
Agus Hermanto saat diwawancarai wartawan. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Presiden Joko Widodo menyindir sejumlah politikus yang sengaja menghembuskan isu penurunan daya beli demi kepentingan mereka di pemilu 2019. Pernyataan Presiden ini mendapat tanggapan dari Wakil Ketua DPR yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Agus Hermanto.
Menurut dia, tak bisa dipungkiri memang daya beli masyarakat turun sejak Jokowi menjadi Presiden.
"Mungkin saya sampaikan daya beli masyarakat khususnya masyarakat menengah ke bawah saat ini dan seterusnya mulai menurun mulai dari pemerintah Jokowi," ujar Agus di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (4/10).
"Ini tak bisa dibilang rasa-rasannya dengan perasaan. Ada indikator ekonomi kita, jelas bahwa laju pertumbuhan ekonomi sejak zaman Jokowi turun," lanjutnya.
Agus mencontohkan pertumbuhan ekonomi di zaman Susilo Bambang Yudhoyono yang mencapai 6-7 persen sementara saat ini pertumbuhan ekonomi sekitar 4-5 persen. Daya beli masyarakat, lanjut dia, tak bisa dipungkiri menjadi faktor utama yang berkontribusi kepada GDP.
Ia juga meminta Jokowi untuk membuktikan pernyataanya. Menurut dia, saat ini laju pertumbuhan ekonomi jelas turun, pun dengan pendapatan per kapita. Yang naik justru utang. Padahal utang seharusnya dapat digunakan untuk hal yang produktif.
"Ini kita utangnya nambah laju ekonomi tak nambah," tuturnya.
Oleh sebab itu, Partai Demokrat menyarankan pemerintah untuk segera menguatkan laju pertumbuhan ekonomi secara makro. Selain itu, upaya penguatan daya beli masyarakat juga harus dilakukan khususnya untuk lapisan menengah ke bawah.
"Masyarakat secara harafiah harus punya uang, punya kemampuan ekonomi untuk mengonsumsi produk dan jasa dalam negeri. Kalau itu tidak terjadi, maka produk dan jasa dalam negeri itu tidak terkonsumsi," ujarnya.
https://kumparan.com/ananda-wardhiat...pentingan-2019