lagi memang penting buatmu belajar menimbang hati dengan neraca kalbu dan percaya sepenuh diri akan perhatianku 30/9/16 SAJAK KEDUA RATUS TUJUH PULUH TIGA masih dalam kuasa rinai tangkap saja ia sebagai amsal atau pereda panas tak tepermanai yang kau idap lantaran rasa kesal suka mengada di catatan pagimu padahal kau ingin betul seperti ilmu dikejar sampai negeri tirai bambu agaknya rehat yang kau perlukan ruang di otakmu telah sesak jendela hati coba kuakkan biar kesumpekan tak berdesak dan sisa harimu berbianglala penuh hasrat dunia penuh gairah nirwana 29/9/16 SAJAK KEDUA RATUS TUJUH PULUH DUA Cinta tak mensyaratkan kata. Rasa, jiwa utamanya, mancar bagai turbin dalam seruas doa dan kuasa. Setia. Sampai entah dan di alam lain. Mungkin. Tapi yang meluas itu cinta; sebagai kata. Kita tahu, ia cepat menguap tanpa beban dan amat santai sehingga jangan terlalu punya harap. Atasnya. 28/9/16 SAJAK KEDUA RATUS TUJUH PULUH SATU kulesatkan anak rinduku agar ia mendewasa berpinak asmara dan menabur benih cinta menjadi pohon randu yang ceiba lantas melintas-lintas tanpa henti mengimbangi segenap risau hati tangkaplah anak rinduku itu niscaya serat kapuk sayang menyelimuti sehingga bukan dengki yang kau tabung tapi menghargai sesamamu dengan rasa yang bermuara dari nurani bukan dari kalkulasi menuai untung 27/9/16 SAJAK KEDUA RATUS TUJUH PULUH Mengendarai kelelahan, aku luluh tanpa keluh. Rasa menyerah kuganti gairah yang kuletupkan sebab pasrah tak selamanya layak sebagai kawan. Namun aku sungguh punya batas. Aroma pereda dan peringan beban mengepungku, memaksaku tiarap supaya aku masih punya harap. 26/9/16 SAJAK KEDUA RATUS ENAM PULUH SEMBILAN kuhentikan waktu cakrawala pun terkesima berkejaran dengan pesona berdekapan dengan bahagia ada-ada saja bahkan matahari hendak kita bawa bersama salju yang kita rindu serta setangkup bianglala bagi hiasan waktu yang kita alpa melesatnya sekawanan jemu sebab dalam kehentian yang tiada tak akan menggericik bahkan untuk sebuah titik kita memang suka mengada-ada tapi tak mengapa 25/9/16 |
![]() |
![]() |
Sponsored Links |
![]() |
#2 |
Warga Forumku
Join Date: 6 May 2017
Userid: 6208
Location: Jakarta
Posts: 6
Likes: 0
Liked 0 Times in 0 Posts
|
![]() Wah, bisa jadi referensi yang tepat nih untuk bikin sajak dan puisi karya sendiri. Tapi kok saya bingung yaa? pertama2 bahas MOS tapi selanjutnya bahas artikel pendidikan XD
__________________
BBS - The International School in Jakarta which have "A" Level IGCSE Program and Cambridge International Examinations. |
![]() |
![]() |
![]() ![]() |
Bookmarks |
Tags |
artikel, contoh, pendidikan |
![]() |
||||
Thread | Thread Starter | Forum | Replies | Last Post |
Artikel pendidikan tentang kekerasan di sekolah | lelawiro | Learning and Education : Belajar Mengajar | 1 | 29th March 2018 05:45 PM |
Contoh Artikel Pendidikan | adinu | Forum BukuKuBaca | 0 | 16th January 2017 09:43 AM |
Contoh Artikel Bahasa Indonesia yang Menarik dari Koran Nasional | adinu | Forum BukuKuBaca | 0 | 13th January 2017 04:03 PM |
Artikel tentang pendidikan karakter anak usia dini sebagai pembekalan diri | muklisnasution | Forumku the Lounge | 0 | 19th January 2016 12:47 PM |
Contoh Isi Teks Pidato Singkat Tentang Pendidikan | idjoel | Indonesia Indah! | 1 | 23rd November 2015 05:32 PM |
Currently Active Users Viewing This Thread: 1 (0 members and 1 guests) | |
Thread Tools | Search this Thread |
Display Modes | |
|
|
![]() |